Hari ini aku bangun telat dan saat bangun aku melihat Bang Eka sedang asik dengan Ikan – ikan dikolam belakang rumah. Aku hampiri Bang Eka yang sedang asik di belakang.
“Pagi Bang..” sapaku pada Bang Eka.
Bang Eka yang mendengar suaraku segera menoleh padaku.
“Siang juga, Dek. Enak tidurnya?” Tanya Bang Eka serta membenarkan waktu yang sekarang sudah siang.
“Hehehhe… jadi malu. Enak” ujarku salah tingkah.
Sebenarnya aku jarang tidur sampai siang begini, tapi tak tahu bagaimana hari ini aku bisa telat bangun.
“Tumben Bang Eka masih dirumah. Biasanya udah pergi kemana gitu” ujarku bertanya seraya duduk desebelah Bang Eka.
“Emang Abang enggak boleh dirumah nih jadinya. Yaudah Abang pergi aja deh” ujar Bang Eka seraya mencoba berdiri dari duduknya. Aku yang melihatnya langsung mencegahnya.
“Becanda kali Bang. Enggak ada rasa humornya nih. Nanti enggak bakal ada cewek yang suka loh” ancamku padanya.
“Siapa bilang enggak ada yang suka. Banyak kali yang suka sama Abangmu ini” ujarnya sombong.
“Iya deh yang ganteng” jawabku mengalah. Memang susuh punya Abang sok kepedean.
Ya, hanya sifat inilah yang Bang Eka tutupi dari orang – orang. Dan hanya keluarga saja yang mengetahui kecuali sahabatnya tentunya.
“Itu baru Adek Abang” ujarnya seraya mengelus rambutku dengan sayang.
“Sekarang kamu mau ngapain. Mumpung libur. Jadi Abang bisa temenin kamu pergi” ujar Bang Eka kembali memberikan usul.
Sebenernya tawaran yang diberikan oleh Bang Eka sangat menarik. Sebeb jarang sekali Bang Eka bisa menyempatkan pergi bersama denganku. Tapi kelihatannya aku ingin kerumah Tari saja.
“Aku pergi kerumah Tari aja deh Bang. Enggak apa – apakan” ujarku.
“Bener Cuma mau kerumah Tari ajah?” Tanya Bang Eka memastikan padaku.
“Iya” ujarku cepat.
Sebenarnya juga aku kesana mau bertanya mengenai semalam dimana Bang Eka mengantarkan Tari pulang.
“Yaudah Bang Eka anterin kamu. Mau berangkat sekarang atau nanti?” ujar Bang Eka menawarkan untuk mengantaku pulang serta bertanya padaku kapan berangkatnya.
“Sekarang ajah deh Bang” ujarku seraya bangkit dari duduk dan pergi kekamar untuk bersiap – siap.
“Ok. Abang tunggu didepan ya” ujar Bang Eka seraya menyusulku berdiri serta berjalan kedepan, untuk menyiapkan mobil.
Setelah siap – siap aku segera menyusul Bang Eka yang sudah menunggu di Teras dan kedegarannya mobil juga sudah dihidupkan.
Bang Eka pun segera melajukan mobilnya setelah aku masuk kedalam mobil.
“Oh ya. Abang mau main kerumah Ray. Jadi nanti kalau kamu mau pulang telpon dulu Abang biar nanti Abang jemput” ujar Bang Eka.
“Enggak usah Bang. Nanti aku minta anterin Tari kalau enggak telpon rumah minta Pak Usman buat jemput Uli dirumah Tari. Abang main ajah sama Bang Ray” usulku. Aku juga tak enak selalu merepotkan Bang Eka. Ya memang benar aku adiknya tapi semenjak Ayah dan Bunda pergi Bang Eka lebih perhatian padaku.
Tapi aku juga tak mungkin selamanya harus bergantung kepada Bang Eka. Aku sudah dewasa dan harus belajar mandiri seperti banyak orang lainnya. Masa aku kalah sama adiknya Tari yang paling kecil bisa pergi kemana – mana sendiri tanpa ditemani Mas Bayu kakak tertua Tari. Dan ingat adik Tari itu permpuan.

KAMU SEDANG MEMBACA
First Love?
RomanceCopyright © 2014 by kwaty1110 Hak Cipta Terlindungi © 2014 oleh kwaty1110 First Love itu indah. First Love itu cinta moyet. First Love itu tak bisa dilupakan. First Love itu yang lah yang membuatku takut mencintai. First Love itu Forever?