𝙡𝙖𝙙𝙮 𝙞𝙣 𝙬𝙝𝙞𝙩𝙚

S A T U

Jam kosong merupakan anugerah terindah buat anak sekolah, apalagi jika bertepatan dengan ulangan harian yang materinya sangat luar biasa sulit. Apa yang lebih menyenangkan dari ini?

Ada sih, kalau perasaan ini dibalas oleh mas crush hehe..

Seperti saat ini, kelas Renjun sedang jam kosong dikarenakan guru-guru sedang rapat. Dan seperti sekolah pada umumnya, jika jam kosong pasti ada aja tingkah ajaib temen sekelas yang akan ditunjukkan.

Jika ditanya, ngapain mereka bertingkah konyol? Jawabannya simple karena masa sekolah gak akan keulang lagi, jadi nikmatin aja masa muda, buat kenangan, biar bisa diceritain ke anak cucu.

Dan yah, suasana kelas Renjun jauh dari kata kalem.

“Sakit anjir, lepasin tangan lo dari rambut berharga gue” Haechan meringis kesakitan saat rambut berharganya dijambak dengan tidak manusiawinya oleh Yeji, teman sekelasnya.

Yeji mendengus kesal. “Tanggung jawab dulu, bangsat.”

“Tanggung jawab apaan? emang gue ngehamilin lo?” Tanya Haechan, emang dasarnya Haechan adalah manusia yang gak pernah bisa diajak serius, bukannya takut, dia malah memancing amarah Yeji.

"Aduhh, sakit anjeng" teriak Haechan dengan histerisnya, pasalnya Yeji tidak main-main menarik rambut Haechan, bahkan gadis itu menggunakan kedua tangannya.

"MULUTNYA ANJIR, TANGGUNG JAWAB SAMA MAKE UP GUE YANG UDAH LO RUSAKIN." wajah gadis itu merah padam, menahan amarah. Seolah siap menerkam Haechan kapan saja.

"Heh, lo berdua bisa diem gak? gue do'ain berjodoh, biar tau rasa" ucap Renjun , pria itu sudah jengah dengan tingkah mereka berdua.

Memang dari awal Yeji dan Haechan tidak pernah bisa akur, Haechan yang selalu suka memancing emosi Yeji dan Yeji yang selalu membalas Haechan.

Karena itu mereka mendapat jukukan, tom and jerry Nya  SMA Elang, yah, mereka emang terkenal diseluruh penjuruh sekolah.

Bahkan tukang kebun sekolah pun hafal sama mereka. Gimana gak hafal kalau mereka beratemnya gak tau tempat.

"Najis gue berjodoh sama makhluk kayak Haechan, nanti keturunan gue gak ada yang bener kayak dia"

"Dih, lo kira gue mau berjodoh sama lo? yang ada keturunan gue kek macan, suka ngamuk. Dan kalaupun didunia ini cuma ada lo, gue lebih milih jadi perjaka seumur hidup. Daripada sama lo." See? emang mulut Haechan tuh gak ada remnya.

"Gue juga gak mau sama lo" Yeji mendengus kesal. Gadis itu mencoba sabar menghadapi makhluk jadi-jadian kek Haechan.

"Sekarang, ganti make up gue yang udah lo rusakin."

"Gak mau, bukan gue yang ngerusakin. Jeno tuh yang ngerusakin."

"Kok gue? lo chan yang ngerusakin." Jeno menyahut cepat, pria itu bergidik ngeri saat Yeji menatap tajam ke arahnya.

Haechan mendengus kesal, pasalnya Jeno lah yang memberi saran untuk memancing amarah Yeji dengan menyembunyikan make up gadis itu. Dan sialnya lagi kaki Haechan tersandung meja yang memyebabkan make up itu jatuh ke lantai.

Namanya juga Haechan, mana mau dia tanggung jawab sendiri. Pasti dia akan menyeret temannya untuk membantunya.

"Yahh, kok lo nangis sih?" Seketika Haechan panik melihat mata Yeji yang berkaca-kaca.

"Yaelah, jangan nangis dong, dikira gue ngapa-ngapain lo"

"Chan anak orang lo apain? nangis tuh" ucap Renjun, yang dari tadi hanya menonton.