Ini mulai menyebalkan, sekali lagi, Aecha menutup mata dan mencoba terlelap, entah yang keberapa kalinya.
1 menit.
2 menit.
3 menit.
Kembali kedua kelopak matanya terbuka, melirik jam di atas nakas, dengan harapan yang sia-sia.
01.45
Rasa kesal nya semkain menjadi-jadi, meremat selimut miliknya sarat akan emosi, kemudian bangun dan turun dari kasur. Ia menoleh ke balik kaca jendelanya, mendadak, sebuah ide terbesit dalam pikirannya.
Song Aecha, gadis berumur 6 tahun, dirinya yang memiliki jiwa seputih kertas belum ternoda akan 'kekotoran' dunia itu berharap, jika dengan ia meminta permohonan kepada bintang jatuh; dia bisa segera tidur cepat, tidak seperti hari-hari sebelumnya.
Kain jendela di sibaknya, mendorong kaca dinginnya udara malam masuk ke dalam kamar, seirama dengan cahaya keperakkan bulan yang merambat cepat, ke atas kasur nya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Warna matanya yang sehitam obsidian namun memiliki binar, yang tidak ada pada orang dewasa itu menatap langit malam. Jiwa serasa tenang, angin membelai halus kulit sehalus bayi itu mengantarkan sensai menenangkan yang ia suka.
Indah sekali, Ae-Cha kecil mengucap dalam hati.
Berkedip, pantulan obsidian nya menampakkan bintang jatuh. Maka dengan cepat ia melipat kedua tangan di depan dada, berdoa. Senyuman manis terpatri di wajahnya, panorama yang sanggup menjadikan ia nampak seperti peri dalam negeri dongeng.
"Tolong kirimkan aecha seorang teman yang bisa membantuku untuk tidur. Mama dan papa sudah di surga, jadi tak ada yang bisa membaca kan buku dongeng untuk aecha. Tolong....aecha sangat kesepian, aecha butuh teman.. "
Seolah bintang bisa mendengar permohonannya, angin semakin berhembus sedang namun tidak menyakiti aecha, bunga sakura di depan rumahnya terlepas dari ranting dan terbang melewati bulan sebelum berputar layaknya tornado. Semakin banyak bunga sakura itu berputar, dan Aecha tidak dapat menahan rasa kagumnya melihat pemandangan menakjubkkan ini.
"Eh?? "
Mengernyit heran, ia mengambil langkah mundur kebelakang untuk menjauh dari jendela kala tornado sakura mendekat ke arahnya. Aecha merasa sedikit was-was ketika bunga sakura itu menyentuh lantai, berputar begitu arkian membentuk visual tubuh seorang laki-laki.
