7% Sulit

129 10 0
                                    

__

Maaf, tapi aku tidak pernah berniat menyakitimu.
-Deviano Arkan-

__

•••

Tidak ada rasa menyenangkan sama sekali berada di dekat Key, tapi Arkan tetap berusaha untuk tidak menyakitinya lagi.

"Honey, kamu udah sarapan?" Tanya Key sambil mengusap mulutnya menggunakan tisu.

"Gua gak bisa sarapan." Jawab Arkan singkat.

"Hm gitu, yaudah deh, kamu liatin aku makan aja." Gumam Key sambil mengunyah nasi gorengnya.

"Gak penting, abisin makanannya, gua mau balik ke kelas." Arkan berjalan meninggalkan kantin dan mengabaikan ocehan dari mulut kekasihnya itu.

Arkan ingin sekali cepat bertemu dengan kedua sahabatnya karena ingin menyelesaikan tantangan ini secepatnya.

Sesampainya di dalam kelas, Arkan mendapatkan toyoran di kepalanya dari Angga.

"Yeu kemane ae lu." Tanya Angga yang duduk di atas meja.

Agung salah satu teman Arkan yang menyadari raut wajah Arkan tidak seperti biasanya langsung merangkul bahu sahabatnya itu.

"Kenapa lagi lu ganteng?" Tanya Agung menepuk kepala Arkan seperti anak kecil.

Arkan menjauhkan tangan Agung dari kepalanya. "Lu pada ah, demen banget kayanya geplakin pala gua. Di fitrahin nih."

Agung dan Angga tertawa bersamaan "Liat noh Gung temen lu baperan amat dah," Angga tertawa terbahak-bahak.

"Yeu anying, lu yang baperan tuh." Jawab Arkan melempar tasnya ke wajah Angga.

"Dih sewot amat anjir, cerita napa kenapa lu? Jadi sasaran dah gua." Angga mengusap wajahnya yang sedikit nyeri ulah Arkan.

"Kayanya gua gak bisa terusin sama Key."
Gumam Arkan perlahan.

Agung mengerutkan dahinya bingung "Lu apaan sih Kan? Kan ini belom waktunya lu udahinnya, ya harus sesuai aturanlah."

"Tapi gua gak bisa Gung." Jawab Arkan tegas.

Angga turun dari meja kemudian berdiri menatap Arkan tidak percaya.

"Udah sinting kayanya lu Kan, apa kurangnya Key? Key cantik, bahkan dia suka sama lu dari Smp," Angga sedikit meninggikan suaranya karena tersulut emosi.

Arkan berdiri lalu mendorong bahu Angga, membuat Angga sedikit mundur beberapa langkah. Agung yang melihat itu mendorong ke dua dada sahabatnya berniat memisahkan.

"Apaan sih lu berdua?" Ujar Agung menatap keduanya bergantian "Bocah tau gak lu," lanjut Agung menatap Arkan.

Arkan yang mendengar itu menarik kerah seragam Agung mendekat padanya.

"Bilang apa lu? Gua bocah?" Tanya Arkan menyatukan kedua halisnya "Bocahan mana sama yang bikin tantangan gak jelas kaya gitu?" Lanjut Arkan mendorong Agung cukup kuat.

Notsuitable [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang