Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak😉
"Penyiksaan yang dirasakan selama ini akan kah berakhir 🥀"
Di ruangan yang kotor dan berdebu seorang gadis mendengar derap langkah kaki yang semakin cepat.
" Pendek...pendek kamu dimana, " panggil putra saat dia tidak mendapati Andini pramaditha di seluruh ruangan. Ya itu lah nama kesayangan yang diberikan oleh sahabat kesayangan Andini yaitu putra Dwi purnama.Mendengar namanya di panggil dia ingin langsung keluar dari ruangan itu tapi apa daya karena ruangan itu di kunci dari luar oleh saudara tirinya yang sangat kejam itu.
Dia ingin berteriak pun tidak bisa karena keadaannya yang kurang fit lalu dia mencoba mengambil barang di sekitar ruangan itu dan memukulnya ke pintu agar putra mendengar suara itu.
" To.. tolong put aku di sini," panggilnya dengan suara yang hampir habis.
Putra yang mendengar pukulan dari pintu gudang itu bergidik ngeri karena kabarnya gudang itu ada penunggunya tapi dia sangat penasaran ada apa di balik pintu itu, diapun mencoba mendekati pintu itu dengan badan yang gemetaran.
" Apaan tuh semoga aja bukan hantu gentayangan yang lagi naksir aku," katanya dengan pedenya untuk mengusir rasa takutnya.
" Hey hantu gentayangan yang ada di balik pintu jangan suka nakut nakutin orang nanti kamu kualat loh." Andini yang mendengar nya langsung mendengus kesal.
" Heh putra, ini Andini bukan hantu gentayangan kalau kamu suka sama hantu entar aja deh ini keluarin aku dulu," katanya dengan nada kesal dan tiba-tiba Andini mempunyai cukup suara untuk memarahi putra.
" Ehh, Andini toh ku kira hantu ngajak kenalan hehehehe.....eh ngapain kamu di dalam situ lagi sembunyi dari babangmu yang ganteng ini ya."
" Terserah deh apa kata kamu tapi tolong keluarin aku dari sini aku takut kalau harus berlama-lama disini."
" Iya-iya bawel bentar aku bukain. " Putra pun mencari apapun yang bisa di gunakan untuk membuka pintu itu.
Pintu itu akhirnya berhasil dibuka dengan batu yang terus di pukul-pukulkan putra ke arah gembok pintu gudang itu.
Putra pun masuk ke dalam gudang itu dan mendapati Andini yang bersandar di tembok ruangan dan mengendong Andini keluar. " pendek kamu gak papa kan?" katanya dengan rasa khawatir melihat kondisi nya.
"Gak papa put, ehh pendek-pendek, aku ini gak pendek cuma gak tinggi aja," ucapnya dengan kesal.
" Yeee sama aja kali."
"Bedalah."
"Dimana? Di hurufnya gitu."
"Enggak yee beda di pengucapan nya," katanya dengan cengingiran.
"Iyain aja deh daripada ribet."
"..."
Putra membaringkan Andini di kamarnya, " yaudah istirahat ya pendek...ehh iya sampe lupa mau nanya siapa yang berbuat kejam gitu sih ke kamu."
"Hmmm gak ada kok udah pulang sana nanti kamu dicariin mamamu lagi."
"Yee gak lah kan rumahku disebelah rumahmu lagian kita dari kecil juga udah temenan sama sama terus kan."
"Hmm iya sih."
"Yaudah aku pulang dulu kalau ada apa apa bilang aku ya, aku siap bantu kamu kapanpun itu."
"Makasih ya put."
" Iya sama-sama yaudah istirahat ya."
"Iya."
"Bye darling," ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Hehehehe bye."
"Tante putra pamit pulang dulu ya," ucapnya sambil setengah berteriak.
"Iya nak hati-hati."
"Iya."
Andini mencoba memejamkan matanya tapi tidak bisa dan dia pun pergi ke dapur untuk memasak makanan kesukaannya, tiba-tiba saudara tirinya tepat berdiri dibelakangnya.
_
Terimakasih telah membaca dan maaf jika banyak kekurangan 🌿
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Dreams
General FictionMimpi bertemu seseorang yang membuat hati terus ingin bertemu dengan dia dan dengan segala penyiksaan yang dia alami. Akankah Andini memilih teman kecilnya, mimpinya ataukah ada yang datang dalam hidupnya yang bisa membuatnya lupa akan mimpinya. Ya...