🌿S'M (12), Boom!

1.7K 235 155
                                    

⚠️⚠️⚠️
Hallo chingu, bentar lagi liburannya mau selesai ya?

Niatnya sih mau update pas liburan, tapi ternyata baru bisa update sekarang. Maaf ya, author udah lama banget gak update cerita ini dikarenakan tugas kuliah yang gak pernah abis. Dan pas liburan, malah kebingungan update kayak gimana.

Karena author bukan penulis yang handal dan tidak puitis, mohon maaf jika ada banyak kata yang kurang tepat maupun cerita yang tidak sebagus author lain.

Makasih untuk kalian yang udah setia nungguin author update 💚 Tanpa kalian, cerita ini gak bakal bisa update sampai part ini 😭 Makasih readers atas semua dukungannya 👍

•Happy Reading•

***

Aku ingin melupakannya, tapi waktu menggalihnya lebih dalam. Dan sekarang, aku tak dapat mengendalikan perasaan ini.

🌞🌙

...
_Sun&Moon_


Dengan perasaan yang penuh emosi, Mina segera meninggalkan Haechan yang masih menatapnya dengan datar. Ditutupnya pintu UKS dengan kasar, tanpa peduli jika beberapa orang memperhatikannya.

Ia mempercepat langkahnya untuk segera menjauh dari keberadaan Haechan. Entah mengapa, hal sekecil ini bisa membuat amarahnya menggebu-gebu. Lebih baik ia kembali ke kelas, pikirnya.

🎵

Suara tuts piano, berhasil tertangkap oleh telinga Mina. Permainan nadanya yang halus, berhasil mencuri perhatian Mina. Langkahnya terhenti, ia hampir saja melewati pintu yang menjadi tempat dimana piano itu dimainkan dengan begitu lihainya.

Perlahan, Mina melangkahkan kakinya mendekat, membiarkan suara piano itu terdengar semakin jelas ditelinganya. Ia juga melebarkan matanya untuk melihat sosok yang memainkan piano itu dari celah pintu yang sedikit terbuka.

Mina tertegun. Ternyata...dia adalah sang pemilik senyum mentari, Haechan.

Senyumnya singkat, tapi bisa membawa kehangatan. Matanya mampu mengekspresikan sebuah perasaan walau dengan satu tatapan. Dan kini, satu tatapan itu tertuju kepada Mina dengan senyum yang mulai melebar. Seperti layaknya orang yang terhipnotis, Mina mengikuti cara tersenyumnya.

Perlahan, tiupan angin membuka pintu yang menjadi pembatas diantara mereka. Menghapus jarak, serta mempertegas tatapan Haechan untuk Mina. Mina menegang, ia bisa melihat Haechan begitu jelas dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Mina membenci perasaan ini. Perasaan yang ingin sekali Mina sembunyikan, bahkan dari dirinya sendiri. Perasaan yang ingin ia hilangkan, tapi waktu menggalihnya semakin dalam. Mengapa perasaan ini muncul kembali? Rasanya seperti sedang mengulang masa lalu yang menjadi sumber kekhawatirannya.

Haechan mengubah senyum lebarnya menjadi senyum simpul, kini ia memainkan sebuah lagu yang sangat familiar di telinga Mina. Lagunya membawa kebahagiaan, tapi terdengar menyedihkan.

🎼
Happy birthday,
Happy birthday,
Happy birthday....Mi....na....
🎼

Bait terakhir dari lagu yang dinyanyikan, menyadarkan Mina, bahwa dirinya...baru saja berhalusinasi. Sosok yang ada didepannya, sosok yang sedang memainkan piano, sosok yang menyanyikan sebuah lagu untuknya, adalah Mark Lee, bukan Haechan yang ia rindukan kehangatannya.

Rasanya ia ingin menjatuhkan tubuhnya saat itu juga, tapi tertahan oleh suara yang tiba-tiba muncul.

"Happy birthday Mina!!!"

Sun&Moon(NCT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang