1

7 0 0
                                    

Sudah saatnya mereka pulang ke rumah kembali, serasa sudah lelah seharian di kebun teh yang mereka miliki.

Kini mereka bertiga sudah sampai di rumah, tepatnya sudah berada di teras depan rumahnya yang cukup megah.

"Lo mau kemana dam?" Tanya asep

"Ganti baju"

Asep mengangguk tanda sudah mengerti apa yang akan saudara kembarnya lakukan. Sementara itu asep kini tengah duduk di bangku panjang yang sengaja di letakan di teras rumahnya.

"Mau makan dulu?"

Itu umi-nya, yang kini ikut duduk di samping asep.

"Nanti umi, asep belum laper".

Asep menyandarkan tubuhnya, rasanya lelah sekali seharian penuh ikut memantau panen daun teh.

"Umi" panggil asep

"Naon sep?"

"Asep mau tanya sesuatu sama umi".

"Tanya aja" jawab umi sembari tersenyum hangat

"Asep sama adam beneran sodara kembar asli kan?"

Umi mengernyitkan dahinya bingung pertanyaan macam apa ini? Sudah jelas jelas dari raut mukanya saja sama.

"Ya bener dong, kamu kok nanya gitu. Kenapa?"

Asep terkekeh, iya juga. Memang pertanyaan yang kurang masuk akal.

"Ga papa nanya aja."

"Kamu mandi, bersih bersih gih nanti makan bareng ya".

"Siap komandan!"

Umi masuk ke dalam rumah, sedangkan asep bersiap untuk melaksanakan perintah dari komandannya.

"Dam"

Asep masuk ke kamar adam, saat sedang berjalan menuju kamarnya tadi dirinya tidak sengaja melihat adam yang sedang duduk di roftoop kamarnya.

"Ngapain?" tanya adam dingin

"Lo yang ngapain? Malem malem masih nongkrong di sini. Gerimis". Balas asep

"Bukan urusan lo".

Asep menghela nafasnya lelah, aneh memang kenapa saudaranya yang satu ini.

"Lo ada masalah apa sama gue dam?"

Adam menatap asep tidak suka.

"Gue males ribut di sini, lo mending keluar dari kamer gue"

Asep mengangguk patuh, biar bagaimanapun juga dia harus tetap menghargai keputusan adam, dia harus belajar mengerti berada di posisi adam,  Barangkali adam sedang banyak fikiran.

Dia keluar dari kamar adam menuju kamarnya untuk segera bergegas membersihkan tubuhnya yang lengket.

Hanya butuh waktu 30 menit untuk asep membersihkan tubuhnya, kini dia sedang mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk.

Dia hanya mengenakan celana boxer dan di padukan dengan kaos polos berwarna coklat.

"Asep, adam turun nak. Makan malem"

Itu panggilan dari umi, yang mengisyaratkan agar seluruh penduduk di dalam rumahnya segera berkumpul di ruang makan terutama asep dan adam.

Asep keluar dari kamarnya bersamaan dengan adam yang terlihat baru saja muncul dari balik pintu kamarnya.

"Bareng" kata asep

Adam tidak menyahuti dia hanya berdiri di depan pintu kamarnya—menunggu asep.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang