Prolog

937 38 0
                                    

Happy Reading

"Rara, main kejar-kejaran yuk. Nanti kakak yang kejar biar Rara yang lari." Ucap seorang anak kecil berusia enam tahun pada sang adik yang usianya baru 4 tahun.

"Ayuk. Kak Lili kejal Lala ya. Satu, dua, tiga.." ucap sang adik dengan suara cadel nya dan langsung berlari, di belakangnya sudah ada sang kakak yang mengejar.

"Dek, kamu larinya cepet banget." Ucap sang kakak yang terlihat kelelahan namun tetap berlari.

"Kakak baru segitu udah capek. Aku masih kuat kok," ucap sang adik, tapi tiba-tiba dia terjatuh dengan memegang dadanya yang di sebelah kiri.

"Rara, kamu kenapa?" Tanya sang kakak panik dan langsung menghampiri sang adik.

"Kak Lili, sakit. Hiks... Hiks..." Ucap sang adik dan tiba-tiba tak sadarkan diri.

Sang kakak langsung panik dan langsung memanggil kedua orang tuanya yang berada didalam rumah.

"MAMA, PAPA," Teriak sang kakak membuat kedua orang tuanya yang berada dilantai atas berlari turun ke bawah.

"Kamu kenapa teriak-teriak, Riri? Rara mana?" Tanya Aluna, mama Riri dan Rara.

"Rara, Rara pingsan ma, pa." Ucap Riri dengan nafas ngos-ngosan karena berlari.

"Hah? Dimana adik kamu?" Tanya Rega, papa Riri dan Rara.

"Di taman belakang, pa." Ucap Riri, kedua orang tuanya langsung berlari meninggalkan Riri yang masih mengatur nafasnya setelah itu menyusul kedua orang tuanya.

~~~

"Gimana keadaan anak saya, Dok?" Tanya Rega pada dokter yang sudah memeriksa keadaan Rara.

"Sebelumnya, apakah anak anda memiliki penyakit?" Tanya Dokter.

"I-iya dok, anak saya memiliki penyakit kordiomiopati." Ucap Aluna dengan wajah panik.

"Begini, seperti yang anda tahu penyakit kordiomiopati adalah penyakit yang berhubungan dengan otot jantung yang lemah. Ini bisa membuat orang sesak atau mungkin pingsan jika terlalu lelah dengan degup jantung yang berdetak cepat." Ucap dokter tersebut.

"T-tapi, anak saya tak pernah kelelahan dok." Ucap Rega.

"Mungkin anak anda kelelahan karena bermain atau berlari, hal itu bisa membuat degup jantung semua orang berdetak cepat dan buat penderita kordiomiopati, itu bisa membuat seseorang pingsan."

"Kalau begitu makasih, dok." Ucap Rega dan diangguki dokter tersebut.

Setelah dokter tersebut pergi, Rega dan Aluna langsung menatap Riri dengan tatapan meminta penjelasan. Sedangkan yang ditatap hanya menunduk karena takut.

"Kamu apakan adik kamu?" Tanya Rega yang tiba-tiba menjadi dingin.

"Riri cuma main kejar-kejaran sama Rara, pa." Ucap Riri yang masih menunduk.

"God damn it! Gara-gara kamu, Rara jadi pingsan. Awas saja jika terjadi apa-apa pada Rara, saya tak segan-segan untuk mengusir kamu dari Rumah!" Ucap Rega dengan penuh penekanan sedangkan Aluna hanya bisa menangis karena khawatir pada Rara.

"M-maafin Riri, pa. Riri gak tau kalau Rara bakalan pingsan. Hiks... Hiks..." Tangis Riri pecah karena tak tahan jika dimarahi oleh papanya.

"Saya gak akan maafin kamu kalau Rara gak bisa sembuh! Ingat itu anak s*alan!!!" Ucap Rega lalu masuk ke dalam ruangan dimana Rara berada, disusul oleh Aluna.

"Hiks... Hiks... Rara, maafin kakak. Hiks... Hiks..." Riri memilih untuk menunggu di bangku Rumah sakit, karena ia tahu, jika ia masuk pasti akan dimarahi lagi oleh papanya.

Gara-gara kamu, Rara jadi pingsan.

Gara-gara kamu, Rara jadi pingsan.

Gara-gara kamu, Rara jadi pingsan.

Kata-kata itu terus terngiang ditelinga Riri yang sedari tadi menangis. Ia menyesal telah mengajak adiknya bermain kejar-kejaran. Ia berjanji, akan membuat Rara sembuh agar dirinya bisa bermain sepuasnya bersama sang adik, dan juga kedua orang tuanya.

To be continued

°
°
°

Haloo, akhirnya kita bertemu lagi di cerita baru, hehe😬
Jangan lupa vote!

Ini aku bukan dia[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang