Terjatuh

57 7 3
                                    

[Morita Takahiro]

"Wah makan enak nih" kata gue yang liat meja makan penuh makanan enak dan duduk disana.

"Iya dong, ini Tante Kyara yang masak." Jawab papa yang masih mengangkut makanan makanan itu ke meja makan.

"Oh" jawab gue kecewa. "Yaudah kalo gitu aku gajadi makan" ujar gue lalu beranjak dari kursi dan pergi ke kamar.

Saat gue menaiki tangga, gue denger mereka ngobrol.

"Gapapa sayang, Taka masih perlu waktu untuk nerima aku sebagai ibunya yang baru" ujar cewe yang masakin itu.

"Iya kamu benar" balas papa dengan nada sendu.

Pa, sampe kapanpun aku gaakan pernah punya waktu buat nerima dia jadi pengganti mamah. Taka benci dia pah. Dia yang ngebuat Taka berganti nama, dia ngebuat Taka jauh dari mamah. Taka benci dia pah.

Batin gue berkecamuk. Entah pada siapa gue akan meringankan beban yang selama ini gue tampung. Selama ini, gue hanya ngomong sama potret seorang wanita cantik, malaikat tak bersayap gue, yang berada di meja belajar dekat kaca yang terhubung keluar rumah.

Dan, gue sudah sampai di depan pintu kamar. Gue membukanya dan masuk.

"Hai mah, udah lama nunggu?" Tanya gue pada potret itu, miris. Kemudian gue duduk di kursi meja belajar tersebut, sambil tetap menatap potret berbingkai biru itu.

"Mah, orang itu ada di rumah ini, Taka gamau mah. Taka gamau liat dia. Taka gamau biarin dia ngegantiin posisi mamah. Tapi Taka terlalu pengecut mah, Taka gabisa apa apa. Taka gatau harus apa, Taka cuma menghindar terus terusan" gue berhenti sejenak untuk menghapus butiran air mata yang sudah turun entah sejak kapan. "Taka rindu mamah" sambung gue kemudian gue beranjak untuk mandi.

Gue memasuki kamar mandi yang ada di dalam kamar gue sendiri. Gue menatap cermin.

"Hai tampan, saatnya kita bermain" ujar gue pada diri gue yang ada di cermin.

Gue pun mandi dan bermain bersamanya.

Setelah selesai, gue keluar kamar mandi dan memakai baju yang sesuai dengan mood gue saat itu.

Gue memilih memakai celana rippedjeans pendek hitam dan kaos putih. Setelah merasa nyaman, gue berbaring di tempat tidur. Kapanpun waktunya, rebahan selalu terasa nikmat.

Tiba-tiba ponsel gue berbunyi menandakan ada pesan yang masuk.

Hai
-Dara

Ohh cewe itu. Gue mengetik beberapa huruf di keyboard.

Ohh hai Dara. Gue ga nyangka lo bener bener ngechat gue.

Setelah gue kirimkan pesannya, gue simpan hp gue diatas meja lalu gue keluar kamar dan menuruni tangga. Gue keluar rumah tanpa izin pada papa tidak seperti biasanya.

Gue berjalan ke arah minimarket 24 jam terdekat dari rumah. Berencana untuk membeli beberapa makanan dan cemilan untuk mengisi kosongnya perut gue. Daripada gue makan masakannya dia, gue lebih memilih untuk membeli makanan di minimarket.

Saat di perjalanan, sebelum memasuki pekarangan minimarket, gue melihat cewe menjatuhkan dompetnya. Kemudian dia turun dari sepedanya dan memasuki minimarket itu.

Gue mempercepat langkah gue hingga sampai di tempat dimana dompet itu terjatuh, gue mengambil dan memasukinya ke dalam saku belakang celana gue.

Gue pun memasuki minimarket.

"Selamat datang, selamat siang, dan selamat berbelanja" ujarnya tanpa melirik siapa yang datang sambil berusaha membuat suara terpaksanya menjadi terdengar suara ramah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Hate Takahiro!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang