Ruangan 3x4 terasa sepi hanya isak tangis yang terdengar. Beberapa patung dan arca bak menatap nanar seorang gadis yang sudah tak terbentuk lagi parasnya. Tharn terlihat sangat kacau , rambutnya berantakan, make upnya luntur di terpa hujan sekujur tubuhnya basah kuyup. mulai menggigil.
Ruangan dengan walpaper kayu ini adalah tempat biasa Tharn meditasi saat tengah ada masalah ataupun saat patah hati seperti ini. Ruangan ini cukup nyaman dengan 1 pemanas ruangan, 1 buah cermin besar di balik pintu dan beberapa arca patung menghiasi di sudut ruangan , membuat kesan estetik semakin tinggi.
"ke..kenapa yu, kenapa" gumam Tharn dalam hening. Ia sangat tidak menyangka sahabatnya melakukan itu. Tapi semua bukan sepenuhnya kesalahan Ayu. Karena Ayupun tak mengetahui bahwa Tharn menyukai Type. Perasaan itu ia pendam sendiri sampai sahabatnya mendahuluinya lebih dulu.
Tharn semakin melemah, isakanya perlahan berhenti, penghangat ruangan tak cukup untuk menghangatkan tubuhnya yang basah. Ia terkena hipotermia ringan namun terasa berat karena pikiran-pikiran negatif itu. Apakah ini akhir dari Tharn? Karena tak ada gunanya lagi ia hidup jika malaikat cintanya bersama sahabatnya sendiri. Kehidupanya suram kelabu bak langit mendung.
Saat semua kan berakhir, saat mata lemah Tharn mulai menutup. Harapan itu kembali muncul , harapan yang tak di duga datangnya dan tak di sadari hadirnya. Setitik cahaya muncul dari balik cermin berpilin menjadi cahaya besar melebar menjadi portal. seseorang muncul dari cahaya itu bergegas membawa Tharn ke atas ranjang.
"g..gue dimana?" gumam Tharn yang masih setengah sadar. Tubuhnya masih lemah tapi sudah kering dan jauh lebih baik, orang misterius itu yang merawatnya.
"Lo siapa? Gue udah mati ya?"
"Belum kamu belum mati Van Tharn"
"tapi lo siapa?.." Tharn menyipitkan mata, memerhatikan orang misterius di depanya.
"jangan-jangan Lo malaikat maut ya!?, please jangan bawa gue ke neraka dongg, gue ga bunuh diri kokk dan gue sering ibadah juga gue tu baik dan ga sombongg beneran dehh" ucap Tharn memohon setelah menyadari orang misterius di depanya cukup menyeramkan. Ia memakai jubah hitam bermotif aneh, wajahnya di selimuti oleh penutup muka seperti masker. Dan tatapanya cukup tajam, cukup untuk membuat bulu kuduk Tharn berdiri.
"haha!! Ga ada yang bawa Van Tharn ke neraka, kayaknya Van cukup keras kepala untuk hal ini" (Van = panggilan untuk nenek di abad ke 21)
Orang itu tersenyum dari penutup mulut.
PLAAKKKK..
Satu tamparan keras mendarat tepat di pipi Tharn, membuatnya memerah kesakitan
"Anjirr kenapa lo nampar gue!! sakit tau!!"
"nah sekarang percaya kan Kalau Van belum Mati? , tau kan kalau mayat ga akan ngerasain sakit karena kematian udah jadi rasa sakitnya yang terakhir"
"jadi lo siapa?"
"kenalin, aku Sharn cicit 7 generasi dari Van Tharn" orang yang menyebut dirinya Sharn menjulurkan tangan seraya membuka penutup wajahnya. Tharn terbelalak, bagaimana tidak wajah orang berjubah hitam itu mirip sekali dengannya!.. Gigi gingsul, warna kulit dan lesung pipi sama percis. mereka bak saudara kembar yang sudah lama tak bertemu.
"Gilaa, enggak ini ga mungkin pasti tadi gue kebanyakan minum jadi Delusi gini"
"mau aku tampar lagi?" Sharn tersenyum simpul yang di balas acungan tinju dari Tharn.
"aku Sharn, cicit Van Tharn dari masa depan. Aku disini mau kasih hadiah buat Van"
"hadiah apa? Buat Type cinta sama gue?"
"ya aku ga bisa buat Type cinta sama Van, tapi aku bakal kasih kesempatan Van Tharn buat mengulang waktu di dunia paralel, dari 1 banding sekian miliar Van bakal masuk di 3 dunia Paralel real yang berbeda"
"aduhhh apa lagi ini ya Tuhan, please ya sekarang udah 2020. Dunia Paralel atau apapun itu ga ada! Fiksi, Takhayul and That's Bulshit!"
"tapi bukankah semua yang ada saat ini berawal dari fiksi atau imajinasi seorang aja? Misalnya lampu listrik, bukanya orang dulu ga percaya sama yang namanya listrik? Sampe ilmuan berkhayal bahwa ada sesuatu yang terang yang lebih efektif dan simple dari lampu api"
"Begitu juga dengan pesawat ,Dulu manusia gak percaya kalau manusia bisa terbang layaknya burung, sesuatu yang sangat mustahil sekali. Tapi ilmuan berkhayal, imajinasi yg menembus batas sampai mereka berhasil mewujudkanya dan akhirnya lahir ratusan pesawat terbang sampai saat ini.
Semua yang terlihat mustahil bukan ga mungkin buat di wujudkan. Termasuk dunia paralel dan perjalanan waktu, mungkin sangat musathil pada jaman Van Tharn saat ini tapi ga menutup kemungkinan itu bakal di wujudkan di kemudian hari"
Tharn tertegun, menatap lesu gadis itu, mencerna setiap kalimat. Sepertinya penjelasan dari gadis bernama Sharn ini cukup masuk akal meski masih terasa agak aneh, Baiklah ia menyerah pada nalarnya . lagi pula Sharn berniat baik dan sudah merawatnya tadi.
"Oke, ya udah sekarang gue percaya. Dan tadi apa kata lo? Ngulang waktu? Gimana caranya? Dan please panggil gue Tharn aja ya, ga usah pake Van Ven.. itu aneh tau gak"
Sharn tertawa kacil sambil tersenyum simpul, Memamerkan gingsulnya yang imut.
Unit apartement Tharn lengang hujan telah berhenti. orang-orang mulai meringsut menuju kamar, Sebagian masih menikmati pesta tahun baru. peluang itu benar adanya satu berbanding sekian ratus miliar dan malam ini peluang itu jatuh pada Tharn. entah itu keberuntungan atau malah sebaliknya, dan Sekarang pengulangan waktu akan dimulai.
YOU ARE READING
Parallel World
Science Fictionapakah imajinasi ada batasnya? atau kita yang membatasi imajinasi itu? Namanya Tharn, cantik tegas apa adanya & realistis jatuh cinta pada Type Cowok spesial yang telah mewarnai seperempat hidupnya. kini Tharn berhadapan diantara hamparan misteri...