1.Sebagaimanapun Rafa dia tetep adek kesayangan Gue

51 5 1
                                    

Radit memarkirkan mobil sportnya Di depan Caffe milik keluarganya.Caffe dengan nusansa klasik namun menarik ini sudah berumur 4 tahun,Dito Ayah Rafa & Radit sudah memberikan tanggung jawab kepada kedua anaknya itu untuk mengurus Caffe miliknya.

Radit dengan senang menerima kepercayaan dari Ayahnya . Ia selalu rutin untuk datang mengecek cara kerja pegawai - pegawai Ayahnya. Kadang Ia juga Ikut melayani pembeli.

Rafa? Ia juga membantu,bantu doa maksudnya.Rafa jarang ke caffe karna malas kecuali jika dengan teman temannya atau dengan Abangnya.Itupun harus di paksa.

Radit sudah berjalan selangkah di depan Rafa Ia segera duduk Di salah satu bangku caffe. Lalu memainkan ponselnya.

Radit segera menuju ke dapur untuk mengecek persedian bahan makanan.tak lama Ia keluar dengan membawa segelas jus alpukat kesukaan Rafa.

"Ehh dek,temen Abang Nanti bakal kesini..." sahut Radit seraya meletakkan segelas jus di depan Rafa lalu Ikut duduk di samping Rafa.

"hmmmm" Rafa bergumam lalu menyedot Jus yang Radit bawakan tadi.

Tak lama 2 orang Laki - Laki yang jelas Rafa kenal datang berjalan ke arahnya.dia Dika dan Fadil teman sekelasnya Radit juga satu sekolahan dengan Rafa.

Usia mereka terpaut 1 tahun lebih tua Dari Rafa.

"Ey bro " sapa Fadil lalu ber-high five dengan Radit,Dika pun melakukan hal yang sama.

"Eh ada neng Rafa nih....cantik banget sihh " sahut Dika tersenyum ke arah Rafa.

Rafa menampakkan wajah datarnya.

"Datar banget mukanya Raf, jadi gemess dehh" Tambah Fadil.

"Jangan ganggu peliharaan Gue,kalo ngamuk Gue yang repot.... " uncap Radit ke arah Kedua sahabatnya.

Rafa menendang Kaki Radit.
"Ngomong apa lo kak? Mata Lo belum pernah kelilipan linggis yah? " uncap Rafa menatap Radit horror.

"Ehh... Maaf de.. Becanda.pisss" Sahut Radit mengangkat tanganya membentuk huruf V.

Dika dan Fadil terkekeh melihat wajah Radit yang pucat.

Radit mendelik melihat Dika & Fadil yang masih Tertawa.

"Eh dek, Abang bakal lama di sini... Lo balik naik taksi aja ngga papa kan?? " Sahut Radit lembut takut Rafa marah lagi.

"Iya." Sahut Rafa datar. Ia lalu beranjak berjalan pulang. Sebenarnya Ia sangat malas harus naik taksi.Itu artinya Ia harus menunggu.

" Lo tega banget,Dit ngebiarin adek lo pulang sendiri...." Uncap Dika menatap panggung Rafa yang semakin menjauh.

"Lo kebangeten deh, Dit. Kalo di Rafa di culik gimana...dia kan gemes gituh." Tambah Fadil Ikut khawatir.

"Ngga bakal... " uncap Radit santai.

"Mungkin Aja... Penculik jaman sekarang bahaya Loh... Ntar adek lo di bawah keluar negeri terus di jadiin TKW... Ntar lo--

"Ngga Bakalan..." Sahut Radit memotong cepat uncapan Dika
"Ngga mungkin yang ada itu penculiknya bakal mikir Ribuan Kali kalo mau nyulik Rafa. Pasti tu anak bakal ngomong ke penculiknya.. Bapak boleh nyulik saya asalkan sediain kasur, wi-fi,cemilan, TV,terus kasih makan aku 3x Sehari yaa... Pak. Gituh pasti itu anak.... " jelas Radit Ikut menirukan suara Rafa.

Fadil dan Dika tergelak mendengar uncapan Radit barusan.

"Gila gilaa yang ada itu penculik makin melaratt...hahahahaha" Tambah Dika lalu terkekeh Lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rafaatla klop! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang