EM#3 (end)

16.6K 963 80
                                    

Satu minggu sudah Alice mendiami kediaman yang baru bersama Ronan. Setiap kali Alice memberikan tulisan yang sama pada secarik kertas mengenai keadaan James, lelaki itu hanya menjawab baik-baik saja dan memintanya bersabar. Meski begitu, Alice tak pernah melewatkan doanya pada Sang Pencipta untuk keselamatan James di manapum ia berada.

Sore ini Alice baru saja menyelesaikan rajutan pakaian hangat dewasa yang dikerjakan sejak tiba di sini. Alice merentangkan sweater wol berwarna navy dengan senyum merekah membayangkan jika lelaki itu memakainya. Pasti sangat gagah. Memikirkannya sudah membuat wajahnya menghangat.

Alice mengernyit, deru mesin mobil terdengar berhenti di pekarangan. Sejenak berpikir aneh menyangka itu Ronan karena biasanya lelaki itu pulang saat gelap tiba. Ini bahkan masih cukup terang meski sudah senja.

Belum sempat Alice berdiri, pintu depan sudah terbuka menampilkan seseorang yang selalu disebutnya dalam doa.

James!

Senyum lelaki itu mengembang sempurna. Berjalan gagah meski tertatih. Alice segera bangkit ingin mendekati dan memeluknya tapi langkah James lebih cepat dari gerak tubuhnya.

"Alice," lirihnya memeluk tubuh wanita hamil yang dirindukannya.

James mengendus feromon manis dari leher jenjang Alice dan menjatuhkan kepalanya di bahu wanita itu. Kedua tangan Alice membalas pelukan James. Melingkari pinggang yang ...

Alice merasakan keanehan dari kedua tangannya yang melingkar. Ada sesuatu yang lengket berasal dari pinggang kanan James. Tak hanya itu cairan itu juga berbau anyir. Kedua mata Alice membola saat melihat tangannya berlumur darah. Alice berusaha kuat menahan tubuh tegap yang hampir limbung.

James merenggangkan pelukannya. Meraih dagu Alice agar mendongak. Lelaki itu tersenyum kecut mendapati linangan air mata yang terus berderai untuknya. Jemari James menyusutnya, kemudian mendekatkan wajahnya meraih bibir manis Alice, berharap menjadi penawar rasa sakitnya.

Alice ikut menggerakkan bibirnya, membalas ciuman James sebisa mungkin. Keduanya beradu ciuman dalam rasa yang sulit diartikan. James yang putus harapan dan Alice yang ketakutan.

"Aku mencintai-mu."

Tepat kalimat manis itu terucap, James menutup rapat kedua matanya untuk selamanya.

💔 T. H. E. E. N. D 💔

.
.
.
.
.
.
.
.

Bersambung ...
dalam VERSI SERIES
A

uthor IrieAsri




*27-Desember-2019
EL alice

Eternal Mistake (short story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang