Aku tak tahu memang hari ini aku sangat sial. Dari masalah tiket pesawatku yang tak bisaku dapatkan, dan malah membuatku tak bisa kabur dari acara keluarga yang membosankan.
Bukan aku tak suka berkumpul bersama dengan keluargaku, Cuma aku hanya ingin menghindari dari pembahasan itu.
Yah, apalagi kalau bukan menikah. Mungkin untuk umurku sekarang yang sudah 28tahun aku memang pantas menikah dan paling tidak sudah memiliki anak. Tapi itu tidak terjadi pada diriku saat ini.
Ya, salahkan saja dia. Dia yang telah pergi dan meninggalkan luka pada hidupku dan membuatku takut dan tak mau lagi merasakan namanya cinta.
Tapi walaupun aku belum menikah, untuk masalah kawin alias hubungan seks aku tak terlalu khawatir sebeb aku pasti dapat mengatasinya. Karna banyak wanita yang akan selalu mengantir dan dengan sukarela merelakan tubuhnya untukku jamah.
Namun saat wanita itu bilang cinta padaku maaf saja, aku akan segera memutuskan hubunganku. Karna cinta tak akan pernah ada dalam hidupku.
“Ini tiket lu sama passport lu” ujar Harry memberika tiket pesawat serta pasportku.
Harry adalah sahabatku dan merangkap sebagai asistenku. Sebenarnya ia, juga punya pekerjaan lain selain menjadi asistenku namun saat aku Tanya selalu jawab bahwa ia senang bekerja denganku. Dan pernah kuledek ‘kau Homo?’ dan malah aku kena timpuk buku olehnya.
Ya, sebenarnya rada aneh saja, dia punya pekerjaan lain dan dinyatakan Homo saja tidak. Sebab Harry sama sepertiku yang suka mengoleksi wanita jadi aku hanya bisa membiarkannya saja yang penting pekerjaanku tak terbengkalai. Lumayan ada yang membantu walaupun ada juga sekertaris tapi kalau Harry beda.
Ok, back to topic.
“Dari mana saja kau. Apa kau tak tahu kalau aku sudah menunggumu dari 30 menit yang lalu disini” ujarku kesal, bagaimana tidak aku sudah menunggunya disini 30menit yang lalu dan dia baru menunjukkan batang hidungnya padaku.
“Sorry. Biasa tadi ada masalah sedikit” ujarnya santai seraya duduk disebelahku.
“Alasan apalagi selain mengeluarkan spermamu itu dari sangkarnya. Dan aku tak mau lagi kau melakukan seks saat kita dinas seperti ini. Bisa gila aku kalau kau tak ada disini” ujarku mengeluh. Ya, mungkin kalau soal wanita atau seks aku lebih sedikit memilih.
Dan menghindari seks saat aku sedang dinas. Jadi lebih baik aku menahannya sampai aku sudah sampai di Jakarta baru aku akan melepaskan hasratku ini.
“Memang aku seperti dirimu yang bisa menahan berjam – jam. Dan satu lagi soal kau akan gila kalau tak ada aku. Aku akan meluruskan terlebih dahulu bahwa disini aku bukan homo dan dinyatakan 100% normal dan masih menyukai Vagina. Dan ingat yang dapat membuatmu gila bukan aku tapi ‘DIA’” ujar Harry menjelaskannya, dan untuk ucapannya yang terakhir aku tidak suka. Mengapa di harus membahas masalah dia.
“Ok.. Sorry. Aku tak akan mengulangginya lagi. Jadi tenang saja Bro” ujar Harry lagi karna aku menatapnya dan mengatupkan ragangku sebeb ia membahas masalah dia.
“Ok tak usah tegang seperti. Harusnya kau menyiakpan mentalmu sebeb besok setelah penerbagan kita ini. Kau akan bertemu dengan keluargamu” ujarnya kembali.
Dan sekarang malah aku sangat marah mengapa Harry harus mengingatkanku tentang masalah itu. Apa dia tak tahu aku malas berurusan dengan keluargaku itu.
Ya, mungkin 1 bulan sekali aku akan pulang tak harus diingat bahwa aku tak akan pernah betah apalagi kalau sudah ada sibocor Daisy bisa – bisa moodku hancor sudah.
Dan aku berdoa semoga anak kurang ajar itu tak datang besok.
Setelah menempuh perjalan panjangku dari jepang ke Indonesia, sampai lah sudah aku di Jakarta.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love?
RomanceCopyright © 2014 by kwaty1110 Hak Cipta Terlindungi © 2014 oleh kwaty1110 First Love itu indah. First Love itu cinta moyet. First Love itu tak bisa dilupakan. First Love itu yang lah yang membuatku takut mencintai. First Love itu Forever?