PART 1

16 3 0
                                    

Indah pov.

   PKI yang barusan aku ceritakan, adalah makhluk astral tapi nyata, mereka bisa berbuat apa saja demi mendapatkan apa yang mereka inginkan, MEMBUNUH itu salah satu budayanya. Bukan nya menuduh sih tapi udah banyak bukti pula. Sekitar 1 2 3 4 5 6 orang lah yang telah menjadi korban nya. Serem juga ya, nama nya juga PKI.

    Sebenar nya sih PKI itu kerabat dekat ku malahan kakak dari nenek ku, mana ada kan keluarga yang mau membunuh keluarganya sendiri.

    Lintas ceritanya, dia berani membunuh walau itu hanyalah kesalah pahaman, selagi itu merugikan dia maka di akan baraksi, selagi orang yang dia tidak suka dia juka akan beraksi dengan pembunuhan nya. Dia membunuh bukan melalui perkelahian atau secara langsung, tapi dia membunuh dengan cara perlahan, melalui ilmu hitam yaitu SANTET...

    Dan target selanjut yang akan menjadi korban nya adalah ibu ku, sebab akibat nya adalah karna kesalah pahaman, dan harta.
Karna keturunan nenek ku ini pandai mengembangkan harta nya sehingga harta nya bertambah, sedangkan kakak nenek ku, yang lebih tepat nya PKI itu tidak pandai mengembang kan nya, jika ada uang ya dia gunakan untuk perbuatan ilmu hitam,

      Ibu ku di santet selama lebih kurang 4 tahun, penyakit yang para pki kirim kan itu sma dengan korban" nya yang lain, yaitu kaki membengkak, perut membuncit dan badan nya kurus.

      Sudah banyak rumah sakit, bnyak dukun yang telah kami datangi untuk menyembuh kan penyakit yang di derita ibu ku ini, tapi semua nya itu nihil. Mungkin udah 14 dukun yang telah kami datangi.
Mulai dari dalam kota, luar kota.
Dan dengan berjalan nya waktu penyakit yang di derita ibu ku mulai ada perubahan dan keadaan nya semakin membaik, selayak nya dia waktu sehat dulu.
Tidak di duga di balik sehat nya ibu ku, kakak perempuan ku pun ternyata menjadi target nya pki itu.
Kakak ku pun menderita penyakit seperti ibu ku dulu, dengan kaki nya yang membengkak, perut nya membuncit layak nya orang hamil 9 bulan,

   Malam itu sakit kakak ku kambuh, dada nya sesak, hingga dia sulit untuk bernafas, kami tidak tega melihat nya seperti ini. Dan tiba" ibu ku memeluk erat tubuh ku, biasa nya nggk pernah gitu amat, dan sekarang dia memeluk ku sangat erat dan lumyan lama, dan ia berpesan kepadaku, rajin" beljar ya nak, orang mau ujian.
Dan aku mengiyaan pesan nya.

     Karena melihat keadaan  kakak ku yang seperti ini, kami memutuskan untuak mengajak nya berobat kerumah sakit.

Ibu pov.

   Nak besok kita kerumah sakit ya, nggak bu aku nggk kuat sama air infus. Nggak papa biar kamu cepat sehat, iya deh bu,

Indah pov

     Hari ini adalah hari dimana kami akan mengantarkan kakak ku karumah sakit, aku tau pasti orang dirumah lagi nungguin aku pulang,

  Walaupun aku tau orang lagi nungguin ku, aku malah sengaja pergi kesana kemari dulu, entah ada, apa malesss banget rasanya hari ini,

Dan aku mengajak teman dekat ku ntuk ikut pergi juga mengantarkan kakak ku kerumah sakit, dan dia nya mau,
Teman ku bernama windy, dia baik dia teman dari kecil ku, dia ngerti keadaan ku, dan dia selalu ada setiap aku butuh nya, walau pun kami sering bertengkar sih.

    Setiba dirumah, ternyata orang dah rame, semua kerabat dekat ku datang, ternyata ibuku juga mengajak nenek ku,
Nenek ku tinggal di bukittinggi.
      Pertama nya sih aku nggk mau ikut pergi, tapi dipakasa terus sma nenek ku, jadi nya aku dan teman ku ikut pergi,
Aku, teman ku, nenek, kakak dan tante ku pergi dengan mobil, tapi ibu dan ayah ku memilih pergi dengan motor berduan, entah kenapa aku melihat ibuku sangat bahagia hari itu, wajah nya sangat berseri seri saat dia di boncengi oleh ayah ku,

   Setiba di rumah sakit, kami langsung ke UGD dan dokter lngsung mengambil darah kakak ku dan memasangi nya infus,

   Ayah, kakek dan ibuku pergi ke labor untuk mencek darah kakak ku yang telah di ambil dokter tadi.
Sedang kan aku dan windi pergi mengelilingi rumah sakit dan bermain main,
Tante dan nenek ku menemani kakak ku yang masih terbaring di UGD

    lagi asik bermain dengan windy, ibu datang dia minta tolong untuk mengambilkan buah di dalam mobil, karna dia lagi ke pengen buah, lalu ibu pergi duduk ke tempat tante.
Aku dan windy pergi ke mobil untuk mengambil buah, entah kenapa aku dan windy tidak langsung kembali ketempat ibu ku tadi, malahan kami berputar putar dulu sambil berkeliling rumah sakit lagi,
Dari kejauhan terlihat di dekat tempat duduk nya ibu dan tante tadi lagi rame, dan kami berlari untuk melihat nya,

  "Tu siapa win?", "orang struk kali",
"Eeh tunggu tu kayak baju ibu ku lh",
Aku dan windy berlari, ternyata betul itu adalah ibuku dia pingsan,
Dan aku langsung berlari ke tempat ayah ku
"yah, yah"
"ada apa?"tanya ayah
"ibu ayah"
"Kenapa dengan ibu mu?"
"ibu pingsan yah"
Dan ayah dan kakek ku berlari menuju ibuku

Aku melihat ibu ku sudah pucat, dan ayah ku menyuruh ku untuk menenang kan kakak ku di ruang sebelah
"kenapa dengan ibu dek?" tanya kakak ku
"ibu nggk papa kak" ucap ku untuk menguatkan kakak ku

Kakak ku terus menangis, dan aku terus berusaha menenangkan nya, aku lega kakak ku sudah mulai tenang, dan tiba" windy memanggil ku, meminta ku untuk pergi ketempat ibu ku tadi

"ndah ayuk kesini dulu, kamu di panggil ayah kamu keruang sebelah" ucap windy mengjak ku
" nggk bisa win, aku harus tetap disini menemani kakak ku" ucap ku
Dan windy terus memaksa ku untuk ikut dengan nya
"kak tunggu bentar ya aku ke tempat ayah dulu"
Dan kakak ku hanya mengangguk

Windy merangkul ku, dia menyabarkan ku, dan di bilang kalau ibu telah tiada,
"yang sabar ya ndah"kata windi menguatkan ku
"sabar mengapa?"tanyaku heran
"ibu mu sudah tak ada ndah, ibu mu sudah di jemput allah" katanya yang membuat air mata ku langsung mengalir
"ini tak mungkin"
Aku berlari secepat mungkin ke kmar ibuku tadi, ternyata emng benar apa yang dibilang windy, aku hanya bisa terdiam, dan menangisi ini semua, ada penyesalan yang tersirat di pikiran ku, kenapa aku tadi tidak langsung balik, kenapa aku terlalu mementingkan kesengan ku,
Aku menangis terus menangis sambil mengusap kepala ibu ku yang masih panas

Aku sungguh tak percaya
Dan aku memanggil dokter lagi karna dia itu slah,
"dok ini nggk mungkin dok, tubuh ibuku msih panas dok, tolong periksa sekali lagi dok, aku mohon" ucap ku sambil terisak
"maaf dek ini benar, kamu yang kuat, ini semua kehendak allah dek, badan ibu msih panas karna dia baru meninggal"ucap dokter itu yang membuat ku semkin tak karuan

Keluarga menenang kan ku, kami semua tak percya, nenek dan kakek ku sampai pingsan karena mengetahui anak nya telah meninggal,aku di tenangin oleh tante ku
"kamu bisa ngaji kan ndah?, jangan tangisi krna itu menyakiti nya, baca kan alfatiha biar jalan nya lncar"kata tante menguatkan ku

   
  


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang