"Annyeong, namaku Choi Violet. Kedua orang tuaku asli Korea, tapi aku lahir di Amsterdam. Aku memiliki seorang oppa dan seorang adik perempuan. Oppa ku sudah pindah ke Seoul setahun yang lalu. Sekarang ia semester 4 di jurusan Hukum,"
Gadis berambut sepinggang tergerai sedang mengenalkan dirinya di depan kelas. Gadis itu mengenakan dress berwarna coksu selutut dan sepatu flat putih. Ia menghela nafas. Ia memaksakan senyum.
"Mmm... kalian bisa memanggilku Grey."Seisi ruangan melongo menatap antarara aneh dan tidak percaya.
Lalu, seorang pria berhoodie biru tua mengankat tangannya dan tanpa permisi, ia langsung bertanya. "Kenapa begitu? Bukankah itu sangat berjauhan dari nama asli mu?" Ujarnya dengan raut watados nya.
"Mmm... karena a--"
"Grey, kau bisa menjawabnya nanti. Dan kamu, Woojin, kau bisa menyimpan pertanyaannya dulu," ujar dosen berumur 40 tahunan disamping gadis itu."Sekarang kau bisa duduk, Grey."
Grey mengangguk pelan dan berjalan menuju dua pasang bangku kosong dekat jendela.
Pandangan gadis itu tertuju pada seorang pria yang duduk didepannya. Sejak tadi, ia perhatikan pria itu tidak tertarik melihat siapa gadis baru yang akan sekelas dengannya, karena sedari tadi pria itu hanya membolak balikkan lembaran disebuah buku yang tebal.Ckrek... suara pintu terbuka. Seisi ruangan menoleh.
Seorang pria dengan penampilan agak awut2an dan nafasnya yang tidak teratur seperti dikejar2 setan membuka pintu lelas dan berdiri di ambang pintu sambil mengatur nafasnya.
"Maaf... maaf.... sa-saya ter... terlambat... ka-karena ta-tadi.. a--"
"Terlambat 18 menit 12 detik. Hyunkai, silahkan berdiri diluar ruangan sampai pelajaran usai."
"Ta-tapi... ta-tadi sa-saya---""Terlambat untuk yang ketiga kalinya. Silahkan diluar," ujar dosen itu. Wajah ramahnya dalam sekejap menjadi sangat mematikan. Dan pria yang dipanggil Hyunkai itu mengangguk dan menutup pintu.
Pria itu menunggi diluar sampai pelajaran pertama usai.◇◇◇
Beri saiah dukungan:v)
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDER.stand
Random"kenapa kau tidak mengatakannya sejak dulu?" "a-aku.." "kau sadar tidak? jika saja kau mengatakannya sejak dulu, kau tidak akan merasakan ini... aku tidak akan membuatmu menderita... aku tidak akan membuatmu mundur berkali2..." "kau tidak mengerti."...