2. So Deep

116 17 13
                                    

Kiara terbangun. Bersandar ke kepala ranjang dengan keadaan yang lebih baik dari kemarin. Ditatapnya tubuhnya dan yakin kalau pasti ada yang membersihkan tubuhnya, kemarin dia tampak amat kotor tapi sekarang dia sebersih orang yang baru selesai mandi. Pakaian nya juga berbeda. Baju tidur dengan warna putih yang senada dengan warna kamar melekat di tubuhnya.

Satu kakinya telah turun dari ranjang dan menapak di lantai marmer. Suara pintu menghentikan kakinya yang satu lagi. Tatapnya telah bertemu dengan pria itu. Kim Seokjin hadir dengan satu baki makanan yang aromanya sudah tercium oleh Kiara. Jin menebus kesalahannya kemarin, pria itu datang dengan makanan untuk Kiara.

"Selamat pagi istriku," ucap Jin sambil tersenyum hangat kepada Kiara. "Kamu harus makan dulu masakan buatan dariku, ini spesial aku buat dengan cinta dan kasih sayang," lanjutnya .

Seperti biasa, ini adalah sebuah terapi untuk Kiara. Jin harus selalu membawa Kiara kepada suasana-suasana yang gembira atau menyenangkan agar Kiara dapat melupakan masalah-masalah yang menerpanya kemarin dan ia bisa sembuh secepat mungkin dari penyakitnya.

Tentu saja apa yang dilakukan pria ini membuat Kiara menjadi amat senang.

"Makanlah. Aku akan membawamu jalan-jalan hari ini." Pria itu telah meletakkan benda yang di bawanya di nakas samping ranjang.

Kiara mengangguk. Hanya seperti ini reaksi Kiara setiap harinya. Terkadang Jin merasa bahwa ia merindukan sosok istrinya di masa lalu, ceria dan tak pernah menampakkan kesedihannya.

Kiara sudah menunggu 3 tahun lamanya agar bisa mempunyai keturunan namun takdir berkata lain. Ia mengalami keguguran dan nasib baik pun tetap tak berpihak kepadanya. Ia harus menunggu setahun lamanya untuk hamil kembali, tapi apa yang Kiara dapat? Ia divonis mengidap gejala skizofrenia.

Jin sudah duduk di pinggir ranjang. Meraih bahu Kiara dan mengelusnya dengan pelan, menenangkan wanita itu tapi setiap Jin melihat Kiara, membuatnya lebih memilih seseorang menancapkan pisau di tubuhnya. Kehidupan Kiara saat ini membuatnya seribu kali menyakiti diri Jin dari pada apapun.

Ia selalu memperhatikan perkembangan Kiara setiap harinya. Walau perkembangannya tidak begitu signifikan namun Jin masih berharap penuh agar istrinya cepat pulih seperti dulu lagi.

"Masshiseoyo?" (enak?)

Tetap tak ada respon. SeokJin membelai lembut kepala Kiara, menandakan betapa ia sangat menyayangi istrinya.

"Jamkkanman," (tunggu sebentar) kata SeokJin. Setelah Jin pergi sebentar meninggalkan Kiara, ternyata pria ini mengambil sebuah sisir untuk menyisir rambut Kiara yang kusut.

"Sambil kamu menyantap sarapan pagi, aku akan menyisir rambutmu yang terurai cantik ini."

Jin menyisir rambut Kiara dengan lembut yang dipenuhi kasih sayang, ia tak lupa membelai setiap helai rambut istrinya agar terlihat rapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jin menyisir rambut Kiara dengan lembut yang dipenuhi kasih sayang, ia tak lupa membelai setiap helai rambut istrinya agar terlihat rapi. "Kiara aku sangat mencintaimu. Kau harus bisa sembuh, agar kita bisa menghasilkan anak lagi. Aku tidak ingin kau terus-terusan seperti ini. Hatiku begitu teriris melihat semua kesakitan yang kau rasakan."

Schizophrenia | KSJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang