[1] Silent Love

32 8 0
                                    

Mencintai dalam diam. Hanya orang-orang hebat yang dapat melakukan itu. Tetapi aku tidak sehebat itu, karena di sisi lain aku merasa sangat rapuh, rapuh saat melihat kamu bahagia dengannya —

Segerombolan orang tengah asik bercanda tawa ria di kantin sekolah. Terkecuali seseorang yang tengah duduk di kursi kantin bagian pojok, gadis bersurai hitam panjang tengah asik sendiri dengan buku gambarnya.

Sesekali ia pun merasa tertarik dengan segerombolan orang yang sedang asik bercanda, ia hanya sesekali melirik ke arah gerombolan itu, memerhatikan salah seorang di antara mereka.

Namun saat gadis itu mencoba untuk melirik lagi, betapa terkejutnya ia, orang yang sedari tadi ia lirik, sudah berada di hadapanya. Dan pada detik berikutnya ia cegukan

" Hei, sendirian aja nih? " Sapa Raka

Gadis itu tak membalas sapaan pria yang ada di hadapannya sekarang, melainkan cegukan lagi dan lagi.

" kamu cegukan? "

Gadis itu tak menjawab pertanyaan pria itu dan langsung berlari menjauh dari keramaian kantin sekolah.

♥♥♥

Gadis itu berlari ke kamar mandi mencari tempat aman untuk meredakan cegukannya.

Setelah merasa aman, ia mencoba meminum air sebanyak banyaknya

" hampir saja "

Sekilas, sosok pria itu muncul di benaknya, membuat kedua pipinya merona karena malu

" Ah "

Ia memegang pipinya sambil melihat ke arah cermin yg ada di hadapannya

" dia bisa saja membuat jantung ku copot , bagaimana ini "

" apa dia sadar kalau sejak tadi aku memperhatikannya ? "

Memalukan. Satu kata yang terlintas di benaknya.

" LUNA !! " teriak seorang gadis dengan suara yang begitu menyakiti telinga

Luna terlonjak kaget, melihat sosok sahabatnya yang tiba-tiba muncul di depan pintu

" Ah Fio, halo " Sapa Luna dengan polosnya

Baru saja Luna ingin melangkah mendekat, Fiona langsung menjitak kepalanya.

" Aww! Sakit tau " rintih Luna kesakitan

" Lo sih, bukannya nungguin gue lagi beli di kantin malah di tinggal " keluh Fiona

" Ya Maaf, Soalnya Luna tiba-tiba kebelet jadi langsung pergi " alibi Luna

" iya deh iya, cabut ke kelas yuk udah mau bel masuk nih "

" ayo "

♥♥♥

Luna duduk terdiam dengan pandangan kosong, memikirkan sosok pria yang selalu bertahta di fikirannya.

Ia melirik ke arah jendela, sepasang matanya menemukan pria yang selalu dia idam idamkan, sedang berjalan dengan seorang gadis.

Luna mengehela nafas berat, dadanya terasa sakit, sangat sakit.

' andaikan aku yang berada di posisi itu, pasti aku akan merasa menjadi seseorang yang paling bahagia di dunia '
Batin Luna

Senyum kecut terukir di wajahnya yg cantik.

Tanpa ia sadari, Fiona yang duduk di sampingnya sedari tadi memerhatikannya.

" masih di perhati'in aja terus, ga bosen-bosen apa? "

Luna menggeleng cepat, tidak ingin mengiyakan perkataan Fiona.

" nggak kok, selama itu tentang dia, Luna nggak pernah bosen "

" iya lo nggak, tapi hati lo kasihan 2 tahun di buat sakit mulu "

Ya, Sudah 2 tahun lamanya Luna hanya mengagumi Raka dalam diam. Ia tidak mampu untuk menyampaikannya

Bukan karena gengsi, tapi sifatnya yang pemalu membuat dirinya kesusahan. baru berhadapan saja dirinya selalu cegukan, apalagi bila dia menyatakan perasaannya mungkin dia bisa kejang kejang.

Luna menghela nafas pasrah dan menenggelamkan wajahnya di atas meja

" kenapa nggak coba di sapa aja? Berani'in diri lo "

" mana bisa "

" gue cuman nyaranin aja sih, mending tuntasin perasaan lo sekarang sebelum kita lulus "

Lulus.

1 kata yang cukup menyakitkan.
mereka akan lulus beberapa bulan lagi dan ia belum bisa dekat dengan Raka sama sekali.

Tidak, ia tidak mengingkan hal itu terjadi, dia harus bisa mendapatkan hati pria itu sebelum mereka lulus.

" Kalau begitu... "

" hmm? " Fiona menaikkan satu alisnya menunggu perkataan apa yang akan Luna keluarkan selanjutnya

" Luna bakal usaha mulai besok, buat dapetin hatinya dia " ucap Luna dengan semangat

Namun tiba - tiba saja, Luna mendapat tonjoran keras di kepalanya

" aduh!? Fiona apa apaan sih!! "

" Lo lupa ya Raka itu udah punya pacar? "

Bagaimana Luna bisa seceroboh itu, melupakan hal penting yg selalu menjadi alasan mengapa hatinya merasa selalu sakit.

Gadis yang selalu bersama dengan Raka itu, pasti adalah gadis pujaan hati dari seorang Raka.

Luna terduduk lemas, mengapa kepahitan hidup selalu mempermainkan dirinya, Menyedihkan sekali.

" udahlah Fio, Luna mau ke perpustakaan dulu "

" Ngapain? Tumben "

" Mencari Mukjizat "

" hah? Mukjizat apaan? "

" Mukjizat Cinta "

" Dasar Bucin ga waras " Fiona memukulkan bukunya ke kepala Luna

" Aww sakit tau! "

" Yang bilang enak siapa? Kalau enak juga pasti semua orang mau lah di pukul " Kata Fiona sambil di ikuti tawa jahatnya

" Cih Fiona nyebelin "

Luna langsung bergegas berdiri menuju ke perpustaka'an.

Makasih yang udah mau baca cerita ini (´∀`)♡
Jangan lupa Vote dan comentnya~♥
1 Bintang dari kalian itu sungguh sungguh sangat berharga xD

Maaf kalau penulisannya masih banyak kesalahan >/\<

One Sided LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang