Semuanya sedang tidak baik-baik saja

Bagaimana rasa kecewa itu timbul? (1)

Saat semua tidak berjalan sesuai rencanamu, apa yang kamu rasakan? Sedih? biasa saja? overthinking? panik? Kecewa? Aku termasuk ke dalam orang yang mudah untuk overthinking. Pikiranku jahat? Bisa dibilang begitu. Tapi apakah itu muncul begitu saja? Tidak. Aku memiliki trauma. Semua pikiran jahat ini datang saat rasa trauma itu perlahan menghilang. Why? Entahlah, mungkin karena aku belum bisa berdamai dengan semua emosi yang ada dalam diriku karena trauma dan perjalanan hidupku yang lainnya.
Saat kamu kecewa, tentu saja kamu akan berlarut dalam kesedihan. Menangis, overthinking, tidak nafsu makan atau sebaliknya, ingin marah, capek, semuanya bercampur menjadi satu. Semua perasaan ini mincul saat menjelang larut malam, bukan? Saat orang-orang terlelap, kamu tetap terjaga dengan pikiran yang kacau. Lalu, apakah ada orang yang menemanimu saat ini? Kamu pasti menghadapi semuanya sendiri.
Aku hanya mau mengatakan bahwa kamu tidak benar-benar menghadapi semuanya sendiri. Kamu punya Tuhan yang menemanimu melewati semua ini. Manusia mungkin akan mengabaikanmu dengan kesibukan yang mereka punya. Namun Tuhanmu, akan selalu menemanimu.
Saat masalahmu begitu berat, kamu mungkin terkadang menyalahkan Tuhanmu atas hal tersebut. Aku juga begitu saat berada di fase itu, fase dimana aku kecewa kepada semua manusia dan Penciptaku. Namun sekarang aku mengerti, alasan Tuhanku memberikan semua rasa kecewa itu padaku saat itu. Semua memiliki akhir yang indah, meskipun saat itu aku kekeuh dengan andai-andai yang kupunya.
Semua rasa kecewa yang kamu rasakan berasal dati dirimu sendiri. How can? Karena kamu terlalu percaya dan berharap kepada manusia. Lalu bagaimana caranya agar kamu bisa mengontrol rasa kecewamu? Tentu saja kamu harus mengontrol harapan dan rasa percayamu kepada manusia. Cobalah untuk berhenti berharap kepada orang lain. Kamu hanya bisa berharap dengan dirimu sendiri dan Tuhanmu. Percayalah...