[ 6 ]: Hush

2.2K 261 48
                                    

Sesosok pria paruh baya melangkahkan kakinya mendekat ke arah salah satu ruang yang pintunya setengah terbuka. Ia melihat sosok lain yang tengah berdiri dengan tegap menatap marah beberapa orang di sekitarnya. Ia menyunggingkan senyumannya, pikirannya mengelana jauh entah kemana, ia seperti melihat adiknya belasan tahun lalu. Mereka memang punya sifat yang sama. Gampang terpancing emosi dan yang paling terpenting tidak bisa berpikiran jernih ketika tengah marah. Arthit memang menuruni semua sikap jelek Singto.

"Siapa yang memberikan dia makanan itu?" Arthit kesal, ia benar-benar benci keadaan seperti ini, "jika sampai aku tahu itu ulah kalian, awas saja."

Mike, Mond, March dengan serentak menunjuk ke arah Arm. Hingga pria tersebut menarai horor pada temannya yang membebankan segalanya padanya.

"Jadi kau? Bangun!"

"B-bukan aku."

"Kau atau bukan?"

"Bukan."

"Sekali lagi aku tanya, kau atau bukan orangnya?"

Arm melihat Arthit merogoh kantung celananya, entah apa yang pria itu bawa di dalam sana, hingga mau tak mau dirinya mengangguk.

"Bagus, sekarang berikan tanganmu."

Dengan gemetar Arm memberikan kedua tangannya, sementara Arthit mengambil benda yang bisa dirinya dapatkan secepatnya, Arthit meraih kayu tipis nan panjang, sebelum memukulkan benda tadi pada kedua tangan Arm, hingga pria tersebut berteriak kesakitan.

"Beruntung saja aku sabar sekarang, jika tidak akan aku patahkan kedua tanganmu."

Nat menggelengkan kepalanya dari kejauhan. Terkadang ia heran bagaimana bisa Arthit senang menghukum anak buahnya sendiri, jika mereka terluka siapa yang akan membantunnya nanti?

"Arthit…." Panggilnya pada keponakannya.

Arthit reflek menatap ke sumber arah, terkejut melihat pamannya sudah datang, "Paman."

"Apa yang kau lakukan di sana? Paman dengar kau membawa seorang pria yang pingsan? Kau membuat ulah lagi?"

"Aku?" Arthit menggelengkan kepalanya, ia menunjuk keempat pria yang hanya bisa tertunduk lesu menatapnya, "empat pria tidak berguna ini yang membuat masalah. Aku sudah mengatakan untuk menjaga, artinya mereka harus menjaga, aku tidak mau tahu hal lain kecuali apa yang aku inginkan mereka lakukan dengan baik, tapi ini apa? Menjaga satu anak kecil saja tidak becus."

"Anak kecil?"

"Kongpob."

"Anak Plustor?"

"Iya. Dia," Arthit mengigit bibir bawahnya sendiri, "dia pingsan karena Anafilaksis dan ke empat pria bodoh ini penyebabnya."

"Aku tidak tahu jika dia alergi kue ringan itu."

"Diam! Berani kau menjawabku! Aku tidak sedang berbicara padamu!"

Nat tersenyum ia menyeret keponakannya menjauh untuk duduk, mengusap pelan bahu Arthit, "Ingat kau harus tenang, kau tidak akan bisa berpikir jernih jika emosi. Lagipula untuk apa kau bersamanya? Kenapa kau membawanya bersamamu."

"Tentu saja karena anak itu yang mau. Jika tidak mana mungkin aku mengajaknya?"

"Baiklah, sekarang ceritakan apa yang terjadi pada Paman secara perlahan, nanti Paman akan mencari jalan keluarnya."

"Tidak perlu, aku akan mengurusnya. Setelah dia sadar aku akan membawanya pergi."

"Kau yakin?"

Arthit menganggukkan kepalanya, "Aku akan mengurusnya sendiri dan memastikan dia tidak terjadi masalah apapun setelah ini."

Playboy & The Gang Of Cherry ( Sequel Dip ) [ Kongpob x Arthit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang