BAB 2

102 10 4
                                    

Bukan aku yang menginginkan pertemuan ini,tapi semesta yang memberi. Pertemuan yang tak dipungkiri.
-Raga Malik Jauhari-

Waktu menunjukkan pukul 06.40 WIB,selang 20 menit bel akan berbunyi. Suara derap langkah seolah memberitahu bahwa sekumpulan orang sedang melangkah.

Gadis itupun masih setia berdiri di depan kelas dengan tangan terlipat di dada. Ya,dia adalah billa. Sudah menjadi rahasia umum jika setiap pagi ia akan mengelilingi sekolah mencari siswa-siswi kelasnya untuk memastikan agar tidak ada yang bolos saat jam pelajaran pertama.

Lalu,setelah itu ia akan berdiri di depan kelas untuk memeriksa atribut setiap siswa di kelasnya,yaitu kelas XII IPS 4. Persetan dengan semua julukan yang ia dapatkan. Sebutan-sebutan yang membuat telinganya ingin mode off. Toh,semua juga untuk kebaikan kelasnya,pikirnya.

Sibuk dengan fikiranyya tak terasa bel sebentar lagi akan berbunyi,ia melirik arjoli yang berada di pergelangan tangannya. Pukul 06.55 WIB,waktu yang sangat menyebalkab bagi billa. Dimana ia harus dihadapkan dengan spesies cowo sok asik,sok keren,so ganteng dan so penting.

Ya,mereka adalah geng 'Nothing Hero',geng yang dikenal seluruh penjuru SMA Rexicon. Mereka dikenal dengan keramahan, kegantengan, kebaikan,kesolidan,dan kekompakannya.

Tetapi dimata billa,mereka hanyalah sekumpulan orang yang ingin tebar pesona,ingin dipuji dan dianggap penting.

Dan anehnya sejak tingkat X hingga XII mereka ditempatkan pada kelas yang sama. Itu yang membuat mereka berangkat dan pulang sekolah selalu bersama.

Mereka beranggotakan Farez Jiwa Ksatria,Ardan Raditia,Nubail Umama,Arsya Nugraha dan yang terakhir spesies yang paling tengil dengan otak setengah matang. Nama boleh lokal tapi wajah internasional,Ateng syaefullah.

Singkat cerita,nama ateng diambil dari nama tukang bakso. Karna pada saat ibu nya mengandung isa sangat tergila-gila dengan cita rasa bakso mang ateng. Ayah nya yang orang amerika itu berfikir jika nama ateng sangat unik dan unceh untuk anak laki-lakinya.

Billa menatap mereka yang sedang berjalan di ujung lorong,langkah mereka semakin mendekat. Billa hanya memasang wajah datar seperti yang biasa ia tunjukkan ke setiap cowo.

"Tenang bill,keep calm. Jangan emosi ini masih pagi. Gak baik buat kesehatan jantung lo" ujar billa seraya menenangkan dirinya.

"Kalem,tarik nafas. . . Buang. .
Tarik nafas. . . Buang. . Fyuhhhhh"sambung billa sambil memejamkan matanya.

Mereka menatap billa dengan tatapan bingung.

"Ehh tuh orang kenapa ya?Halusinogen?"tanya ardan pada teman-temannya.

"Tau,mungkin lagi baca mantra"sahut ateng meyakinkan.

"Lah mantra apaan?"kata arsya.

"Mantra agar wajah senantiasa tetap glowing,shining,shimering,splendid"jawab ateng asal-asalan.

"Teng masih bisa ngaji kan?" Tanya farez kali ini bersuara.

"Bisa lah,lo ga tau siapa keluarga gue? Tukang Haji Naik bubur"

"Oke,abis alif apa?"sambung farez

"Ba" jawab ateng antusias

Tired SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang