00.00

165 32 1
                                    


Namaku ananda salsabila
Orang orang memanggil ku 'nanda'
Aku berusia 17 tahun dan sekarang duduk dikelas 11 Sma Pelita

Hobiku mendengarkan musik maupun lagu-lagu bergenre pop

Menjadi seorang peminat musik
Membuat ku tergabung dalam band disekolah ku.

Meskipun peranku disana hanya sebagai penyanyi latar,
Aku tetap menikmati nya.

'syukuri apa yang telah kamu raih sekecil apapun itu'
Begitu pesan almarhum ayah ku

Walau sebenar nya bukan itu alasan utama aku ikut club musik

Melainkan aku menyukai kak Leo mahardika
Dia adalah kakak kelas sekaligus vokalis band sekolah

Wajah nya yang tampan ditambah lesung dikedua pipi nya
Membuat aku tak bosan memandangi wajah laki laki putih itu

Apalagi saat tengah bernyanyi, ketampanan nya seolah bertambah

Sungguh lelaki idaman

"nanda!" panggil seseorang setengah berteriak

Aku tersentak kaget seraya berbalik menatap kak fira yang juga tengah menatap ku dengan tajam

"ke-kenapa kak?" tanyaku gugup

"Ngelamun lagi lo" tegur kak fira dingin

Aku menunduk sebelum sempat melirik kak leo yang masih asik bernyanyi

Saat ini aku berada di ruang musik untuk latihan band

Syukur lah kak leo tidak menyadari suara lantang kak fira yang menegurku

Kak fira selalu berhasil mempermalukan ku

"maaf kak"

"Lo itu sering banget ngelamun tiap latihan,Kalo gini terus gue gantiin lo sama yang lain"
Ancam kak fira

"jangan kak, aku janji gak ngelamun lagi" pintaku

Kak fira mendengus pelan

"Yaudah,sebagai hukuman nya
pulang sekolah nanti lo balikin alat musik yang rusak ini ke gudang sekolah"

Aku mengikuti arah telunjuk kak fira

Sebuah keboard yang tergeletak tidak jauh dari aku berdiri

"tapi itu kan berat kak aku-"

"gak ada tapi tapian!"potong kak fira tajam

Aku membuang nafas pasrah

Bukan pertama kali kak fira menegurku dan berakhir dengan hukuman

"baik kak" pasrah ku



"Lo yakin mau ke gudang sendirian?"
Tanya Dea-teman sekelas ku

"Yakinlah emang nya kenapa?"
Aku balik bertanya pada dea

Saat ini kami berada di kantin sekolah,
Setelah latihan band, aku mengajak kedua teman ku-Dea dan Elin-
Makan di jam istirahat

"serem tau, mana ada yang berani masuk kesana kalo gak ditemenin sama pak asep"
Dea mendengus ngeri sambil mengunyah snack chitato milik nya

"Lagian lo kenapa sih masih betah di band itu, gak kapok di hukum sama kak fira terus?!" timpal elin yang terlihat kesal

"Gapapa kok, yang penting bisa liatin kak Leo tiap hari" ujar ku berseri seri

Membayangkan wajah kak leo membuat ku bersemangat

"Serah lo deh, tapi gue gak bisa nemenin lo ke gudang nanti,
Lo kan tau gue orang nya penakut"
Aku menoleh ke arah dea lalu tersenyum

"Iya gue tau kok sama kecoa aja lo takut"
Ejek ku sambil tertawa ringan

"Hahahahah" elin ikut tertawa
Menambah suasana humor diantara kami bertiga
Sementara dea memanyunkan bibirnya

"Hai elin" sapa seseorang dari kejauhan
membuat kami-aku-dan elin berhenti tertawa

Aku dea dan elin menoleh mendapati Gino-siswa kelas 11.C tengah berjalan kearah meja kami

"Minta nomor lo dong" ujar gino setelah sampai di samping elin

Mata elin terbuka sempurna
Begitupun aku dan dea yang juga membulat kan kedua mata

Kaget karna untuk pertama kalinya seorang lelaki meminta nomor elin

elin mendongak menatap langsung wajah gino yang berdiri di samping nya

"Lo serius minta nomer gue?" tanya elin dengan tatapan ragu

"iyalah masa boongan" gino tersenyum ke arah elin yang blushing

Elin menatap ke arah aku dan dea yang hanya terdiam
Seolah bertanya 'kasih gak?'

Aku tersenyum lebar
Sementara dea masih terdiam ditempat nya
entah apa yang gadis itu pikirkan

Elin kembali berbalik berhadapan langsung dengan gino yang masih setia menyodorkan hp nya
Satu tangan nya ditumpukan pada meja di hadapan elin

Elin menerima sodoran hp gino ,
Mengotak atik sebentar lalu mengembalikan pada pemilik nya

Gino tersenyum senang lantas bersuara
"Thanks ya lin"

Aku tertawa dalam hati melihat pipi elin yang memerah

"kalo gitu gue duluan ya dah"

Lelaki bersurai pirang itu berlalu dari hadapan kami sebelum sempat melirik dea yang hanya terdiam membuang muka

Aku juga melirik keterdiaman dea

Gak biasanya dea kayak gini

Jangan jangan dea-

Tring..tring..tring...

Bunyi bel menghentikan dugaan batinku

Dea beranjak terlebih dahulu meninggal kan kami

Sementara elin masih terlihat salah tingkah mengingat kejadian barusan

Aku kembali menatap punggung dea yang mulai menjauh

Semoga dugaan ku salah



TERIMAKASIH
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK:))
@ayyu.sft ♥













V MATTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang