Prolog ft.Kronologis

38 5 2
                                    

                                        ***

Aku menatap langit langit yang sudah mulai berganti warna menjadi hitam, menunjukkan kalau ini sudah malam, aku mulai berjalan mendekati ranjang kesayanganku dan mulai menidurkan tubuh mungilku ini, Aku mulai menutup mata dan menarik selimut, tapi ketika aku sudah masuk ke alam mimpi. Seseorang berambut hitam yang di ikat datang mengetuk pintu, membuat aku terbangun dari mimpiku, dan dia adalah efra ibuku.

"nak, cepat bangun." ucapnya tergesa gesa sembari berjalan mendekat ke ranjang tempat aku tidur

"ini masih malam mom." ucapku dengan nada yang masih mengantuk

"ayahmu meninggal." ucapnya yang membuat aku terdiam seketika

Tuhan, kenapa ini terjadi padaku ada apa ini kenapa kau tega mengambil orang yang pernah kau berikan. Aku mulai meneteskan air mata karena tak tahan menahan rasa sakit di hati.

"sayang jangan menangis kalau kau menangis bagaimana ibu bisa tegar menghadapi cobaan ini." ucapnya yang mencoba menenangkanku

"kenapa Tuhan sangat jahat padaku mom, aku membencinya." ucapku sembari berlari menuju kamar dad

Dan ketika aku sudah sampai di kamar dad, aku melihat dad terbaring di lantai dengan darah yang bercucuran dari perut, melihat itu aku langsung mendekat ke arah dad tergeletak, dan aku terkejut ketika melihat ada peluru yang masuk ke dalam perut dad.

Aku mulai melihat setiap sudut ruangan kamar dad dan ketika pandanganku terarah ke arah pintu mom sedang berdiri di sana dengan pistol yang ada di genggamannya.

"apa yang mom lakukan terhadap dad?." ucapku dengan suara yang tersedak sedak karena menangis, dan mom mulai berjalan mendekat ke arah tempat aku berdiri.

"menurutmu?." ucapnya dengan nada anarkis

"bagaimana kau bisa melakukan ini terhadap dad?." ucapku dengan suara yang keras

"dad mu itu sakit sakitan sudah sewajarnya jika dia mati toh cepat atau lambat dia juga akan mati."

"kau tega."

Aku mulai membalikkan badan ke arah dad, dan ketika itu juga mom menembak tanganku. Mengetahui itu aku langsung bergegas pergi lewat cendela yang berada tepat di depanku.

"mau kemana kau, brengsek." ucapnya yang terdengar seperti monster

Dia kembali menembakkan peluru ke kakiku dan itu adalah tembakan yang tepat sasaran, peluru itu mengenai kaki bagian mata, aku merasakan perih yang sangat terasa, tapi aku tak boleh menyerah, aku kembali berlari kearah gerbang, aku mencoba sekuat tenaga untuk membuka gerbang itu, untung saja saat itu pintu gerbang belum di kunci. Setelah berhasil keluar dari rumah itu, aku mulai merasakan perasaan yang amat sangat melegakan, aku kembali berlari menuju rumah nenek, ibu dari ayah ku.

Sesampainya di rumah nenek aku mulai mengetuk pintu. Tok tok tok,

Nenek mulai membukakan pintu, setelah nenek membukakan pintu aku langsung memeluknya, nenek pun langsung balas memelukku.

"Diva ada apa, kenapa kau menangis." nenek mulai melepaskan pelukanku dan mengusap air mataku

"dad nek."

"iya, ada apa dengannya?."

"dad meninggal."

"kok bisa, tadi sore dia baik baik saja."

"mom membunuhnya."

Mendengar itu nenek pingsan yang membuatku harus memapahnya untuk masuk ke dalam kamarnya.

***

Makasih karena udah ngeklik cerita ini dan juga udah membaca cerita ini bagian prolog. Semoga kalian suka dengan cerita ini, bye bye. Jangan lupa untuk vote + comment + share cerita ini  see you next chapter.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Skizofrenia(lenia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang