Pagi ini Jungkook dan teman teman ada di kantin sekolah."Jung, apa dia masih mengganggumu?"
Jungkook mendengus. "Entahlah, bagaimana caranya agar dia bisa pergi dari hadapanku."
"Kenapa tidak kau terima saja cintanya?" Goda salah satu temannya.
"Kau ingin kupukul, Hyung?"
Mereka semua tertawa karena sudah berhasil menggoda adik kelincinya itu.
"Kelinci betina mengamuk. Awas nanti kau digigit, Joon. Hahahaha"
"Haaah" Jungkook menghela nafas lelah. "Bagaimana lagi cara agar dia menjauh dariku? Namjoon Hyung, biasanya kau punya ide cemerlang. Kali ini aku butuh ide cemerlang mu itu, Hyung. Kumohon."
"Aku sedang malas berfikir, Jung."
"Ayolah bantu aku.."
"Ayolah Namjoon, bantu uri Jungkookie .." Seokjin menambahi.
"Baiklah.."
.
.
."JIMIIIN .." sapa pemuda bertubuh tinggi, berkacamata, dan sedikit emm--
"Idiot! Jangan berteriak, bodoh!" Tegur salah satu murid dikelas itu.
Pemuda tersebut bukannya marah malah tersenyum kearah orang yang mengoloknya tadi.
Kejadian seperti itu seolah menjadi makannanya setiap hari. Jadi dia sudah kenyang mendengar cemoohan mereka.
"Selamat pagi, Jim." Tersenyum ramah pada teman satu satunya itu.
"Pagi, Tae." Yang disapa pun balas tersenyum manis.
"Jim, tadi saat perjalanan ke sekolah aku melihat ada penjual bunga, warnanya caaantik sekali. Lihatlah." Pemuda bernama Taehyung itu menunjukkan setangkai bunga yang disimpan di tasnya.
"Aku membeli satu untuk Jungkookie." Taehyung kembali tersenyum sumringah.
Jimin yang tadi ikut merasa senang pun berubah ekspresi, senyumnya mulai luntur dan berganti menjadi sendu.
"Nanti saat selesai pertandingan basket aku akan memberikan bunga ini pada Jungkookie. Pasti dia senang."
Jimin merasa kasihan pada temannya yang satu ini, sudah beberapa kali ditolak dengan tidak manusiawi, tapi masih saja memperjuangkan cintanya untuk Jungkook.
Jimin sudah mengingatkannya beberapa kali, tapi tetap Taehyung dalam pendiriannya. Jimin yang melihat Taehyung diperlakukan seperti itu saja merasa sakit hati, tapi kenapa Taehyung tetap mempertahankan orang keras kepala seperti Jungkook?.
"Apa kau yakin, Tae?" Jimin mulai khawatir.
"Iya, Jim. Nanti aku juga akan mengantarkan handuk untuknya. Pasti dia berkeringat setelah bertanding. Kalau nanti kau tidak mau ikut tidak apa, Jim. Aku akan pergi sendiri."
Jimin tersenyum getir "Aku akan ikut bersamamu, Tae."
'Bagaimana bisa aku membiarkanmu sendirian dipermalukan didepan semua orang, Tae?' batin Jimin.
Dilihatnya Taehyung senang sekali karena nanti akan memberikan bunga yang ditangannya itu pada pujaan hatinya.
.
.
."Jungkook, oper bolanya.."
Jungkook melemparkan bola basketnya pada Byun Shik. Byun Shik mendribble bola, melompat, dan--
"Argh!" gagal masuk.
Disisi lain..
"Jim, duduk disana. Ayo!" Taehyung bersemangat ingin menonton pertandingan basket.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS OneShoot
Short StoryIseng iseng nulis hehe .. Dalam oneshoot ini tidak mengandung unsur NC🔞 (maybe) .. Hanya cerita biasa .. Terimakasih yang sudah mau mampir baca .. Maaf atas segala kekurangan dalam penulisan:) Mohon masukannya, aku baru dalam dunia penulisan