Bagian 02

438 62 15
                                    

"Baiklah, kelas hari ini cukup sampai disini. Bagi mahasiswa yang akan melakukan bimbingan dengan saya, harap untuk segera menemui saya untuk penyesuaian jadwal."

Setelah Chandra keluar dari kelas, Januar mengemasi barang-barangnya. Dirinya sudah bertekad akan menemui dosennya itu sekarang. Menurut sumber yang ia percayai, dosennya itu tidak ada jadwal mengajar hingga nanti makan siang. Sekarang atau tidak sama sekali karena jadwal makan siangnya sudah terisi dengan jadwal rapat bulanan ukmnya.

Januar telah tiba di depan kantor milik Chandra. Kemudian dia mengetuk pintu itu dan membukanya. Terlihat Chandra dengan raut wajah serius duduk di kursi meja kerjanya. Pandangannya kemudian beralih ke arah Januar.

"Saya kaget kamu yang pertama menemui saya."

"Lebih cepat lebih baik, bapak kan selalu bilang kayak gitu." Januar memasuki ruangan itu lalu berjalan mendekat.

"Duduk, Januar. Tunggu 10 menit, ada beberapa file yang harus segera saya kirim."

"Kalo bapak sibuk yasudah nanti saja pak."

Januar sudah akan melangkah pergi.

"Duduk, Januar."

Januar kemudian duduk di depan Chandra.

Tepat setelah 10 menit, Chandra selesai dengan urusannya.

"Sebelumnya ini nomor ponsel saya, kamu akan sangat membutuhkannya nanti."

"Terima kasih, pak" Januar menyimpan kartu nama itu.

"Saya ada di kampus ini setiap Senin, Rabu, dan Kamis. Untuk jam saya bisa dari pagi hingga sore. Tergantung jadwal mengajar saya yang kadang tidak pasti."

"Apa saya bebas membuat pertemuan dengan bapak di hari itu?"

"Tentu, asalkan saya sedang tidak mengajar atau tidak ada keperluan mendadak. Jika hanya hal-hal kecil yang ingin kamu tanyakan kamu bisa menghubungi saya."

"Baik, pak."

Januar sangat bersyukur, Chandra yang sekarang tidak semenyebalkan satu tahun yang lalu.

"Kalau begitu saya-"

"Tunggu, Januar."

"Ya, pak?"

"Kamu tidak berniat menjelaskan perihal kejadian satu tahun yang lalu?"

"Loh saya kira bapak udah l-lupa"

"Hah lupa kamu pikir"

Tuhan, bencana mulai datang.

"Sebelumnya saya minta maaf pak, kalo dulu bikin bapak gak nyaman. Itu juga cuman tod. Dare gila dari temen-temen saya."

"Saya sudah tahu."

Mata Januar melebar.

"Kalo bapak udah tahu kenapa tanya saya pak, bapak aneh."

"Suka-suka saya dong. Lagian yang saya mau denger dari kamu bukan itu kok."

"Emang apa?"

"Kamu jadi suka sama saya, contohnya."

Januar kembali terkejut. Tidak habis pikir dengan pemikiran dosennya itu.

"Bapak terlalu lama jomblo jadi kegeeran ya pak. Saya suka sama bapak bisa mati muda saya nanti."

"Saya jomblo tapi yang suka sama saya banyak. Tampan dan mapan, memangnya ada yang tidak suka sama saya? Kalau kamu itu lain lagi. Kecil bantet gitu jomblo lagi."

Januar berdiri kemudian menggebrak meja dosennya itu.

"Bapak ngeselinnya kumat ya. Segala bawa-bawa bodi. Bapak minta saya tenggelemin di rawa-rawa apa di palung mariana!!?!"

You AreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang