"RAGA! KEMARI KAMU, saya capek kejar kamu dan Yosep. Jadi kemari." Ibu Euis guru matematika berteriak kesal.
"Ahh, shit." Tanpa menunggu aba-aba atau setidaknya membuat keseimbangan pada tubuh Sheina, lelaki itu lantas berlari sembari menggenggam lengan Sheina ia membawanya berlari mengelilingi lapangan utama yang luas.
"Hey! Raga! KEMARI KAMU, SAYA PANGGIL KEDUA ORANG TUA KAMU BIAR TAHU RASA KAU!"
"Yosep juga Bu!" Balas lelaki bernama Raga itu.
Sialnya hari ini, Sheina merasa pusing dan seenaknya Raga malah menyeretnya ke dalam masalah cowok itu.
"Kamu juga Sheina!" Bu Euis berteriak sembari menghentikan langkahnya karena kelelahan.
Raga terus membawa Sheina berlari entah kemana, namun di taman belakang sekolah Sheina memutuskan mulai bicara.
"Lo! Nggak tahu malu, seenaknya bawa orang lari-larian." Sheina melepaskan tangan Raga, cowok itu menoleh ke arah Sheina.
Raga menatap lengan kanannya, menyidik-nyidik lengannya sendiri seolah baru menyadari kalau tangannya refleks membawa cewek itu berlari bersamanya.
"Dasar laki-laki gila!" Kata Sheina pelan namun terdengar jelas di pendengaran cowok itu.
"Gila? Woahh... lo yang nggak tahu malu dan nggak tahu terimakasih!" Balasan sinis itu menimbulkan tawa ledek.
"Gue? Kenapa gue harus berterimakasih sama lo?" Jelas Sheina kesal.
"L... lo! DASAR SINTING!"
"BU! IBU EUIS, DI SINI." Sheina berteriak sembari melambaikan kedua lengannya.
"Gue pergi." Raga meninggalkan Sheina, tidak peduli cewek itu berteriak memanggil nama Bu Euis untuk segera kemari, toh, Raga sendiri akan benar-benar menghilang dengam cepat.
"Lo! Dasar cowok gila! Kemana lo? Mau ke mana?!" Sheina berteriak kesal, akan tetapi Raga tak memberi respon dan malah pergi belari lalu hilang dalam hitungan detik.
"Aduh..." Sheina memijat pelipisnya, kesal sekaligud melelahkan.
"Di sini rupanya, kemari kamu Sheina Elfira. Ikut saya!" Kata Bu Euis dengan tegas.
"B-bukan saya Bu, tapi laki-laki tadi bu!"
"Sama saja! Kalian sama-sama membuat masalah di tengah waktu belajar."
"Ahhhh Bu, bener bukan Sheina."
"Ckckck..." Bu Euis menggeleng kepalanya, seolah pernyataan Sheina hanya gelagat belaka.
***
Jam makan siang di sekolah memang agak melelahkan karena harus antri mengambil makanan dan cepat-cepatan mencari tempat duduk di kantin. Namun siang ini Sheina dan kedua temannya benar-benar tidak beruntung, kursi dan meja di kantin sudah penuh, biasanya jika sudah begitu terpaksa murid-murid harus makan di luar kantin.
"Ayo makan di kelas aja," kata Dita di susul anggukkan dari Aiqsal.
"Nggak, males gue. Ntar jauh balikin piringnya. Eh di situ!" Jari telunjuknya menunjuk satu kursi di ujung kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary You: Secret Mission
Roman pour AdolescentsSanta's dark secret adalah sebuah platform rahasia di SMA United Shion, dibawah pengaruh Sheina Elfira semuanya berjalan baik, tragedi-tragedi mengerikan yang terjadi di United Shion dapat terselesaikan tanpa jejak sedikitpun. Namun, semenjak kehadi...