Satu

38.6K 1.6K 419
                                    

"Plis! Sekali ini aja, ya, bantu Tante?"

Memohon.

"Aku nggak mau!"

Menolak.

"Ayo dong, Ra. Tega nih kamu sama Tante?"

Yang disebut inisial namanya, Rahee, cewek SMA kelas tiga itu cemberut. Memberenggut.

"Ya, habis Tante minta tolongnya kayak gitu," dumal Rahee, kesal.

Si Tante yang sejak tadi bernegosiasi dengan Rahee pun mengepalkan tangannya, saling menggenggam antara yang kiri dan kanan lebih tepatnya, lalu ditempatkan di bawah dagunya, persis sedang mengharap bala bantuan dengan tampang mengiba.

"Ra, mau, ya? Please ... Tante nggak mau dijodohin sama om-om."

Tentu Rahee sewot. "Ya, apalagi aku!"

Ish, sebal, deh! misuh Rahee dalam hati. Yang tante-tante saja tidak mau dijodohkan dengan om-om, apalagi Rahee yang notabenenya masih SMA kelas 3. Iya, kan?

Namun, tidak menyerah. "Nanti Tante beliin tas Gucci keluaran terbaru, janji."

Rahee mencebikkan bibirnya. Lalu mengentak lantai dengan kesal sebelum kemudian menghempaskan pantatnya ke sofa. "Awas kalo ingkar!"

Sebab Rahee pecinta barang-barang mewah, limited edition dan branded tentunya. Padahal sekali lagi, masih SMA kelas tiga. Yeah, anggap saja wajar. Habis mainnya juga sama tante-tante macam Liliandra.

Tantenya Rahee yang konon akan dijodohkan dengan om-om dan besok adalah hari pertemuan mereka, sedang Liliandra tidak mau, meminta Rahee menggantikannya.

Oh, iya, dibilang tante-tante ... tidak pantas, sih, sebenarnya. Liliandra masih duduk di bangku kuliah semester lima. Ya, tetapi sudah dijodohkan karena janji para leluhur yang ingin mempererat tali persaudaraan melalui ikatan rumah tangga antara cucu yang satu dengan cucu yang lain. Karena cucu yang satu, tanda kutipkan, alias si pihak lelaki usianya sudah matang.

Untungnya Rahee masih muda, maka Liliandra yang jadi sasaran utama keluarga mereka. Cuma ....

"Emangnya kalo aku gantiin Tante, perjodohan itu bakal tamat? Nggak, kan?"

"Ya ... senggaknya ngulur waktu sampe Tante siap."

"Kalo keluarga mereka marah, gimana? Terus kalo--"

"Udah, jangan banyak omong, ah. Jalani aja dulu. Kan cuma datang di pertemuan pertama. Kasih kesan buruk, ya."

Rahee mengerucutkan bibirnya, lalu berdiri dan memperingati seraya berkata, "Inget, tas Gucci aku jangan lupa! Besok aku tagih, gak mau tau harus udah ada di kamar. Titik!"

Liliandra terkekeh. "Anything for you, Babe."

Cuih! Rahee meludah ke udara. Dasar tidak sopan. Dan tetap Liliandra tertawakan.

🍭🍭🍭

Keesokan harinya ....

"Ra, jadi pacar gue, ya?"

Pletak!

"Sakit, Ra!" Jaehyun mengaduh, mengusap-usap pucuk kepalanya.

Yang ada Rahee terkekeh. "Ya, lo, sih! Sama sahabat gak boleh gitu."

Lalu Jaehyun menarik pipi Rahee, mencubitnya. Membuat Rahee teriak kesakitan, tak lupa mulut jahatnya mengeluarkan nyinyiran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Why Is It Like This?  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang