Pergantian tahun 2019 menuju 2020 tentu akan disambut oleh semua orang dengan sukacita terlepas dari harapan mereka masing-masing.
Namun Nine merasa berat sekali, meskipun ia menikah kini dengan seseorang yang sudah sangat lama dicintainya. Namun orang itu , Joong bulan Maret nanti akan berangkat ke Jepang untuk memulai studi nya.
Memang berat, 3 Tahun kedepan Joong akan meninggalkannya meski mungkin Joong akan menyempatkan diri untuk pulang sesekali saat kuliahnya memasuki masa libur.
"Sayang ayo kita lihat pesta kembang api, bukannya kau ingin?" Joong mengajak istrinya itu menuju ke tempat semua orang berkumpul menyaksikan perpindahan tahun.
"Baiklah ayo" Wajah Nine tampak tidak seantusias kalimat yang ia ucapkan.
Mereka kini sampai ditengah kerumunan orang yang bersiap menyaksikan pergantian tahun dari 2019 ke 2020.
Nine hanya mencoba memandangi Joong yang tampak memandangi suasana yang barangkali akan coba untuk ia rindukan saat ke Jepang nanti.
Nine dan Joong nampaknya terlalu sibuk memandangi suasana sekitar, hingga mereka tak menyadari bahwa orang-orang sudah mulai melakukan hitung mundur.
10!
9!
8!
7!
6!
5!
4!
3!
2!
1!
"HAPPY NEW YEAR!!"
Suara terompet dan gemuruh orang-orang pun saling bersahutan, namun Nine tanpa sadar meneteskan air mata nya.
Dan Joong menyadari hal itu, "Kau kenapa sayang?"
"Tidak aku tidak apa-apa aku hanya merasa pusing dan ingin segera ke rumah.. Joong" Nine berdalih dengan rasa pusing yang ia rasakan.Sesampainya di kamar, Joong merasa bahwa Nine tak sepenuhnya jujur atas alasannya menangis, ia paham betul bahwa Nine akan mungkin memilih tidur seharian jika merasa tidak enak badan.
"Kau tidak benar-benar sakit kepala kan?" Joong mencoba membuka pertanyaan.
Nine yang sebenarnya sudah ingin melelapkan dirinya berbalik ke arah Joong
"Entahlah.. aku bingung bagaimana mengatakannya, kurasa aku tidak siap ditinggalkan olehmu" Nine berkata jujur kali ini.
"Bukannya kita sudah sepakat, aku berjanji bahwa 6 bulan sekali aku akan kembali untuk istirahat disini 5-7 hari" Joong meyakinkan Nine.
"Aku tahu.. tapi bisakah kau bayangkan kali ini kita menikah, dan suamiku harus pergi dalam waktu yang lama" Nine sudah bersiap untuk menangis.
Joong yang paham akan keadaan akhirnya membawa Nine kedalam pelukannya, dan benar saja Nine pun langsung menumpahkan tangisannya dalam pelukan Joong.
Joong pun sebenarnya tidak terlalu siap meninggalkan orang yang dicintainya ini , tapi apa boleh buat ia pun tak bisa meneruskan bisnis tanpa kemampuan yang mumpuni dengan jenjang akhir yang ia miliki saat ini.
"Joong.. boleh aku berbicara sesuatu" Nine tiba-tiba mengucapkan kalimat
"Tentu sayang, tentu kau boleh berbicara" Joong mengelus punggung Nine berharap ia memberikan ketenangan disana.
"Apakah kau akan tetap berangkat, jika aku.. ''
Kalimat Nine menggantung yang membuat Joong heran sekaligus menerka apa yang sebetulnya akan Nine katakan..
"Kau kenapa?"
"Jika.. emm aku..."
"Sayang kau ini kenapa, katakan saja aku akan siap apapun itu asal kau mengatakannya"
"Apakah kau akan berangkat jika aku hamil?"
Joong membelalakkan matanya, seolah tak percaya dengan apa yang ia dengar dari mulut istrinya itu.
"Kau hamil?"
Nine mengangguk setelah mendengar pertanyaan Joong.
.
....
......
........TBC~~
WOWOWOWOW!!! Finally im back.. sesuai kesepakatan beberapa readers yang setuju cerita kedepannya bakalan Mpreg, maka chap ini akhirnya selesai dibuat...
Apakah Joong tetap berangkat? Atau Nine mengada-ada atas kehamilannya??Hope U Like It
C U Later~
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You , 2000
FanfictionMasa Depan akan melukiskan banyak hal yang terkadang tak pernah kita gambar dan tulis dimasa lalu, juga masa depan merupakan hal yang paling aku suka dalam hidupku, karena masa depan mampu menjaga rahasia yang tertulis didalamnya hingga waktu akan m...