-DUA-

275 24 2
                                    

"ANDIN MARCELLINO." Ucap keras se orang laki-laki sambil mengetuk pintu kamar Andin, sampai Andin terbangun dari tidurnya

Suara itu, suara abangnya Andin, Andin memiliki Abang 1 yang sangat sangat cerewet, di balik cerewetnya mungkin karena abangnya terlalu sayang sama Andin

Andin pun bergegas menuju pintu, dengan mata yang masih terbuka dan tertutup, dan rambut yang sangat acak-acakan

"Apa bang??" Ucap Andin sambil menahan kantuk

"Udah jam berapa ini, molor terus lo ini." Ucap abangnya Andin, sambil melotot ke arah Andin

Andin langsung bergegas mengambil handuk dan ber siap-siap untuk pergi ke sekolah

Andin kini sudah rapih dengan baju osis yang press body, rok span yang press juga serta tas imut yang selalu Andin pake ke sekolah

Andin bergegas turun ke bawah, untuk menemui keluarganya yang sedang sarapan di situ terdapat Ayah, Bunda dan abangnya Andin

"Pagi ayah sama bundaaaa." Ucap Andin dengan suaranya yang cempreng

"Pagi juga sayang." Ucap bunda dan ayahnya Andin dengan kompaknya

"Oh iya, kamu kan sudah tau arah jalan ke sekolah kamu dek, kamu bawa mobil sendiri ya." Sambung ayahnya Andin

Andin saat bersekolah di Bandung ia memang sudah membawa mobil sendiri, ke dua orang tuanya yang menyuruh Andin untuk pergi membawa mobil sendiri

Andin bergegas keluar rumah dan memasuki mobil, saat itu ter setel lagu kesukaannya yaitu Tulus-Langit abu abu

Dengan suasana hati yang sedang gembira dan senang mendengarkan lagu mellow dan sambil mengikuti lirik lagu itu

🎶Tak mungkin secepat itu kau lupa
Air mata sedihmu kala itu
Mengungkapkan semua kekurangannya
Semua dariku yang tak dia punya
Daya pikat yang memang engkau punya
Sungguh-sungguh ingin aku lindungi
Dan setelah luka-lukamu reda
Kau lupa aku juga punya rasa
Lalu kau pergi kembali dengannya
Aku pernah menyentuhmu apa kau malu
Di bawah basah langit abu-abu
Kau di mana?
Di lengangnya malam menuju minggu
Kau di mana?
Kadang dering masih ada namamu
Beberapa pesan singkat untukku
Entah apa maksudmu yang kutahu
Sayangimu aku telah keliru
Ayo tulis di buku harianmu
Kelak jelaskan bila engkau punya waktu
Di bawah basah langit abu-abu
Kau di mana?
Di lengangnya malam menuju minggu
Kau di mana?
Bertemukah kau dengan sang puas
Benar senangkah rasa hatimu
Bertemukah kau dengan sang puas
Benar senangkah rasa hatimu
Di bawah basah langit abu-abu
Kau di mana?
Di lengangnya malam menuju minggu
Kau di mana?
Di bawah basah langit abu-abu
Kau di mana?
Di lengangnya malam menuju minggu
Kau di mana?
Kau di mana?

Pas sekali saat lagu berhenti berputar saat itu juga Andin sampai di depan sekolahnya, Andin memarkirkan mobilnya di tempat parkir mobil murid

Hanya beberapa murid yang bawa mobil, hanya 6 mobil yang terparkir

Andin pun turun dari mobil, dan beberapa siswa melirik Andin

Andin menuju kelas, melewati koridor, hari ke-2 Andin sekolah rasanya masih saja terasa asing

Tiba-tiba ada laki-laki yang memegang bahu Andin, tidak asing dengan suaranya, laki-laki itu adalah Bagas

Lalu Andin berjalan tanpa melirik, Andin berjalan semakin cepat, tetapi si Bagas tetap saja mengikutinya Andin

Vero menghampiri Andin yang sedang berjalan buru-buru bersama Bagas, tetapi Bagas di situ seperti ada tapi tak di anggap

"Andiiiiiinnnnnn cantikkkk banget pagi inii." Ucap Vero sambil mengejar Andin karena Andin berjalan cepat

Andin hanya tersenyum malu, lalu pipinya memerah

Jujur saja, menurut Andin, Vero lebih ganteng daripada si Bagas

Sampainya di kelas, Andin langsung duduk di meja nya, dan Bagas pun mengikutinya

Entah kenapa di kelas itu memang terasa asing, semua murid juga belum banyak mengenal, mungkin wajar saja, baru 2 bulan sekolah, rasa kekeluargaan nya belum terasa, tapi berbeda sama sekolah Andin yang dulu di Bandung, baru 1 bulan sekolah sudah terasa sayang satu sama lain

"Ndin, lo mau ikut ekskul gak? Tapi lo harus siap mental." Ucap Bagas sambil memainkan ponsel nya

"Apaan?" Ucap Andin dengan santai

"Paskibra, tapi lo harus siap sama apa kata senior, setau gua rambut harus di potong 2jari di bawah telinga, gua ngerasa yakin ajasih kalo lo pasti bisa masuk paskibraka entah kota, provinsi atau bahkan nasional. Tinggi lo gua liat pas, pasti tinggi lo di atas 165cm, berat badan lo juga pas. Bisa di bilang lo ideal." Ucap Bagas

Tiba-tiba benak Andin berkata 'ndin kamu kan mau jadi polwan.'

Tidak berfikir lama, Andin menyetujui perkataan Bagas

"Aku mauuu." Ucap Andin sambil menatap mata Bagas yang sibuk bermain ponsel


.
.
.
.

Insyaallah aku bakal update setiap hari, tunggu kelanjutannya ya kak!

Jangan lupa vote & coment!

Terimakasih^^

Begins From Paskibra [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang