prolog

12 3 0
                                    

3 bulan yang lalu

"ALICE!!! ACE!!! BANGUN!!"

Alice dan Ace yang baru saja tertidur di sofa ruang tamu menunggu papah mamahnya pulang dari Jerman, dibangunkan oleh Suara gaduh yang datang dari pintu utama kediaman keluarga Gavin.

"Oh... paman griffin? Kenapa treak treak sih?" Tanya Ace yang masih setengah sadar.

"ALICE ACE AYO CEPAT BANGUN! PESAWAT YANG DITUMPANGI KEDUA ORANG TUA KALIAN MENGALAMI KECELAKAAN!"

Seketika Kedua anak kembar itu terbelalak dan meloncat dari sofa.

Mereka bertiga segera pergi ke bandara dan menunggu kepastian tentang siapa saja yang selamat dari kecelakaan tersebut.

3 jam sudah mereka menunggu. Jam telah menunjukkan pukul 02.00 pagi, dinginnya bandara tidak bisa mengalahkan tegangnya kedua anak kembar itu.

Tiba tiba saja keramaian datang dari arah utara, dapat dilihat dari kejauhan ada banyak wartawan yang sedang mengerumuni seorang pria paruh baya yang sepertinya bertanggung jawab untuk bandara tersebut.

Pria itu mendekat kearah keluarga para penumpang yang belum diketahui keadaannya. Pria itu memulai kalimatnya dengan kata maaf yang pada saat itu juga membuat alice dan ace membeku seperti es.

"Maafkan saya, namun setelah 3 jam pencarian kami sudah menemukan semua penumpang, dan rupanya tidak ada seorang pun yang selamat".

Kalimat itu berhasil membuat bertetes tetes air berwarna bening kristal merosot keluar dari kelopak mata Alice dan Ace. Saat itu dunia mereka berdua rasanya sangat hancur. Mereka tidak bisa berkata apapun.

------------

2 minggu setelah kejadian tersebut

Ace dan Alice kini sedang berada di kediaman pamannya. Mereka masih terpukul dengan kejadian waktu itu, namun mereka berusa untuk tidak terbuai dengan kesedihan.

"Ace! Alice! Kemari!" Panggil Griffin dari ruang tamu.

"Kenapa paman?"

"Selamat kalian berdua lolos masuk di kampus itu!" Griffin memberikan senyum hangat kepada kedua remaja itu yang disambut juga dengan pelukan hangat dari duo kembar.

"Wihh jadi apa aja nih yang bakalan disiapin sama anak kuliahan?" Tutur Ace bahagia.

"Ace" Ace berhenti berbicara panjang lebar setelah namanya disebut

"Ya?"

"Maafkan paman, tapi seperti wasiat papah-mu, kamu di minta untuk melanjutkan pekerjaannya kalau dia sudah tidak ada. Paman tau ini berat untukmu. Tapi paman sudah usahakan semaksimal mungkin untuk mencarikanmu asisten yang berbakat"

Ace terdiam. Tangan Alice yang kecil mengelus elus kepala Ace.

"Gapapa kalau lo butuh gue, gue siap ikut lo ngurus perusahaan"

"Ah gosah gosah, gue bisa ngurus perusahaan sendiri! Ingat nama gue itu Ace Alison Gavin! Gue bisa ngatur semuanya, Lo tenang aja" Walau terkesan sombong, namun sorot mata Ace tidak bisa berbohong jika ia tidak mau Alice ikut turun tangan atas tugas yang seharusnya ia kerjakan.

"Dihh shombong amat lo!"

Griffin yang memperhatikan kejadian barusan merasa lega dengan ke-ikhlasan hati yang Ace dan Alice miliki.

------------
Saat ini

"Kringgg kringgg kringgg"

Suara melengking jam weker memenuhi atmosfer di suatu kamar seorang gadis yang bernuansa retro. Gadis itu masih saja bergulat dengan selimutnya dan berusaha untuk tidak memperdulikan suara jam weker tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

meet againTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang