"Ada seseorang yang saat itu menolongku, dia menyemangatiku untuk menegakkan jati diriku kembali, walaupun tidak secara langsung, tapi dia begitu istimewa, aku melihatnya hanya sekali saja saat aku sedang terpuruk. Dengan ribuan katanya menenangkanku, aku tahu dia tidak menyatakan tanpa hati, tapi dia benar-benar istimewa " jelasnya menatapku serius. Aku tidak paham maksudnya.
"Bukankah kamu yang mengirim email beberapa bulan yang lalu padaku ??" lebih jelasnya lagi. Dan ya, aku mengerti. Ternyata saat itu. Memang benar saat itu Namjoon sedang terpuruk.
"Iya itu aku, karena saat itu aku melihatmu di belakang gedung sendirian dan mimik wajahmu terlihat gelisah. Aku tidak tahu kamu kenapa, dan.. Aku melihatmu menangis. Aku menjadi lebih sedih, ingin sekali saat itu aku menghampirimu. Tapi aku tidak memiliki hak apapun atas dirimu. Aku sendiri juga takut" ujarku menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.
Namjoon: "bukankah kita dulu berteman ?? Kenapa tidak menghampiriku saja ??"
"Namjoonie aku tidak berani, kamu begitu terkenal di kampus, aku tidak suka ada isu tentang kita yang tidak baik, aku juga akan merugikanmu. Lagipula mahasiswi seperti aku yang tidak memiliki apapun, cantik tidak, tubuh tidak bagus, tidak punya bakat, IQ rendah, tidak pandai, sederhana, apakah pantas mendekatimu ?? Banyak para mahasiswi yang mengagumimu bahkan menyukaimu, aku akan di bully. Aku cupu" jelasku lagi menatapnya tajam. Karena ini yang aku pendam, tapi diriku juga biasa saja di kampus.
"Mereka sangat agresif" Lanjutku.
"Aku tidak suka di lihat dari tampangnya. Aku ingin dilihat dan di agumi karena kemampuanku. Hai sekarang kamu bisa mendekatiku" ujarnya. "Karena kita ada hubungan" sontakku menyela perkataannya.
Namjoon: "Dengar, kamu tidak seburuk itu. Kamu cantik-"
Vidia: "karena itu bagimu"
"Vidia jangan menyela. Lihat aku, percaya diri itu penting. Kamu mempunyai paras cantik khas dirimu sendiri. Tubuhmu bagus. Kamu pandai, dan siapa bilang kamu tidak berbakat ?? Bakatmu itu tidak mudah. Susah di tandingi, cara menjaga keseimbangan dalam ice skating itu susah. Apa kamu tidak mau membanggakan dirimu ?? Kamu punya sisi kecantikan khas dirimu sendiri. Jangan terlalu membingungkan dirimu. Kamu cantik apa adanya. Aku suka. Sejak saat itu aku mencarimu" ujarnya sembari membelai tanganku yang masih ia genggam.
'Aku hanya ingin dipandang baik di depan semua orang, semua lawan jenis menyukaiku hanya karena tampilanku. Tapi apakah Namjoon seperti itu juga ?' batinku.
"Namjoon" satu kecap kata aku keluarkan dan menatapnya serius. Because i want honesty from him. "Apakah kamu menjalani hubungan denganku ini hanya karena tampilanku saja ? A-aku tidak bermaksud untuk melebih-lebihkan. I know I'm not beautiful. But everyone say's I'm beautiful, i cannot believe. Please tell me honestly, right now" sontakku lebih menatapnya tajam. Karena aku tidak akan mau jika di jadikan pameran jalanan.
Dan jawabannya ?
Dia menarik tanganku untuk dia cium dan genggam lebih erat. Dia pintar dalam hal menarik perhatianku, dan juga aku sendiri terpaku dalam dirinya yang begitu istimewa.
"You are so beautiful. But i have no intention of judging by your beauty. Sudah aku katakan tadi, aku menemukan dalam saat aku terpuruk dulu. Kamu mau menemani seseorang sedang ada masalah. Aku percaya sangat percaya padamu tentang apapun" jawabnya dengan tatapan yang sangat meyakinkanku.
"Seriously ?" tanyaku kembali untuk meyakinkan dia. Dan dia hanya menjawab "saranghae, i'm seriously"
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Hour
Фанфик[HIATUS] Boyfriend ? Yea, i have boyfriend. But, what do you think about my boyfriend after finding out? - "Namjoonie, apa pendapatmu tentang sebuah halusinasi menjadi fakta ?" [Judul perepisode menggunakan bahasa Spanyol dan Inggris] - FICTION ONL...