Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak😘
_" Yah, iyain gitu biar aku seneng dikit," katanya sambil memanyunkan bibir nya.
" Hahahaha kamu tuh gak cocok dengan bibir manyun gitu,"
" Emang yang cocok sama aku apa," katanya sambil menatap mata andini dalam-dalam, dia ingin melihat kedalam matanya.
Seandainya ada tempat di hati Andini, putra akan sangat senang tapi, apakah mungkin itu terjadi pada mereka berdua dan pantaskah seorang sahabat memendam perasaan yang mendalam untuk sahabat nya sendiri yang selama ini dia sayangi sejak kecil.
Tapi putra hanya takut terputus nya hubungan persahabatan itu, dia tidak ingin kehilangannya.
"Hey... Jangan ngelamun nanti kesambet baru tau rasa, kamu tadi bilang kamu cocoknya jadi apa kan... Kamu tuh cocok nya jadi gorila hahahha," kata Andini sambil berlari di bibir pantai dengan tawanya yang membahana seakan dunia ikut senang akan kebahagiaan singkatnya itu.
" Dasar andini," kata putra sambil mengejar Andini yang terus berlari menelusuri bibir pantai.
Mereka terus berlari dengan diakhiri putra menangkap Andini.Langit sudah berganti warna nya menjadi kemerah merahan menandakan senja yang sangat indah dan angin pantai yang selalu berhembus-hembuskan rambut andini membuat Andini ingin berlama-lama dipantai tapi mereka akhirnya pulang untuk memenuhi kewajiban mereka sebagai seorang muslim.
Mereka tiba dirumah masing-masing dan segera mengambil air wudhu lalu melaksanakan sholat Maghrib, disetiap doa Andini selalu mendoakan kebaikan untuk keluarga dan orang yang sangat dia sayangi.
_
Pov AndiniAku menyusuri jalan yang sunyi dan gelap, dimana semua orang kenapa semuanya tampak begitu menyeramkan, aku menggenggam tanganku untuk menahan rasa takutku.
Aku duduk disemak- semak dan berpikir apa sebenarnya yang terjadi padaku, tidak jauh dari tempatku duduk aku mendengar seperti desis ular, pikiranku semakin kacau akankah aku mati disini padahal aku belum membahagiakan kedua orang tuaku dan juga belum menikah.
Ternyata benar itu ular dan sedang mendekati ku dengan lidahnya yang menjulur keluar, aku mengambil ranting pohon dan ku lemparkan kearah ular itu tapi ular itu bukan nya pergi dia malah semakin mendekat kearah ku, aku menangis membayangkan ular itu sebentar lagi akan mengigitku dengan gigi giginya yang tajam lalu ada tangan kekar yang memelukku, ada rasa nyaman dan aman di pelukan nya.
Aku menangis dipelukannya dan kupejamkan mataku, aku tidak ingin melihat ular itu lagi didalam hidupku.
" Hey kamu nggak papa kan," ucapnya dengan menyentuh pipiku seakan ingin menguatkanku.
"Hiks.. hiks aku nggak papa," ucapku dengan masih terurai air mata, aku sempat terpana dengan pesona yang di berikan oleh laki-laki di depan ku ini dia memiliki wajah yang oval, rambut yang hitam lebat, mata yang indah, dan semuanya seakan pas didirinya.
" Aku sudah mengusir ular itu jadi sekarang jangan nangis lagi ya."
" Kamu siapa? Dan dimana aku sebenarnya," kataku ingin meminta penjelasan tempat ini.
" Perkenalkan namaku Kevin, siapa namamu dan ini di pinggir hutan," ucapnya dengan tegas.
" Aku andini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Dreams
General FictionMimpi bertemu seseorang yang membuat hati terus ingin bertemu dengan dia dan dengan segala penyiksaan yang dia alami. Akankah Andini memilih teman kecilnya, mimpinya ataukah ada yang datang dalam hidupnya yang bisa membuatnya lupa akan mimpinya. Ya...