Rumah

7 1 0
                                    

Sesampainya dirumah gue langsung berganti pakaian dan mengambil air wudhu untuk shalat dzuhur. Setelah shalat aku turun kebawah untuk makan siang. Selesai makan aku membantu ibu mencuci piring dan izin untuk kekamar. Setelah dikamar aku memikirkan tentang apa yg ayah bilang tadi pagi dan pernyataan Daniya pas disekolah. Setelah lama aku berpikir dan akhirnya aku memutuskan untuk tidur siang.

Waktu sudah menunjukan pukul 4 sore, ibu membangunkan aku untuk mandi dan shalat asar. Aku bangun dari tempat tidur dan bergegas ke kamar mandi untuk mandi dan wudhu. Setelah selesai shalat dan mandi aku turun kebawah untuk menonton tv dan ternyata di ruang tv sudah ada ka iki. Aku pun menghampiri ka iki dan ikut menonton tv bersama. Tiba-tiba aku teringat perkataan ka iki tentang kampus, akhirnya aku pun membuka suara.
"Ka iki." panggilku dan hanya dibalas dengan deheman darinya.
"Soal perkataan yg kakak bilang tadi pagi kayanya gue mau deh ngelanjutin dikampus kaka." jelasku
"Hah lo serius?." ucap ka iki
"Serius ka, gue udah pikirin mateng-mateng." jelasku.
"Bagus deh, ntar gue bantuin apa ajah yg harus lo bawa buat daftar." ucap ka iki.
"Unchh tumben kaka gue baik banget." ucapku.
"Lah gue mah emang baik, udah gitu ganteng lagi." puji kakaku pada dirinya sendiri.
"Dih najis." tambahku.
Tiba-tiba ibu datang dan menyuruhku dan ka iki untuk mengambil air wudhu karena sebentar lagi adzan magrib. Kami pun shalat berjamaah tetapi ka iko tidak ikut.

Selesai shalat aku merapihkan mukena yg tadi aku pakai dan membantu ibu menyiapkan makan malam. Aku pun bertanya kepada ibu kenapa tadi ka iko tidak ikut shalat berjamaah.
"Bu, ko tadi ka iko ga ada?". Tanyaku
"Ka iko baru pulang dek pas kamu lagi merapihkan mukena."jelas ibu
Aku hanya membalas dengan anggukan mengerti.

Setelah selesai menyiapkan makan malam ibu menyuruhku untuk memanggil ayah, ka iki, dan ka iko. Rupanya ayah dah ka iki berada diruang tv segeralah aku menghampiri mereka dan menyampaikan apa yg ibu bilang tadi. Tapi aku tidak melihat ka iko. Aku berpikir mungkin ka iko ada dikamarnya dan benar, aku melihat pintu kamar ka iko terbuka dan tidak sengaja melihat ka iko sedang memijat dirinya sendiri. Aku pun menghampirinya dan bilang
"Ka makan malamnya udah siap." ucapku.
"Iya dek sebentar lagi."uca ka iko.
"Ka iko pegel-pegel ya?". Tanyaku.
"Sedikit." jelas ka iko
"Mau aku pijitin?". Tanyaku.
"Boleh dek." ucap ka iko
"Tapi makan dulu ya, soalnya ibu, ayah dan ka iki udah nungguin." jelasku
"Iya." ucap ka iko.

Setelah makan aku dan keluargaku berkumpul di ruang tv dan sesuai janjiku pada ka iko aku pun memijatnya.
"Enak ga ka pijatan syla?". Tanyaku pada ka iko.
"Enak dek." ucap ka iko.
"Wih bisa kali gue juga sekalian." pinta ka iki.
"Buat lo mah bayar ka." ucapku
"Yaelah pelit amat lo sama kakak sendiri." ucapnya.
"Biarin." tambahku.
"Udah dek, pegelnya udah ilang makasih ya." ucap ka iko.
"Iya ka sama-sama." tambahku.
Aku pun memberanikan diri untuk berbicara kepada ayah soal yg tadi aku bilang ke ka iki.
"Yah, syla udah nentuin syla mau lanjut kemana." ucapku.
"Bagus dong. Emang mau lanjut dimana?". Tanya ayah.
"Dikampus ka iki yah." jelasku.
"Kamu sudah yakin dengan keputusanmu dek?". Tanya ayah.
"Sudah yah, Syla udah pikirin." ucapku.
"Yaudah bagus deh." ucap ayah.
"Kamu riki bantu adeknya kalau kesusahan daftar ya." tambah ayah.
"Siapp yah tenang ajah." jelas ka iki.

Setelah itu aku pamit kekamar untuk belajar. Setelah belajar aku mengambil air wudhu dan shalat isya. Selesai shalat aku pun memutuskan untuk tidur.





Maap ya ceritanya gajelas
Selamat membaca✨

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

tikungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang