Assalammualaikum!
Part lengkapnya ada di DREAME yaaaaaaaaaa
Tertanda,
Carissa Aznii
10 Januari 2020 (ditulis pertama kali)-----------------------------------------------------------
Dua tahun kemudian.Blue Mosque, Turki.
Ya, Dina tak pernah menyangka bahwa akhirnya ia akan ada di dalamnya. Berjalan mengitari masjid di hari terkahirnya di Turki. Masjid ini merupakan saksi bisu sejarah kejayaan Kekaisaran Ottoman yang pernah berdiri di Negara Turki. Hal yang membuat Dina tak berhenti bersyukur disertai lelehan air mata yang menghangatkan pipi. Ia masih tak pernah menyangka bahwa akan berdiri disini, sendiri. Ya, sendiri.
Setahun lalu, Dina bahkan belum terlalu sembuh dari luka dan kisah pahit yang dialaminya. Entah tentang cinta, tentang hati dan jalan hidup yang berliku dengan ujian yang mungkin tak seberapa dibanding kebanyakan orang lainnya. Tapi itu lah takdirnya. Takdir yang harus ia jalani dengan sabar dan tawakal kepada-Nya. Hingga dalam setahun ia kerahkan semua kekuatannya untuk menapaki hidupnya yang berat dengan hanya berbekal cinta-Nya. Berpasrah pada keadaan dan takdir yang tak peduli dengan deritanya. Terus menghujamnya hingga ia bisa berdiri saat ini di depan masjid biru yang indah, ditanah dimana Islam pernah sangat berjaya. Dan ia bangga menjadi seseorang yang memeluk agama Allah ini.
Berdiri di depan masjid ini, seolah membuatnya berputar pada kenangan tentang bagaimana ia bangkit dari keterpurukan cinta. Hingga akhirnya ia bisa berdiri disini, sendiri dengan disaksikan pencipta-Nya. Hal yang justru baru ia sadari kenapa hidupnya begitu pelik bertahun-tahun belakang. Kenapa? Karena Allah ingin membuat hidupnya lebih baik dan lebih bermanfaat tidak hanya untuknya tetapi juga untuk orang-orang di sekitarnya. Atau bahkan ia sudah melakukan hal yang lebih dari itu?
Sekali lagi, Dina mengabadikan foto masjid itu. Dilanjutkan dengan mengambil fotonya sendiri berbekal pertolongan orang-orang yang lewat di sekitarnya. Dengan senyum cantik, jilbab yang terlilit rapi di leher, mantel yang tebal karena dingin, dan sepatu boot cantik berwarna marun. Penampilannya yang sekarang bak model, cantik dan menawan. Jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Walau yah, ia memang tak pernah ketinggalan tren tetapi kali ini lebih keren dari itu. Sampai-sampai satu keluarga besarnya pun terus memuji penampilannya yang makin hari makin cantik dan ceria.
"Thank you," ucapnya lantas membiarkan perempuan itu pergi usai mengambil fotonya. Ia sangat berterima kasih karena foto cantiknya dengan background Blue Mosque terekam rapi di dalam kamera. Tak lupa, ia juga mengecek foto-foto yang diambil sebelumnya. Setelah puas, ia segera membereskan kameranya dan merapikan tasnya. Baru akan berjalan, ponselnya bergetar. Muncul satu nama yang membuatnya tersenyum.
"Assalamualaikum, paaaa!"
Yeah, tentu saja papa posesifnya sangat aktif menghubungi. Menilik ia yang begitu jauh dari papanya yang berada di Indonesia. Ah, apa ada yang menyadari? Bagaimana bisa Dina ke Turki sendiri? Padahal dulu untuk sekedar ke Bandung sendiri pun, sangat sulit mendapat izin dari papanya.
Yeah hanya dalam setahun kehidupannya berubah berkat-Nya.
-----------------------------------------------------------
Ardan menguap lebar usai solat subuh. Alhamdulillah, solat subuhnya sudah jarang bolong. Efek usia bertambah dan tentu saja ia yang semakin rajin ikut kajian meski sempat surut dua tahun belakang. Kini semangatnya mulai kembali. Sesubuh ini, ia sudah keluar dari kamarnya. Matanya melirik ke suara televisi yang terdengar tak asing. Kakinya melangkah dengan pelan lalu berbelok ke ruang keluarga dimana suara televisi itu berasal. Begitu duduk dan menyimak, benar saja. Itu suara saudara kembarnya yang baru saja mengenalkan desa muslim kecil di Yunani. Papanya sudah duduk sambil tersenyum, tak henti menatap anak gadisnya yang cantik sekali di televisi sana. Aisha? Mama mereka yang masih cantik itu juga tersenyum. Akhirnya, episode pertama Dina membawakan acara religi muslim di Eropa tayang juga. Setelah dua bulan ini gadis itu tak kunjung pulang karena harus syuting. Yeah, ada perjalanan panjang selama setahun ini hingga Dina sampai dititik ini. Dititik yang tak pernah ia sangka bahkan tak pernah berpikir bahwa ia akan menjadi seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Berjodoh
SpiritualDua tahun berlalu. Waktu berjalan begitu cepat hingga banyak yang berubah. Kini kisah mereka berpisah. Dilapak ini, akan dikisahkan akhir kisah cinta milik Dina yang sempat berliku dan selalu terluka. Kini? Gadis itu tidak lagi bermuram. Ujian cint...