Beberapa tahun kemudian mereka lulus, Ferdy dapat beasiswa keluar negeri. Sementara Firda lanjut studynya, sambil mengajar disebuah pesantren, impiannya sejak dulu. Komunikasi mereka terputus. Keduanya merasa sangat sedih, tapi apa boleh buat.
Tiga tahun berlalu, sekarang Firda sudah lulus S2. Diam-diam, ada seorang teman Firda yang menyukainya sejak lama, akan tetapi dia tidak sadar. Namanya Zhul. Zhul mencari tau tentang Firda sekaligus tempat tinggalnya, setelah dapat pekerjaan tetap dengan gaji yang cukup, diapun datang kerumah Firda untuk melamarnya, bersama dengan orang tuanya. Firda mendengarkan didalam kamar. Tak lama kemudian ibunya datang
"Sayang, kamu dengar semuanya kan?"
"Iya ma"
"jadi gimana?"
"bisa minta waktu gak ma?,"
"bisa kok sayang, nanti mama sampaikan, sampai kapan?"
"Hmm, 3 hari aja mah, ini saran dari ust.ku mah"
"Ok sayang, mama cuma mau kamu bahagia"
Firda mengangguk, ibunyapun keluar dan memberi tahu semuanya. Para tamupun pulang. Firda memandangi layar hpnya, dan membaca chat terakhirnya dengan Ferdy. Air matanya perlahan jatuh, dia ingin menunggunya, akan tetapi dia takut, bagaimana jika dia tidak kembali
"Hiks, aku harus bagaimana Fer?, kamu dimana?, aku mau nunggu kamu tapi aku takut, kamu gak akan kembali, dan lebih memilih disana, akupun tidak tau, apakah kamu masih sendiri atau tidak. Dan gak ada alasan buat nunggu, kita cuma sebatas teman dan gak pernah ada kepastian, baik dari kamu ataupun aku. Aku udah dilamar Fer, kalau dalam 3 hari kamu gak balas chat ini, aku bakal terima lamarannya. Meski aku tau, mustahil buat kamu membalas. Aku sayang sama kamu Fer, maaf aku ngomong duluan, agar jika nanti semuanya gak sesuai yang aku harapkan, aku bisa tetap lega, karena sudah bilang semuanya". Itulah isi chat Firda ke Ferdy hari ini.
Tiga hari berlalu, tak ada jawaban, akhirnya malamnya Firda shalat istikharah, dan memutuskan untuk menerima lamaran tersebut. Keluarganya sangat bahagia, begitupun Zhul. Persiapan pernikahanpun dilakukan, semuanya diatur oleh Zhul.
Firda dan Zhul mulai akrab, mereka beberapa kali keluar bersama untuk mengurus pernikahan mereka. Firda sangat bahagia memiliki zhul, dia sangat perhatian. Akan tetapi, Zhul masih belum bisa membuang Ferdy dari ingatan Firda, itulah yang membuat Firda sedih. Ia taku akan menyakiti hati Zhul jika terus seperti ini. Zhul sudah tau tentang hal ini, akan tetapi dia tetap menerima Firda, dan juga tidak pernah memaksa Firda untuk mencintainya.****
Dua tahun kemudian, Ferdy kembali ke Indonesia. Dia kembali kerumahnya, keluarganya sangat bahagia, kini Ferdy menjadi laki-laki yang mapan. Beberapa hari kemudian, dia mengaktifkan kembali Whatsappnya, ternyata ada pesan dari Firda sejak beberapa tahun lalu. Matanya terbelalak, ia menangis. Ia tidak sempat mengutarakan perasaannya sebelum pergi. Akhirnya dia kehilangan orang yang dicintainya.
Ferdy berusaha mencari informasi tentang Firda. Akhirnya, tak lama kemudian ia berhasil. Firda ternyata masih mengajar dipesantren yang sama. Ferdypun memberanikan diri untuk pergi mememuinya.****
Ferdy tiba disebuah pesantren yang didalamnya begitu banyak santriwan sanntriwati yang berlari menuju kelas, namun jalannya dibatasi antara laki-laki dan perempuan. Diapun berjalan masuk, dan...
"Itu bukannya kak Firda" Gumamnya
Dia pun mendekat, dan semakin jelas bahwa itu Firda, dia tengah menggendong bayi dan bermain dengannya
"uuh, Sayang, senang yah kena matahari". Bayi itu tersenyum, bahkan sesekali suara tawanya terdengar. Ferdy semakin sedih, karena memang sudah tidak ada harapan lagi,
"yah ini salahku, yang tidak pernah memberi kepastian dan hanya terus mengatakan bahwa kami berteman. Coba saja aku lebih cepat melihat pesannya, aku terlalu sibuk mengejar impianku"
Ferdy lalu berdiri, karena posisinya saat ini tengah berlulut
"Kak Firda"
Firda terkejut, dan tidak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Suara ini"
Ia lalu menoleh dengan cepat. Ia terdiam, dan tak mampu mengatakan apa-apa,
"Ini, ini gak mungkin, kenapa, kenapa dia disini, kenapa, hiks" gumamnya dengan air mata yang mulai mengalir
"Kak, kakak kenapa?"
Ia lalu berniat untuk pergi, tapi Ferdy lebih dulu menahannya, karena sudah tau apa yang akan dia lakukan
"kakak kenapa?, apa yang terjadi? kenapa kakak mau pergi? kakak gak mau ketemu aku?, Kakak tau kan, ini pertama kalinya kita ketemu secara langsung, kakak bilang akan nyapa aku duluan, tapi kenapa kakak malah mau pergi dan menghindar, terus kenapa kakak gak mau natap aku?". Bayi yang digendong Firda pun menangis
"Maaf, anak kakak jadi nangis"
Firda lalu masuk kedalam ruangan
"Tunggu sebentar"
Tak lama kemudian Firda keluar, Ia menarik tangan Ferdy dan mengajaknya keluar dari lingkungan pesantren, dan langsung ke mobil Ferdy
"Naik"
"iya kak"
Ferdy , tidak mengatakan apapun
"Jalan"
Ferdipun menurut, Firda menjadi oenunjuk jalan, sampai akhirnya mereka tiba di pantai yang dulu sering menjadi tempat janjian mereka yang selalu gagal. Mereka lalu duduk berdampingan
"kenapa kita kesini kak?"
"Gak papa, kamu mau ngomong apa?"
"Hmm, apa suami kakak gak marah kalau kita begini?"
Firda terkejut, alisnya naik, dan menatap tajam kearah Ferdy
"Maksud kamu apa?"
"Bukannya beberapa tahun yang lalu kakak menikah, kakak kan ngechat aku"
Firda terdiam, dia teringat Zhul, matanya berkaca dan kemudian air matanya jatuh
"kenapa kak?, aku salah bicara?"
"nggak kok"
"terus"
"Pernikahan kami batal"
Ferdy terkejut, dia tidak tau apa harus senang atau sedih
"kenapa?"
"Hmm, Zhul sakit, dan gak ada yang tau soal itu, akhirnya sebelum pernikahan kami dilaksanakan, dia drop dan akhirnya, dia meninggal. Jujur aku gak nyangka dia bakal ninggalin aku secepat itu. Dia orang yang baik, hanya saja aku belum sempat balas perasaannya dia"
"Maksud kakak?"
"yah jadi, dia tau kalau aku suka sama orang lain, yang lama gak ada kabar, tapi bukannya marah, dia malah tersenyum, dan bilang, kalau dia sama sekali tidak masalah, dan akan tetap buat aku bahagia"
Air mata Firda terusengalir
"siapa orang itu?"
"yang mana?"
"orang yang kakak suka"
Firda terdiam, dia tak mampu mengatakan apa-apa
"Gak papa kalau kakak gak mau bilang, lagi pula aku udah tau, dan sejujurnya aku senang karena ternyata kakak masih sendiri"
"Hmm"
Ferdy menatap Firda, lalu memegang tangannya
"Sekarang aku gak mau menutupi apapun lagi, aku gak mau kehilangan lagi, dan perpisahan lagi"
Firda hanya terdiam
"Aku sayang sama kakak, sejak dulu hingga sekarang, aku bela-belain pulang ke Indonesia cuma buat kakak, aku mau lamar kakak"
"Kamu bercanda kan?"
"kak, kita bukan anak kecil atau remaja lagi, aku serius"
Firda tersenyum sangat bahagia
"Jadi gimana, kakak maukan jadi istri aku?"
Firda mengangguk
"Ini yang aku tunggu sejak dulu dari kamu"
"maksudnya?"
"kamu masih mau pura-pura gak tau?orang yang kusuka itu kamu"
Ferdy sangat senang, dia lalu berteriak
"Aku sayang kakak"
Firda hanya geleng-geleng kepala melihatnya.
Beberapa hari kemudian, merekapun menikah, dan hidup bahagia.THE END
Akhirnya kelar, huh, selamat membaca, maaf yah kalau seandainya ceritanya agak aneh, atau gak sesuai yang kalian mau, yang pasti jangan lupa bahagia.