Ingar-bingar malam di Osaka tak membuat Samatoki merasa bosan, ya iyalah, siapa yang akan bosan dengan kota yang riuh yang terangnya mengalahkan gelapnya malam.
Samatoki merokok sambil menyusuri jalan di riuhnya malam, jangan tanya kenapa Samatoki Aohitsugi mendadak ada di Osaka— mengingat habitatnya yang harusnya berada di Yokohama sana, karena penjelasannya ada di paragraf berikutnya. Samatoki membuang rokok yang tinggal sedikit, ia menghela napas merasakan bagaimana udara malam di riuhnya kota Osaka.
Samatoki sedang berlibur merayakan natal disana, sebenarnya tidak bisa dikatakan berlibur juga, mengingat dia tidak bisa dianggap sedang senang-senang. Soalnya 'kan berlibur itu harus senang, riang, gembira bukan? Jadi karena Samatoki tidak sedang senang, riang dan, gembira tentu saja itu tidak bisa disebut liburan. Tapi gapapa, anggap saja dia sedang liburan sambil hora-hore di Osaka.
Liburan ini, Samatoki tidak ditemani teman MTC nya, tidak dengan adiknya pun dengan kekasihnya dari Ikebukuro. Samatoki hanya ingin menikmati me time nya sendiri, berjalan-jalan tak tentu arah menyusuri jalan-jalan di Osaka.
Saat tengah asyik menatap riuhnya kota, seseorang berkepala hijau menghampiri, "Yo~ Samatoki, sedang apa kau disini?"
"Liburan, memangnya apalagi, tsk."
"Tidak baik loh jutek begitu, Samatoki~"
Samatoki mendecih, "Jangan sok dekat kau, Sasara."
Pemuda yang diketahui bernama Sasara itu sontak menampilkan wajah penuh luka sambil meremat erat dadanya, "Hidoii Samatoki~"
Samatoki sendiri hanya mendecih melihat tingah lebay mantan temannya itu, dia mengalihkan atensi pada seseorang selama ini diam mengikuti si Sasara itu.
Samatoki menatap pria berpakaian cukup eksentrik yang menemani Sasara itu, "Lihat, siapa ini?" Samatoki mendecih, "Gaya mu jelek sekali, O-Ji-San."
"Oji-san, kenapa kau memakai kacamata hitam malam-malam begini? Kau buta atau apa, ha?"
"Lihatlah, gaya berpakainmu ini, norak sekali, ha."
"Apa kau tidak tahu kalau apa yang kau pakai itu sudah tidak pantas untuk umurmu itu,"
"Dan apa ini, kenapa sangat berbulu? Oji-san ternyata punya sifat kawaii, heh." Samatoki tertawa, dia memegang perutnya, tidak tahan dengan gaya berpakain entah-siapa yang mebuatnya tertawa hingga sakit perut.
Si Oji-san yang sendari tadi diremehkan oleh Samatoki hanya diam, buat apa meladeni orang macam Samatoki yang bisanya hanya cari gara-gara. Yah, kira-kira itulah yang di pikirkan oleh Oji-san itu.
Sasara sendiri hanya menatap canggung, "Eee... Samatoki, kenalkan dia ini teman se-tim ku, namanya Rei Amayado."
Usai puas tertawa, Samatoki segera berkata dengan tampang tengil minta ditampol, "Samatoki. Samatoki Aohitsugi." Dia melanjutkan, "Hei, Sasara. Mengapa kau tidak mengajari cara berpakaian yang baik untuk Oji-san ini, heh? Apa kau tidak tahu kalau cara berpakaiannya tidak pantas untuk pria seumuran dia."
Sasara menghela napasnya, sikap Samatoki ini, kenapa tidak beruba-ubah?
"Samatoki, itu tidak baik tahu. Dia itu lebih tua darimu,"
Samatoki memutar iris merahnya, dia mengambil rokok dari kantung bajunya, menyalakan geretan, lalu menghisap keras-keras rokok ditangannya, membuang perlahan kepulan asap, dia berkata, "Lalu kenapa kalau dia lebih tua dari ku?"
Sasara bergumam, "Kau ini."
Sasara menatap Samatoki, dia mengisyaratkan agar Samatoki mendekatkan kupingnya, lalu dia berbisik, "Hei, Samatoki. Apa kau tahu,"
"Tau apa, ha?" balas Samatoki sambil berbisik juga.
"Aku dengar Rei ini ayah dari kekasihmu lho~" Sasara tersenyum.
"K-kau serius?"
"Tentu saja,"
"Sial!"
Tanpa banyak omong apalagi cincong, Samatoki langsung menghampiri Rei sambil meminta maaf, "Duh, maaf bapak mertua. Tadi itu aku hanya bercanda, kau tahu kan kalau aku senang bercanda, haha."
"Itu tadi yang aku katakan bohong semua, pakaian yang kau pakai itu sangat cocok padamu, kau kelihatan tampan."
Rei sendiri hanya menatap Samatoki yang tengah berucap manis padanya, awas saja! Tidak akan dia restui hubungan antara anaknya Ichiro dengan pemuda kuda didepannya! Dikira ia sebagai ayah tidak tahu apa hubungan apa yang terjalin diantara mereka!
Sasara terdiam, dia membatin, "Samatoki bodoh! Bukan salahku kalau kau tidak direstui oleh Rei."
End.
Me : * tepar dengan mulut berbusa karena plot twist yang KR buat *