"Vidia!"
Itu namaku. Seperti ada sosok manusia yang memanggil namaku dari bibirnya. Tidak asing lagi, dia temanku.
"Oh ? Hai Ivy" sapaku kepada seorang perempuan si pemilik rambut curly itu. Terlihat seperti ada sesuatu padanya. "Ada apa ?" lanjutku, kedua garis berambut yang berada di atas bulu matanya itu mengekspresikan mimik wajah manisnya.
"Kamu ingin pergi ke les ice skating ?" ujarnya langsung menjawab pertanyaanku tadi. Bukankah dia juga tahu setiap hari sabtu adalah hari lesku ?? Aku juga sering masuk les, tak perlu di tanyakan lagi kan ?
Vidia: "iya, kenapa ?"
"Kamu tidak membaca pesanku ya ?? Pukul sepuluh malam aku mengirimkanmu pesan, tentang Namjoon" sontaknya beruntun. Terkejut pastinya, karena seorang Vidia akan agresif jika sudah mendengar tentang lelaki pemilik nama Kim Namjoon itu.
"Kenapa ?? Ada apa ?? Dia mengatakan apa ??" sontakku dengan tergesa-gesa. Bagaimana ya ? Namjoon adalah lelaki yang aku sukai, dia tinggi baik. Skills berbahasa asingnya juga sangat menakjubkan. Aku sudah lama menyukainya.
"Dia mencarimu, tadi malam meminta nomor ponselmu untuk kepentingan katanya, tapi kamu pernah bilang kalau kamu tidak mau menerima nomor ponsel orang lain tanpa seijinmu, jadi aku menanyakannya padamu dulu, tapi kamu tidak lekas menjawabku, tapi tunggu, ciee~ dicari oppa kesayangan~" jelasnya sembari jari telunjuk miliknya usil di daguku.
Vidia: "Ivy hentikan, jangan membuatku malu, toh dia hanya untuk kepentingan saja, lalu bagaimana ??"
"Sebenarnya aku ingin langsung memberinya, karena mungkin itu bukan masalah bagimu, tapi janji tetaplah janji hehe" jelasnya kembali.
Vidia: "dasar, lalu sekarang bagaimana ?? Apakah dia spam ?"
Yap. Ivy menggelengkan kepalanya. Ini bukan harapanku, sekali saja dia sedikit bertindak manis walaupun itu hanya untuk sesaat. Mungkin tidak terbayang bagaimana rasanya terbang. Karena dia pun mahasiswa yang paling sibuk, ikut berpidato bahasa Inggris dan selalu mengikuti lomba. Mahasiswa aktif. Jadi jarang untuk bertemu. Hanya bisa mengaguminya saja.
Vidia: "aku kira dia peduli"
Ivy: "hehe tenang Vidia, sabar saja, masih ada aku~"
KRIINGG~ KRIINGG~
"Tunggu ya", ponsel Ivy berdering, tanpa basa basi perempuan yang merupakan temanku itu langsung mengangkatnya.
"Oh ya ?? Dimana ?? Baiklah eh! Jangan disitu, dia tidak suka karena sesuatu hehe, tempat lain ya ?"
"Rekomendasi tempat ?? Ahaha dimana ya ? Aku tidak begitu tahu oh! Di belakang gedung ketiga kampus, baiklah, semoga sukses~"
Vidia: "siapa yang menelfonmu ??"
"Haihh, jangan banyak bicara lebih baik ikut aku" ketusnya mendorongku.
..
"Hai"
Apa maksudnya ini ? Ivy ternyata ingin mempertemukanku dengan lelaki itu ? Kim Namjoon, apa ini tidak salah ?? Aku tidak sedang bermimpi kan ?? Ivy mendadaniku hanya karena ini ?? Namjoon ingin bertemu ?? A-aku terpaku diam tidak bisa bergerak sedikitpun, sungguh. Lelaki yang aku sukai itu sekarang berdiri tepat di hadapanku dengan memakai sweater turtleneck miliknya disertai overcoat.
"Hai ? Kenapa melamun ?" sontaknya yang berhasil membuatku mendarat dalam kesadaranku. "Oh ? Ahaha ma-maaf" jawabku dengan kikuk. Mungkin terdengar gemetar, sungguh aku malu. Aku harus apa ?? Menanyakannya kenapa mengajak bertemu ?? Atau ada kepentingan apa ?? Sungguh tanganku sudah berasa mati rasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Hour
Fanfiction[HIATUS] Boyfriend ? Yea, i have boyfriend. But, what do you think about my boyfriend after finding out? - "Namjoonie, apa pendapatmu tentang sebuah halusinasi menjadi fakta ?" [Judul perepisode menggunakan bahasa Spanyol dan Inggris] - FICTION ONL...