Preambul

126 14 0
                                    


Agaknya, memang kisah ini diawali dengan sesuatu hal yang sangat teramat manis. Ketika pria tampan irit ekspresi itu berjalan mendekati pangeran sekolah. Melemparkan sebuah buku dengan rangkaian teka-teki bunga yang menurutnya- lebih sinting.

Si sialan ketua OSIS dengan nama Sabiru itu bahkan tak mengucapkan sepatah kata pun. Ia hanya, tersenyum miring diiringi teriakan para gadis yang melihat sebagai kejadian yang manis. Padahal si pangeran sekolah tahu persis jika ketua OSIS yang mereka idolakan, tak lebih baik dari dirinya. Pria menyebalkan yang ditutupi kebaikan bak malaikat miliknya.

Aksara melongo tidak percaya, dengan raut wajah yang hanya terdiam melihat sebuah buku dengan sampul cokelat yang sangat tidak menarik itu terbuang diatas lantai. Mengamati Sabiru dari jarak satu meter.

"Apa maksudnya? Lo ngapain ngelempar buku tulis kearah gue hah? Tangan lo udah ngga sanggup buat nyerahin secara baik-baik apa gimana?!" Aksara rasanya ingin memukul wajah sialan Sabiru itu dengan kepalan tangannya. Apa ia tidak sadar, jika mereka sedang diawasi oleh siswa lainnya? Ah, lebih tepatnya dengan siswa satu sekolah.

Sabiru hanya menyeringai tipis, yang bahkan terlihat seperti tersenyum dengan manis, "buku untukmu, kamu memintaku untuk mengerjakan tugas matematika kan? Dan, tangan saya masih bisa digunakan dengan baik kok. Hanya saja, saya sedang malas untuk berjalan mendekatimu." Kekehan Sabiru bahkan terdengar lebih menyebalkan.

Tapi tunggu! Sejak kapan ia menyerahkan tugas kepada ketua OSIS menyebalkan seperti Sabiru?! Seingatnya, ia sama sekali tidak pernah menyuruhnya mengerjakan tugas miliknya. Oh, sialan! Aksara baru sadar, jika Sabiru sialan itu baru saja mempermalukannya di depan semua siswa. Sepertinya ia ingin sekali ya menyingkirkan Aksara dengan cara seperti itu.

Rasanya Aksara ingin berteriak sangat kencang, dan melemparkan buku itu kepadanya. Tapi sayang, Sabiru sudah sangat jauh. Berjalan menjauhinya, diiringi teriakan histeris oleh para siswa lainnya. Tentu saja pengagum Sabiru. Si brengsek dengan wajah bak malaikatnya benar-benar membuat Aksara muak.

Ia menunduk, tangannya meraih buku dengan sampul warna cokelat yang baru saja Sabiru lemparkan untuk Aksara. Tetapi, bukan jawaban tugas matematika yang ia dapatkan. Melainkan sebuah tulisan berupa;

Tahu tidak? Meskipun kamu menyebalkan. Tetapi di mata saya, kamu memang tetap seseorang yang menyebalkan sih. Meski begitu, saya rasa ada satu hal yang membuat saya tertarik denganmu. Kamu dan seluruh kehidupanmu.

Aksara tidak bergeming. Bahkan masih mencerna setiap bait yang tertulis disana. Ia pikir, dilahirkan ke dunia adalah salah satu pilihan yang sangat salah. Dan permintaan yang sangat disesalkan dari Tuhan. Ia tidak paham, bagaimana Aksara bisa menjalankan kehidupan selanjutnya. Meski tertatih, diiringi dengan goresan luka yang selalu menemaninya. Selamat datang di kehidupan Aksara.

Kim Seungmin As Sabiru Haditama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Seungmin
As Sabiru Haditama

Preferred Sex Position: Dom

○ Preferred Sex Position: Dom

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hwang Hyunjin
As Aksara

Prefered Sex position: Sub

Alert:
Cerita ini mengandung unsur kekerasan verbal maupun non verbal. Mengandung bahasa kasar dan penyimpangan orientasi seksual. Bacaan ini bukan untuk anak dibawah umur. :)

-RION-

Sweet LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang