pengiyaan ancaman

107 3 0
                                    

Larissa pov.

Mataku terus menatap denting jarum jam yang tidak bergerak sama sekali. Memang aku sudah tahu jika jam dinding di depanku ini mari, tapi menatap jam mati ini menjadi keasikanku setelah 11 jam yang lalu bertemu orang yang selama 5 tahun ini kuhindari.

Dan selama 11 jam, mataku tidak akan bisa tertutup rapat dengan nyenyak saat berada di kamar. Jadi lebih baik, dari kemarin malam, aku memilih untuk bersinggah di kantor dan menatap jam mati sialan ini.

"Larissa...." Aku menoleh ke sumber suara dengan wajah datar. Wajah diman mulitku terbuka lebar, kedua mataku hitam dan bentol seperti panda dan rambut yang tidak disisir sama sekali.

"Kamu benar baik-baik saja?" Suara wanita itu membuatku mengangguk lemah. kemudian kembali menatap jarum jam di dinding kantor yang mati.

"Beneran?"

Aku mengangguk, kemudian tiba tiba." Jarum jamnya kok gak gerak sih. Hei jarum jam jangan diam doang dong. Jawaaabb..." Aku beranjak lalu menghampiri jarum jam yang menempel di dinding.

"Elo perlu freesh air, sa. You messed up honey." Gadis itu memegang kedua bahuku.

Aku tak menjawabnya, tapi malah menangis berhambur memeluknya. Iya gua perlu udara fresh. kalau bisa udara dimana nggak ada pargum tengik lelaki itu.

Author pov

Lelaki bertubuh jakung itu menatap bangunan besar yang berada dihadapannya. Kaca mata hitam masih bertengger di hidungnya. Tubuh tegapnya menampakkan kesan berkuasa saat memasuki bangunan besar ini. Apalagi derap  langkahnya yang terdengar tajam di telinga membuat para staff di bangunan ini tunduk di hadapannya.

"Astaga.. Dana." Suara panghilana namanya membuat dia menghentikkan langkahnya. Dia memutar tubuhnya dan menemukan sosok gadia bertubuh langsing dengan eok spandeks melambaikan tangan untuknya.

Lelaki bernama dana ini berjalan, menghampiri gadis yang tak jauh darinya. Setelah itu, dia memeluk tubuh gadis langsing ini dan mencium kedua pipinya.

"Kamu masih nggak berubah dengan sebelum ngilang selama 5 tahun." Sindir gadis itu dengan mengerucitkan bibirnya ke depan.

"Saudara tiriku nggak usah banyak cincong deh."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

All about the bassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang