Let me

2 0 0
                                    

Biarkan aku merasakan kembali
Bagaimana rasa pelukan hangat mu
Agar...
Hati tak tahu diri ini
Sadar...
Bahwa...
Kamu hanya bisa ku peluk
Bukan ku miliki

Arielle strillie j.

***

Hari ini adalah hari yang paling kutunggu-tunggu, karena hari ini adalah hari dimana hema berulang tahun yang ke-17 tahun, dan aku sangat bahagia karena aku diundang ke sweet seventeen nya, tetapi bukan hema yang memberi undangan sweet seventeen nya kepada ku, melainkan Tante Geeta alias mamanya hema, sedikit kecewa tapi apa boleh buat,oh ya! Mengenai kado aku sudah membelinya dan tinggal membungkus nya, aku putuskan untuk membelikan Hoodie dari brand ternama Dior untuk hema karena selama hampir dua tahun berteman dengan hema aku hanya sering melihatnya menggunakan Hoodie kesukaannya.
Kalian pasti bertanya-tanya bukan bagaimana aku bisa membeli Hoodie dari brand ternama seperti dior, jawabannya adalah sebenarnya...aku ini adalah seorang anak pengusaha terkaya di dunia alias Gabriel Cruise jetsa, namun aku tidak mengumbar nya, nama keluarga jetsa ku singkat menjadi j. Tapi maaf untuk membeli Hoodie aku memakai uang ku sendiri, uang itu kudapat kan dari hasil jerih payah ku bekerja part time hingga akhirnya aku bisa membuka kafe yang ku beri nama j.'s kafe
Layaknya kafe umumnya, tapi kafe ku ini bergaya eropa, kesannya seperti flashback ke masa lalu ya seperti dengan cangkir kecil berisikan teh dan roti didepannya, jika kalian berkunjung di kafe ku kalian lebih sering melihat menu roti daripada makanan lainnya', wajar saja karena aku adalah pecinta roti dan teh, tapi kalian tenang saja makanan lain tetap tersedia.
Lupakan tentang kafe ku, sekarang aku akan mencari dress untuk ku gunakan di pesta sweet seventeen Hema, tiba-tiba sebuah baju jatuh keatas ku, aku terkejut melihat baju ini karena baju ini adalah baju yang aku gunakan ketika aku lost control semalam, aku cepat-cepat membuangnya ke tong sampah, bau anyir itu membuat ku ingin muntah, aku berlari ke kamar mandi dan memuntahkan isi perut ku, aku tak berdaya lagi ku putuskan untuk menelepon seseorang yang sudah satu tahun terakhir ini ku rindukan, Hema.
"Halo?"
Tanya seorang diseberang sana
"Ya halo"
Jawab ku
"Ini siapa?"
Seseorang diseberang sana bingung dengan nomor asing yang menelpon nya, dan seorang yang berada disini mulai bergetar dan mengeluarkan isakan.
"Ini Arielle,temen SMP Lo, lo ga inget?" ku gigit bibir sialan ini, karena terus mendesak untuk mengeluarkan isakan.
Hening untuk sementara, seseorang disana seperti nya sedang mencoba mengingat siapa Arielle, tapi tak lama kemudian Arielle memecah keheningan diantara mereka.
"Ga usah paksa otak lo untuk inget gue, gue cuman mau ucapin selamat ulang tahun pangeran kodok"
Aku tersenyum getir seperti nya memang ada ruang antara aku dan dia sekarang.
"Makasih, Arielle"
Dia berterima kasih kepada ku, pangeran kodok ku tidak pernah berubah gumam ku
Hema yang mendengar itu pun bingung lalu bertanya.
"Gue emang gak pernah berubah, Arielle"
Arielle yang mendengar itu tersenyum lebar dan kemudian menghapus air matanya.
"Lo udah inget sama gue hema?
"Gak"
Jawabnya santai
"Ooh..." Jawab ku lirih, bahu yang tadi tegak perlahan melorot, mata yang berhenti mengeluarkan air asin, mengeluarkan air asin itu kembali.
Aku memilih untuk mengakhiri telepon ini dengan mengucapkan kata selamat tinggal daripada luka ku semakin terbuka lebih baik aku mengakhiri saja bukan?
"Udah dulu ya hema, sampai jumpa nanti malam di pesta sweet seventeen lo"
"Eh! Emangnya lo diundang?!
Tanya nya bingung ketika aku mengatakan bahwa aku dan dia akan bertemu di pestanya nanti malam.
"Gue diundang, tante geeta sendiri yang kasih undangan nya sama gue"
Jawab ku Dengan sejujurnya.
"Oh...gue kira lo...ah gak jadi sampai jumpa nanti malam nona Arielle"
Tut.
Aku langsung mematikan panggilan itu, kemudian menangis sesenggukan, dia tak sanggup menerima kenyataan ini, dia harus mengurangi rasa sakit ini dengan benda itu benda yang selama setahun ini selalu menemani kehidupan monochrome miliknya, knive.
Dia sibuk mencari barang terlarang itu, suara telepon yang berulang kali itu tak ia hiraukan, tapi lama-kelamaan suaranya semakin berulang-ulang, menyebalkan.
Dia putuskan untuk melihat siapa penelpon sialan itu.
Dad.
Ternyata Dad, ku angkat panggilannya
"Halo,dad"
"Halo-halo! Kenapa tidak diangkat dari tadi
El! Dad lelah menunggu mu mengangkat telpon!"
Marah ayah ku
"Maaf dad tadi aku lagi dikamar mandi"
Jujur ku ralat bohong ku
"Hm..."
Jawab ayah ku
"Oh ya kenapa dad menelpon ku, biasanya kan hanya setahun sekali"
Tanya ku dan sindir ku
"Oh ya!!! Dad lagi mempromosikan
barang-barang otomotif dari perusahaan dad di Singapura, dan dad membutuhkan seorang model,karena model yang kami butuhkan sedang sakit, jadi kamu yang akan menggantikan nya, okay...dan keberangkatan kamu telah dad atur, sore nanti kamu langsung on the way ke bandara okay, dan dad tak terima penolakan!"
"Tapi dad...nanti malam dia ulang tahun!"
Ujar ku memelas
"Dad tau el! Tapi dia sudah melupakan semua tentang dirimu,dan sekarang dia menggandeng seorang wanita yang akan menjadi tunangannya! You must move on! masih banyak laki-laki yang lebih baik daripada dia diluar sana,lagi pula dia tidak pernah mencintai kamu kan el?!"
Seakan ada belati yang menembus ke dada nya ketika mendengar perkataan dad yang semuanya memang benar'
"Dad memang benar, tapi izinkan aku untuk menemui nya nanti siang"
Pinta ku pada ayah ku.
"Untuk apa kamu menemui nya, el!"
"Memberikan kado"
Jawab ku santai
"Benar, hanya memberikan kado?"
Ayah ku masih menaruh curiga pada ku
"Yap"
Jawab ku tenang
"Okay...dad setuju, tapi kamu hanya punya waktu 15 menit untuk menemui nya setelah itu waktu mu habis,deal?"
"Okay, deal"
Jawab ku santai
"Okay, my dear little daughter, dad tidak bisa berlama-lama lagi, see you in Singapore"
"Too".
Jawab ku
Aku langsung mematikan telepon setelah itu, tapi sepertinya aku harus membuka WhatsApp dan memberikan pesan pada seseorang, Hema.

Hurting (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang