bagian 2

61 17 0
                                    

"Karena senja tak pernah meminta mu menunggu"
______________________________________

" Astaghfirullah, sin ngagetin aja kamu," ucapnya karena merasa kaget atas kehadiran saudara tirinya dibelakang nya, ya dia lah sindi ayu Nindya yang teramat membenci Andini karena Sindi merasa Andini menggambil semua yang dimilikinya.

" Heh, kamu kok bisa lepas dari gudang itu, seharusnya kamu sudah tiada disana," ucap Sindi dengan penuh kesal.

" Kamu kok tega sih sin sama aku emang aku pernah ada salah apa sama kamu, aku minta maaf."

" Hahahaha apa kamu bilang maaf ? Gak segampang itu aku maafin kamu setelah kamu ngerebut semuanya dari aku."

" Aku ngerebut apa dari kamu sin, tolong jelasin sekarang."

" Halah gak usah pura pura gak tau lah an aku sudah muak sama kamu."

" Beneran sin aku gak tau tolong kamu jelasin ke aku, kita selesaiin ini sama-sama."

" Ok, kalau kamu mau aku jelasin apa yang membuat aku begini sama kamu, kamu tau kan ibu yang aku sayangi selama ini dia lah orang tua ku satu satunya setelah aku kehilangan ayahku untuk selamanya, sekarang dia sangat menyayangi kamu daripada aku selalu membandingkan kamu dengan ku, Andini ini lah Andini yang terbaik lah, aku capek an selalu dibanding bandingin sama kamu terus, kamu tau gimana rasanya sakit... Banget an, aku anak kandung nya bukan kamu."

" Maaf sin, aku bukan nya mau ngambil ibu mu tapi dia sudah menikah dengan ayahku yang sekarang sudah menjadi ayahmu juga dan otomatis dia juga sudah menjadi ibuku."

" Kamu kira yang kamu rebut dari aku hanya ibu ku saja an, kamu salah dan camkan ini baik baik kamu gak usah sok baik gitu didepan orang banyak, inget baik baik itu dan aku gak akan lelah untuk terus nyiksa kamu."

" Terserah kamu sin yang penting aku udah minta maaf sama kamu."

Lalu Andini pergi dari dapur dan menuju ke dalam kamar untuk beristirahat, rasa laparnya tadi langsung hilang setelah berdebat dengan saudara nya itu dan sesampainya di dalam kamar dia merebahkan tubuhnya yang letih dan hatinya yang terluka karena mendengar penjelasan dari saudaranya itu dia ingin menangis tapi dia menahan nya karena takut ada orang yang mendengar nya, akhirnya Andini menelpon putra dan seperti biasa telponnya selalu diangkat oleh sahabatnya itu.

" Assalamualaikum put, kita bisa ketemu gak dipantai."

" Waalaikumsalam an, bisa kok tunggu ya aku siap siap dulu."

" Iya aku tunggu."

Telepon pun dimatikan dan Andini bersiap-siap untuk segera pergi ke pantai bersama putra, sebelum itu dia pamit ke ibu nya terlebih dahulu yang sedang duduk di ruang tamu dengan buku novel yang baru baru ini di belinya.

" Bu, Andini keluar sebentar ya sama putra ke pantai."

" Oh, iya nak hati hati dijalan ya."

" Iya Bu."

Andini berjalan keluar dan mendapati putra sudah rapi dengan baju pantai nya.

" Yuk put, berangkat."

" Ok tuan putri."

Mereka pun memasuki mobil dengan diam dan putra melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju pantai yang biasa mereka datangi bersama. Sesampainya di pantai mereka langsung duduk di tepi pantai sambil menikmati senja dan dingin nya udara pantai yang terus berhembus tanpa mau mendahului pembicaraan.

" An kamu kenapa? Ada yang jahatin kamu lagi, cerita sama aku an."

" Apakah aku salah menjadi anak yang di sayang ibu ku yang sekarang, kamu tau kan aku sangat merindukan sosok ibu kandung ku dan aku baru mendapatkan nya dari ibu Nadia, kenapa Sindi begitu iri padaku. Dia mengira aku akan mengambil ibunya padahal gak gitu kan..hiks... hiks..," tangisnya pecah diakhir dia bercerita dan membuat awan, angin, dan sekitarnya ikut bersedih.

" Jangan sedih an, apa yang kamu pikirin itu gak bener an. kamu berhak bahagia dan kamu juga gak salah dia hanya salah paham, coba kamu omongin ini baik baik sama Sindi dan Bu Nadia insyaallah masalah nya bakal selesai."

" Makasih put udah mau dengerin semua curhatan ku sempe aku nangis gini pasti jelek deh hehehe."

" Nah gitu dong ketawa, jelek tau nangis mulu kayak monster yang di tv-tv gitu."

" Ihh ya gak gitu juga kali aku kan imut imut masa iya disamain sama monster jelek, kalau aku monster berarti kamu apa dong? Vampir."

" Iya aku vampir nanti gigit kamu terus kamunya jadi vampir juga dan kita nikah terus happy ending deh ."

" Hah nikah, nikah aja tuh sama gorila."

" Hehehe emang kamu gak mau nikah sama aku."

" Mau gak ya hahahaha."

______________________________________
Andini udah nemuin solusi nih guys
Jangan lupa tinggalkan jejak
See you

Love In DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang