★彡Chapter. 3彡★

59 21 6
                                    

Bel sekolah sudah berdering tujuh menit yang lalu. Saat ini Sohyun sedang duduk di halte tak jauh dari sekolahnya. Sambil mengunyah permen karet____ pemberian dari Yiren. Matanya tak sengaja memperhatikan dua orang di depan gerbang sana. Sohyun kenal siapa mereka.

Sohyun tau mereka adalah sepasang kekasih. Tapi sepertinya mereka sedang ada masalah. Yang satu sedang memohon dan berusaha menahan, yang satu lagi terlihat kesal dan marah__ berusaha ingin menjauh. Sepertinya ada perdebatan pada sepasang kekasih itu.

"Mereka kenapa?" Sohyun menggumam tanpa melepas pandangan dari mereka.

"Tunggu. Kenapa aku jadi ingin tau masalah mereka sih?! Itu kan bukan urusanku." Sohyun mendengus

Sementara di depan gerbangnya, Hyolyn terus merengek dan berusaha menahan kepergian Jungkook yang baru saja akan melajukan motornya tapi terpaksa diurungkan.

Jungkook mendesis kesal di balik helmnya lalu membuka kaca helm kasar "Bisa minggir?! Aku mau pulang!" dingin sekali ucapannya sempat berhasil membuat gadis itu diam.

"Jung, ayolah aku bisa menjelaskan. Bisakah kau membagikan waktumu sebentar untuk kita bicara? Please..." kedua tangannya mengepal memohon.

"Maaf, waktuku sangat berharga untuk bicara omong kosong denganmu," Jungkook menutup kacanya kembali dan bersiap untuk menyalakan mesin motor dan siap melaju namun lagi lagi gagal karena gadis itu menghalangi jalannya. Kalau Jungkook orang yang tega mungkin ia akan langsung tabrak gadis itu.

"Jangan membuatku ingin mencakar wajahmu sekarang juga!"

"Aku dan Hyunsoo tidak ada hubungan apapun. Kita hanya teman. Kau percaya padaku kan?"

"Dengar, mau kalian pacaran atau tidak, itu bukan urusanku. Kita sudah berakhir. Pacari saja pria itu. Aku tidak akan melarangmu."

Raut wajah Hyolyn berubah sendu "Kenapa kau bicara begitu? Kau seolah tidak mempedulikan aku lagi,"

"Ya. Asal kau tau. Aku paling tidak suka dengan gadis serakah sepertimu. Kalau kau memang menyukai aku dan Hyunsoo, setidaknya kau pilih salah satunya. Kau tidak harus memiliki keduanya. Itu akan melukai perasaan kami. Jangan tanya aku tau darimana!"
Seolah bisu gadis itu hanya terdiam saja

"Kau tau tidak, mana ada sih orang yang rela cintanya dibagi!"

"Sudah lupakan saja. Sebaiknya kau menyingkir. Jangan halangi aku." gadis itu menurut lalu hanya bisa menatap Jungkook yang perlahan menjauh bersama motornya.

Disisi lain Sohyun ikut melongok kepergian Jungkook yang melaju dengan kecepatan normalnya. Pria itu tidak menyadari keberadaannya saat melewatinya yang sedang duduk di halte___menatapnya heran.

"Dia pulang sendiri. Kok, Hyolyn malah ditinggal? Tidak di tawari tumpangan apa? Dasar pacar yang jahat!" lalu tatapannya beralih ke sana____ Hyolyn yang terlihat begitu lesu. 

Tiba-tiba andangan Sohyun buyar saat sadar kalau bis nya sudah datang.

~~~

"Aku pulang!"

Hening

Matanya mulai mencari sosok sang ayah namun tidak ada.

"Ayah?!" matanya berputar ke penjuru ruangan

"Sepertinya belum pulang,"

Sohyun berjalan memasuki kamarnya. Melempar tasnya asal lalu duduk di ranjangnya. Tangannya bergerak mengambil sesuatu di mulutnya. Menatap permen karet bekas kunyahan yang sudah berwarna putih dan terasa hambar di lidahnya dengan senyuman miris. Seolah menyamakan hidupnya seperti permen itu___ hambar. Tidak ada rasa bahagia. Yang ada ia merasakan kesakitan dan penderitaan. Pahit dan mengenaskan.

Kind annoying guy who is kindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang