Jinyoung dan Bambam akhirnya sampai di depan kelas mereka. Pegangan si manis pada pemuda asal Thailand tersebut terlepas membuat Khunpimook Bhuwakul--- nama lengkap pemuda tersebut menghembuskan nafas lega. Pasalnya Jinyoung mencengkram lengan kecil Bambam dengan kencang hingga pemuda tersebut meringis sepanjang jalan namun ringisannya di abaikan oleh si manis.
Untung sahabat, kalau bukan sudah ingin rasanya Bambam mutilasi si manis.
Jinyoung melangkah masuk ke dalam sementara Bambam berdiri di depan pintu sambil mengusap-usap lengannya yang memar.
"Lengan mulusku--- ya ampun, perih sekali" cicitnya sambil meniup luka di lengannya.
"BAMBAM!!"
Belum ada sepuluh menit suara menggelegar Jinyoung memanggilnya membuat Bambam berjengat lalu dengan tergesa masuk ke dalam. Menghampiri Jinyoung yang tengah bertolak pinggang. Untung keadaan kelas masih sepi coba kalau ada mahasiswa atau mahasiswi sudah habis di nyinyiri si manis itu.
"Ada apa sih, Ji--- astaga!"
Bambam menatap tidak percaya ke arah meja Jinyoung. Rahangnya jatuh ke bawah saat melihat ada banyak coklat, permen, dan sebuah buket bunga mawar putih yang besar dan hampir memenuhi meja Jinyoung. Belum lagi tersempit di tengah-tengah itu satu buah action figure ukuran sedang kesukaan Jinyoung yaitu iron man.
"Manusia itu benar-benar minta di tendang burungnya" Jinyoung berjalan menuju meja dan duduk di kursinya.
"Dia pikir aku ini anak gadis apa di beri seperti ini. Ish-- apa dia juga mau membuat aku semakin gendut dengan memberi permen dan coklat. Aku kan sedang diet, menyebalkan" gerutunya.
Bambam yang masih berdiri di hadapan meja Jinyoung memutar mata malas mendengar gerutuan si manis yang memang persis seperti gadis perawan. Jangan lupakan bibir tebalnya yang ia cebikkan membuat siapa saja yang melihatnya gemas ingin sekali mencium. Namun satu kampus tahu bahwa si manis nan semok yang menggemaskan itu sudah di hak patenkan (sejak pertama kali si manis menginjakan kaki di kampus) oleh Im Jaebeom--- seorang playboy kampus yang terkenal dingin dan kasar membuat satu di antara mereka tidak ada yang berani mendekati si manis. Kecuali orang itu dengan senang hati memang mengantarkan nyawanya untuk di cabut pemuda bermata sipit tersebut.
"Kau kan memang anak gadis--- Perawan lagi" balas Bambam yang kini mendapatkan delikan tajam Jinyoung yang tengah mengunyah coklat pemberian Jaebeom.
Jika ada Jaebeom disini mungkin Jinyoung sudah habis di terkam pemuda sipit itu hingga tidak bisa berjalan seminggu. Pipi chubbynya menggembung, binarnya yang polos serta raut wajah tanpa dosa membuat simanis semakin menggemaskan.
Author saja kalah cantik dan menggemaskan dengan si semok(TT) Okay lupakan.
Bambam pun duduk di sebelah Jinyoung sambil menatap sahabatnya itu datar.
"Katanya sedang diet, tapi coklatnya malah kau makan" sindir Bambam.
"Aku mendadak lapar, Bam. Tidak apa kalau aku makan satu. Tidak akan membuat gendut" balasnya acuh tanpa menatap Bambam yang memutar bola matanya malas.
"Iya terserah kau saja. Tapi awas kalau besok kau mengeluh dan merengek padaku karena berat badanmu naik. Aku tidak mau mendengarkannya, Jie" gertak Bambam dengan datarnya.
Jinyoung total terdiam saat mendengar ucapan Bambam. Coklat yang sedang ia genggam, segera ia lempar ke arah teman-temannya di atas meja. Melipat kedua tangannya di bawah dada Jinyoung menatap semua permen dan coklat layaknya musuh dirinya.
"Baiklah--- lagi pula coklat pemberian si kadal itu tidak enak. Lebih enak coklat pemberian Chanyeol oppa. Bambam, coklatnya untukmu saja ya kecuali action figure nya. Lumayan buat koleksi dirumah" Jinyoung pun mengambil iron man yang berada di atas meja lalu memasukannya ke dalam tas.