.
.
.
.
.
Terakhir💔
Please, buat yang belum vote dilaman sebelumnya. Vote ya. Diakhir jangan lupa tuliskan pendapat kalian ttg story ini.29 September 2026
Cahaya menyilaukan dari kamera memasuki retina mata Lisa tanpa henti. Dia sesekali harus menunduk untuk menghindarinya.
Sementara tim produksi beserta para actor dari film yang akan dibintanginya masih sibuk memberikan keterangan pers. Lisa tidak banyak berbicara karna perasaannya sedang tidak baik saat ini.
"Baiklah, masih ada pertanyaan?" Lisa menundukan kepalanya sejenak mendengar suara Dave, produser utama dari film yang dibintanginya.
"Aku, tapi aku ingin berbicara pada Lalisa" Lisa mengangkat wajahnya, menatap gadis berwajah oriental dibangku audience lalu menoleh sekilas pada Dave, meminta ijin.
Lisa menoleh dengan senyuman pada gadis oriental itu.
"Iya silah ..."
"Kau wanita jalang! Jennie benar-benar menang darimu. Tinggal menunggu waktu hingga Kai kembali dengannya dan ..."
"Tangkap dia"
"Jangan!!!" Lalisa bangkit dengan panik dari duduknya saat gadis yang terus berteriak padanya itu merontah meminta untuk dilepaskan oleh keamanan yang diperintahkan oleh crew.
Lisa berlari cepat mendekatinya, dan dengan lembut meminta keamanan untun melepaskannya, meski dengan sedikit kepayahan karna mereka terus menyeret gadis itu keluar dari ruangan dan baru memberi ruang untuknya setelah keluar dari sana.
Aksi heroik yang menarik perhatian isi ruangan itu tapi Lisa tidak perduli.
"Hei ..." Panggil Lisa dengan tenang pada gadis oriental tadi, yang masih ditahan dengan ketata oleh dua petugas keamanan. Wanita itu menatap Lisa lalu membuang wajahnya.
Lisa berdiri berhadapan dengannya dilorong belakang stage. Nafasnya terhelah, dan tangannya menyodorkan sesuatu didepan wanita oriental itu. Wanita itu menatap Lisa dengan bingung. Lisa tersenyum.
"Petugas keamanan memeriksa tasmu dan menemukan jika kau seorang mahasiswa yang datang ke negara ini dengan ijin wisata. Kau juga tinggal dihotel murah yang cukup jauh dari sini dan makan siang serta sarapan pada kedai makan yang tidak terlalu sehat bungkusnya. Makanlah ini nanti" ujar Lisa tenang sambil menyodorkan tas bekal didepannya.
"Aku tidak datang ke sini untuk mengemis padamu" desisnya kasar. Lisa tersenyum dan mengambil kembali kotak bekal itu lalu memeluknya.
"Kau memang datang kesini bukan untuk mengemis padaku, tapi untuk menghinaku" Lisa menatap mata sipit gadis itu dengan tenang. Sementara gadis itu mulai berkeringat panik saat Lisa mendekatkan wajahnya padanya.