Prolog

75 26 7
                                    

"Allah memberikan rasa itu bukan untuk dihukumi dosa, tetapi sebagai bentuk amanah, bagaimana kita menjaganya hingga halal kita ungkapkan."

_Zafran

Disaksikan pertunjukan langit yang megah di ujung hari, Fayyadh berusaha meredam perasaannya yang kian tumbuh, berusaha mengabaikan suara hatinya yang menjerit, dan berusaha memasrahkan seluruh kekhawatiran dan ketakutannya pada Ilahi.

Masih terbayang di benaknya, tatapan seorang gadis yang seolah menuntut kejelasan darinya, seolah mencari jawab atas tanyanya, dan seolah meminta kepastian darinya. Namun, katakan ia pengecut dan pecundang karena memilih pura-pura tidak membaca tatapan gadis itu.

Di akhir hari yang mulia, waktu mustajab terkabulnya doa, Fayyadh lirih mengucap, "Ya Allah, Engkau yang memberikan rasa ini, kupasrahkan seluruhnya pada-Mu. Aku percaya, Engkau akan memberiku jalan. Maaf, jika selama ini aku kadang abai pada rambu-rambu-Mu. Aku lelaki biasa, yang juga tidak bisa menampik suatu perasaan yang tumbuh pada seorang gadis yang menawan hatiku, Ya Allah. Jika memang dia adalah gadis terbaik yang Engkau ridai untukku, maka berikanlah jalan pada hamba untuk menjemputnya dengan cara yang halal."

_______________

Rambu;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang