02. Perempuan penggoda

18 4 1
                                    

     Elena merasakan kalau kepalanya terasa pusing. Sambil mengumpulkan nyawa dan memfokuskan penglihatannya ia merasakan kalau ada tangan melingkar di bagian perutnya.

Betapa terkejutnya ia  saat menyadari kalau Eldo sedang memeluknya sambil tertidur. Tak ingin membangunkannya, Elena menyingkirkan tangan Eldo secara perlahan. Elena bangkit dari kasur berukuran king size. Elena memilih mengamati kamar yang mereka huni.

Kamar ini bernuansa hitam dan putih. Terdapat banyak jendela yang cukup panjang. Lemari kayu. Dan beberapa Lukisan-lukisan unik. Elena kembali mengingat, kenapa ia jadi tertidur disini.

Ya. Penyihir. Tubuh Elena langsung gemetaran kini ia berada seatap dengan seorang penyihir. Garis bawahi penyihir.

Elena langsung membangunkan Eldo. Ia tak peduli lagi jika mendapatkan ocehan dari Eldo. Yang penting ia dapat keluar dari sini dengan selamat.

"Eldo! Bangun, kita harus pergi dari si-" Ucapan Elena terpotong oleh suara ketukan di pintu. Ia makin gemetaran dan saat kembali menatap Eldo, Eldo sudah bangun. Dengan wajah bantalnya.

"El, ga perlu takut. Mari sarapan" Suara dari Lina menggema di seluruh kamar, karna kedua remaja tersebut terdiam sambil saling menatap.

"Udah ga usah takut. Mereka baik kok. Mandi dulu gih sana" Eldo tersenyum menenangkan. Semalam saat Elena pingsan ia sempat bercakap-cakap dengan Lina dan akhirnya percaya kalau Lina baik.

"Mereka?"

"Lina dan suaminya" Namun Elena masih tidak tenang, tubuhnya pun masih gemetaran.

"Jadi mandi kaga? Kalo ngga gue mandiin" Elena langsung melotot dan menghadiahi Eldo pukulan di perut.

"Aku tunggu dibawah ya" Setelahnya suara Lina hilang. Dan Elena  tersenyum lega.

"Kau serius mereka baik" Eldo tersenyum sambil mengangguk.

"Dah sana mandi, gue juga pengen mandi"

"Kamar mandi mana" Eldo menunjuk pintu di samping lemari kayu. Sebelum masuk Elena sempat memberikan tatapan tajam ke Eldo agar tidak mengintip. Dan Eldo tersenyum manis memamerkan deretan gigi putihnya.

(X﹏X)↷

Kamar mandinya sangat wangi. Bersih. Dan lengkap. Tak terkecuali handuk.

Lama berkutat di kamar mandi Elena langsung menggunakan handuk yang hanya menutupi bagian dada sampai atas lutut. Ia tak menemukan baju handuk. Terpaksa ia menggunakan ini. Elena merasa bingun, haruskah ia keluar dengan keadaan seperti ini.

"Kau lama sekali" Tarik nafas Elena. Dan saat ia membuka pintu kamar mandi ia dihadiahi tatapan terkejut Eldo.

[Eldo pov]

Apa-apaan  dia. Berusaha menggodaku? Dengan seenak jidat ia keluar menggunakan handuk pendek. Apa ia tak tau kalau aku lelaki normal. Tarik nafas El, ini rumah orang.

Yang membuatku semakin tak habis pikir. Bisa-bisanya ia justru berdiam di hadapanku.  Kenapa tidak lari?. Dah lah, aku harus mandi air dingin kali ini.

[Normal]

Elena mengernyit karna Eldo justru melewatinya dengan wajah merah dan rahang mengeras. Dia marah? Tak ingin ambil pusing ia langsung ke arah lemari dan membukanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STRAY [Slow Up] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang