2.

26 6 2
                                    

Maya menelfon Nathan setelah Ibun memberi tahunya bahwa Nathan sudah pulang.

Tidak menunggu lama panggilannya tersambung.

"Iyaaa calon istri?" sapa suara di seberang.

"Nath, lo beneran lagi di Jogja?"

"Hehehe udah tau yah?"

"Aduuuh Nathaaan lo kapan sih ga bikin gue jantungan! Bisa mati muda gue!!"

"Eets ngomongnya dijaga dong! Emangnya ngga mau ngerasain punya bayi bayi gemas sama aku? Kamu suka triplets kan?"

Mulai lagi, Nathan.

"Ya udah, lo balik ke Jakarta kapan, Nath?" Maya mengalihkan topik pembicaraannya.

"Kamu ngga penasaran May, ayah bilang apa?"

Muka Maya memerah.

"Iiiih Nathan iya aku penasaran tapi mau kamu pulang kesini dulu, aku jemput kamu kalo perlu biar ketemunya langsung sama aku!"

"Kangen banget ya lo sama gue?"

"..."

"Halo?"

"..."

"..."

Tidak ada jawaban.

"Mayaaaaa,"

"Jangan ngeselin deh gue ga bisa langsung terbang kesana buat jitak pala lo doang!"

_____

Kembali ke seminggu setelah Nathan mengajak Maya untuk menikah---melamarnya di pasar malam. Nathan meminta izin ke orangtuanya untuk mengajak serius pacarnya yang sekarang, Maya.

"Mam,"

"Apa nih anak Mama telefon jam segini?"

Waktu menunjukkan pukul 22.00, untung Mamanya belum tertidur. Nathan masih terkunci di luar pagar rumahnya.

"Ma, Nathan di depan rumah nih,"

"Loh, ngga di kos?"

"Engga, Nathan pulang."

Mama bergegas membukakan pintu untuk Nathan.

"Nathaaan?"

Nathan menaruh helm dan sepatunya di rak, kemudian duduk di sofa.

"Maaa!" Nathan memeluk Mama yang disebelahnya.

"Ma.. Papa udah tidur ya?"

"Paaaah!! Anak kamu ini dateng loh!"

Papa Nathan keluar dari kamar.

"Loh ada apa kamu kok jam segini dateng, biasanya sekalian pagi."

"Iya nih, hayo ada apa?"

Nathan hanya cengengesan melihat orang tuanya kemudian menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.

"Jadi gini, Mam, Pap.. Kalo Nathan mau ngelamar Maya, boleh nggak?"

Orangtua Nathan terkaget kemudian tertawa.

"Oalaaah, jadi ini kenapa buru-buru pulang, anak kamu minta kawin, Pah!"

Mama dan Papa sudah mengenal Maya, beberapa kali di acara keluarga Nathan, Maya selalu Nathan ajak dan kenalkan. Tentu, sebelum itu Nathan sudah meminta izin ke Mamanya untuk melibatkan Maya dan Mama Papa tidak keberatan.

"Mama sih terserah, kalo Nathan udah siap, Mama doain yang terbaik buat Nathan. Mama suka kok sama Maya,"

"Kalo Papa?"

"Kamu udah yakin ya?" tanya Papa ke Nathan.

"Iya. Yakin banget, Pa."

"Serius ya?"

"Iyaaa beneran Pah!" Nathan membuat v-sign tanda ia benar-benar serius.

"Kapan mau ke rumah orangtuanya Maya?"

"Minggu depan, Pa."

"Papa perlu nemenin ngga nih? Ntar kamu nangis lagi." goda Papa.

"Nggak lah, Pa! Emangnya Nathan anak kecil.."

Suara tawa khas Papa Nathan terdengar. Jagoan kecil Papa sekarang sudah menjadi pria yang benar-benar matang.

_____

Bukan tanpa persiapan, sebenarnya semenjak awal berpacaran dengan Maya, Nathan ingin serius. Nathan merasa senang dengan kehadiran Maya. Ia senang melibatkan Maya dalam apapun di kehidupannya. Cara pandang Maya, bagaimana Maya bersikap dan terkadang sisi manja Maya yang membuat Nathan merasa... she is the one. Dan tekad Nathan kali ini bulat, untuk mengajak Maya menikah. Tabungan? Nathan sudah menyiapkannya walaupun belum seberapa. Tempat tinggal? Nathan sudah memikirkannya juga.

Surprisingly, dibalik sikap Nathan yang selama ini terkesan playful, sebenarnya perkara hidup, dia sudah memiliki rencana.

Nathan memang orang yang sangat melek dengan rencana jangka panjang. Tidak heran, di kantor tempat dia bekerja dia selalu menjadi andalan karena kemampuannya ini. Deep thinker and great planner.

Sejak awal Nathan berkarier, Nathan sudah memiliki target-targetnya. Dan Nathan tinggal menunggu orang yang tepat yang datang ke kehidupannya.

Tidak seperti harus saat itu juga harus lekas di eksekusi, menurut Nathan, menikah bukan perkara siapa yang lebih cepat, menikah adalah kesiapan. Dan menurut Maya, kurang lebih sama.

Perbincangan tentang pernikahan, walaupun mereka berpacaran belum lama, dahulu sudah pernah mereka utarakan sebelum Maya akhirnya menerima ajakan Nathan.

"Maya, aku mau nanya deh."

"Tanya aja lah pake minta izin segala lo."

"May, kalo misal ada yang ngajak lo nikah, lo siap ngga sih sebenernya?"

Maya sempat terdiam.

"Nath, kalo aku jawab sekarang pasti terkesan buru-buru ya. Ini pertanyaan yang ngga bisa dijawab dalam waktu semalam sih, Nath. Boleh aku jawab dilain waktu?"

"Okay.. take your time, I'll always be ready for your answer, ya,"

____

fin. 4:47pm.

MELLIFLUOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang