Eighteen

4.1K 232 20
                                    

Emely datang keesokan harinya. Satu-satunya orang yang menjadi tempat pelampiasanku sekarang. Aku menangis, mataku bengkak dan tidak tau apa yang harus aku lakukan.

"Akhirnya Carol kembali setelah sekian lama, Eh?"

Aku mengangguk, tak mampu berkata apapun karena suaraku yang mengerikan.

"Bukankah itu baik, kau bisa lepas dari pria berbahaya itu, Merrien. Aku tidak bisa membayangkan kau hidup dengan pria yang akan membunuh orang lain saat mereka tidak sengaja membuatmu tidak bahagia. "

"Kau tau bukan itu masalahnya, Emely. Tolong... "

"Okey babe, aku hanya bercanda. Namun aku terlalu kesal karena wanita itu datang mengacau setelah kau jatuh cinta pada Albert. Seharusnya dia datang sebelum kau jatuh cinta pada pria itu, " gerutu Emely.

"Hiks... Entahlah, takdir yang menyebalkan. "

"Apa kau yakin Albert akan segera memutuskan hubungan kalian? "

"Dilihat dari sifatnya aku yakin ia akan menyelidiki penyebab aku melarikan diri di club kemarin. Menurut tebakkanku ia sudah mengetahuinya. " Aku sekali lagi mengambil tisu. "Hanya ada satu kemungkinan terbesar setelah ia tahu penyebabnya yaitu dia akan mendatangiku dan membawa surat perceraian," lanjutku.

"Apa dia semudah itu melupakan kebersamaan kalian? Sedangkan Carol sudah lama meninggalkan dia sendirian dan sekarang tiba-tiba kembali." Emely mengambil kopi dan menyeduhnya, "Dimana harga diri dari penguasa multhi-factory itu. Jika aku adalah dia maka dengan wajah terangkat aku akan bilang padanya, 'Enyah kau Bi*th aku tidak membutuhkanmu lagi. "

Mendadak ucapan Emely membuatku mendapatkan sebuah pencerahan. Aku hampir melonjak karena rasa senang.

"Itu dia! "

"Apa? "tanya Emely terkejut.

"Kau jenius Emely. Seharusnya aku tau jika hubungan kami tidak begitu rapuh. "

Mata Emely menyipit, "Apa maksudmu, mengapa melihat ekspresimu memberiku firasat buruk? "

"Hei, aku yakin dengan perasaanku. Albert sedang menyembunyikan sesuatu. Tatapan matanya, sorot mata memujanya, gairahnya padaku begitu nyata."

Emely menatap Merrien. Dia ingin mengasihani sahabatnya ini. Mungkin dia terluka terlalu dalam itupun karena dua pria dalam waktu bersamaan.

"Merrien, berhentilah mengelak dari kenyataan ini. Cinta Albert pada Carol sudah terkenal. Dia hancur ketika wanita itu meninggalkannya dan sekarang Carol sedah kembali jadi--"

"Kau berani bertaruh? "

"Apa? "

"Yeah, jika memang Albert sebrengsek itu maka dengan tubuh cantikku aku tidak kekurangan pria untuk membantuku orgas*e. Tapi firasatku mengatakan jika Albert sedang melalukan sesuatu. "

Emely terdiam, dia pasti berpikir mungkin aku sudah gila. Tetapi aku tidak bisa menyingkirkan sorot mata lembut dan memuja Albert padaku. Aku ingin mempertaruhkan semua pada usahaku saat ini.

"Bantu aku masuk menjadi ambrasador produk terbaru Actexi, lagi pula aku masih belum menyatakan mengundurkan diri dari dunia hiburan, Kan? "

"Kau yakin melakukannya? "

"Tentu saja, percayalah padaku Emely, mulai sekarang aku tidak akan membiarkan pria manapun lolos jika menyakitiku. Seandainya Albert sedangkal itu maka ini akan menjadi ajang pembalasanku. " Ku tatap Emely yang membeku, "Apa kau bersamaku Emely? "

"Tentu sayang. "

Kami berpelukan. Aku tidak menyangka akan memiliki pemikiran gila ini. Bertaruh, membalas dan tentu saja pria tampan harus masuk ke dalam rencanaku ini.

"Aku harus kembali ke kantor, rencana yang kau ucapkan membutuhkan koneksi dan aku perlu mencari tahu siapa yang bisa kita datangi. "

"Kau yang terbaik, Emely. "

Albert dan segala posesifnya, aku tidak bisa melupakan jika dia telah membunuh orang karena aku, aku yakin dia akan gila melihatku fi kelilingi pria-pria panas itu.

Darahku mendidih dengan cara yang luar biasa. Ini menakjubkan, perasaan ini berhasil menyapu habis perasaan sedih ini. Digantikan sebuah semangat baru. Ah mungkin ini sebenarnya yang aku cari yaitu sebuah tujuan hidup yang baru.

Dahulu Jack adalah tujuan hidupku, menikah dengannya merupakan impianku. Kemudian semua hancur. Albert yang menghancurkan tujuan hidupku sekaligus memberiku tujuan baru. Dan dia juga menghancurkannya namun tidak ada lagi alasan untukku hidup. Sekarang aku berhasil menemukannya.

Aku melempar pandangan ke arah ACTX building yang terlihat dari apartemenku. Tempat berdinding kaca berwarna abu-abu, tinggi dan artistik. Sangat mewakili pribadi Albert yang abu-abu, berkuasa dan tidak tersentuh.

Namun kau akan menderita di hadapanku, Sayang .

.

.

.

Normal Pov.

Albert kembali bermimpi buruk. Dia lupa meminum obat penenang sebelum tidur. Dia memang tidak mengkonsumsinya akhir-akhir ini karena tidak lagi bermimpi buruk.

Hasilnya dia bangun dan terengah-engah.

"Sialan. "

Albert tertidur di kantor. Dia menyeret kakinya menuju lift VIP yang khusus untuknya. Sopir membukakan pintu mobil dan membawanya menuju Broadway. Albert menatap bangunan berwarna putih itu lamat-lamat dan menyuruh sopir membawanya pulang ke rumah. Rumahnya yang kosong tanpa Merrien di sana.

Tbc

My Fake Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang