1||11

131K 4.7K 122
                                    


🍂I'm not your obsession 🍂



Mengetahui satu fakta tentang Andreas menjadi beban tersendiri bagi Felicya. Sekarang gadis itu sedikit menjaga jarak. Yang awalnya Felicya pikir, dirinya dan Andreas mungkin bisa berteman dengan baik, kini pikiran itu terlempar jauh ke antartika.

Tapi, Felicya tak merasa menyesal, karena Andreas orang yang tampan. Untunglah Andreas tampan, jadi Felicya tak perlu berlarut-larut memikirkan masalah itu terus menerus.

Apa mungkin Felicya akan jatuh cinta dengan Andreas? Entahlah. Rasanya aneh saat mengetahui orang yang membuat mu selalu bertanya-tanya ternyata berada tepat di sampingmu. Itu sedikit membuat jantung Felicya bergetar.

Hampir satu minggu ini Darin tak pulang kerumah. Setelah acara Honeymoon dadakan yang di lakukan Darin, semenjak saat itu Felicya belum melihat Darin lagi.

Seminggu tak melihat wajah Darin, Felicya sedikit merindukannya. Itu karena Felicya telah menyadari perasaannya. Kecemasan akan ketidak pulangan Darin kerumah semakin hari semakin menjadi.

Memikirkan dimana sebenarnya Darin berada? Apa yang sedang dilakukan pria itu? Dengan siapa Darin saat ini? Terus berkecamuk dalam benak Felicya. Yang akhirnya membuatnya susah tidur setiap malam. Kantung matanyapun sudah mulai menghitam akibat jam tidur yang tak cukup.

Felicya berjalan gontai menuju lemari es. Gairah hidupnya seakan hilang seketika. Dia merasa tercampakkan oleh suaminya. Hah suami? Bahkan Felicya ingin menertawai dirinya sendiri.

"Eh! Lo bukannya juga pelayan yaa di rumah ini? Kerja dong! Jangan malas-malasan!!" Felicya yang baru saja membasahi tenggorokannya sekali tegukan, mengerjap menatap seorang pelayan yang sudah berdiri di hadapannya.

Wanita yang juga merupakan salah satu pelayan itu menjahit seragamnya terlalu ketat. Menunjukkan aset tubuhnya. Make up berlebihan serta bibir merah menggoda.

Felicya mengeryit. 'Apa Darin tidak jijik melihat pelayannya berdandan seperti itu?'

Pelayan itu menyadari tatapan menilai Felicya, membuatnya semakin berwajah garang.

"Ngapain lo liat-liat?! Sadar kalu gue ternyata lebih cantik dari lo!" sinis pelayan itu memandang penuh kebencian Felicya.

Felicya menggut-manggut memegang dagunya. "Nama tante siapa?" tanya Felicya dengan senyum merekah tanpa dosa.

Pelayan itu melotot tak suka. "Gue gak se tua itu buat lo panggil tante!"

"Oh? Hehehe. Jadi nama kakak siapa?" ulang Felicya.

"Nama gue selin. Lo?!"

Di balas dengan menanyai namanya, tentu Felicya merasa senang. "Aku Felicya." harapannya, semoga bisa berteman baik dengan para pelayan yang ada di sini.

Selin melipat tangannya, menopang payudaranya yang besar. "Jadi lo itu sebenarnya di sini jadi pelayan apa simpenannya tuan Darin?"

Karena nada suara Selin yang tak se kasar tadi, Felicya dengan senang hati menjawab. "Aku juga pelayan kok. Kita sama."

"Oke bagus. Kalau gitu, sekarang mending lo bersihin taman belakang. Ngumpul sama anak-anak yang lainnya."

I'm Not Your Obsession [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang