Prolog

19 5 0
                                    

'Aku tak butuh teman'

☆☆☆

Namaku Kyra. Murid kelas 3 SMP yang tak lama lagi memasuki jenjang SMA. Aku tak mempunyai sahabat, teman, atau apapun itu. Lagipula, aku tak butuh mereka.

Alasan? Tak ada alasan khusus. Hanya saja aku benar-benar tak butuh. Selama aku masih mempunyai keluargaku, ayah, ibu, dan kakak laki-laki ku. Aku tak apa. Aku yakin itu.

"Kyra nanti sekolah ditempat kakak ya", ujar seorang lelaki didalam mobil mereka. "Ah? Iya juga. Sebentar lagi Kyra masuk SMA ya? Ngga kerasa ya. Waktu cepat berlalu", kekeh ibu mereka, Freya.

"Papa setuju kan? Kalo Kyra masuk tempat si kakak?", tanya ibu mereka pada ayah mereka yang tengah mengendarai mobil tersebut.

"Setuju-setuju aja bun. Kyra mau sekolah disana?", tanya ayahnya lalu menghadap kaca yang biasanya ada didalam mobil untuk melihat reaksi anaknya.

Kyra hanya mengangguk dan menatap keluar. "Hah..", Freya sempat geleng-geleng kepala karena sikap anak bungsunya tersebut.

"Nanti disana berteman ya", ujar Freya. "Gak. Aku gak butuh", balas Kyra menekan tiap nada. Yah.. kadang sikap dingin dan cuek nya ia tunjukkan didepan kedua orang tuanya.

☆☆☆

"Selamat pagi semuanya", ujar sang guru sambil tersenyum ramah kepada murid-muridnya yang tengah duduk dibangku masing-masing.

"Pagi buk!", balas semuanya.

"Perkenalkan, nama ibu Zanna Kirania. Panggil ibu, Bu Nana ya", ucap nya. "Bu? Boleh nanya?", salah satu murid mengacungkan tangannya.

"Ya?".

"Nomor we'a ibu apa bu? Sekalian fesbuk dan ige nya. Hehe", ucap murid cowok tersebut. "Nomor we'a ibu +62812********. Fesbuk ibu Zanna Kirania. Ige nya Z_nana", ucapnya sambil menulisnya dipapan tulis.

Beberapa murid mencatatnya, dan sisanya hanya diam ditempat, nyimak. "Ada lagi?", tanyanya ramah. "Tinggal dimana bu?", tanya salah seorang murid lagi.

"Di jalan kasih, gang sayang. Nomor 123", jawabnya. "Ada lagi?", tanyanya. Dan semua menggeleng.

"Kalo gitu. Kita perkenalan dulu ya. Dimulai dari kamu", tunjuk Zanna kepada murid cowok paling ujung dekat jendela dan paling depan.

"Namaku Adhitama Elvan Syahreza. Panggil aja Reza. Salken!", ujarnya lalu duduk. Dan terus bergiliran.

"Namaku Nirmala Salsabila. Panggil aja Bila"

"Namaku Anindira Mashewari. Panggil aja Dira".

"Ardian Adhlino Gavin. Panggil Dian".

Dan tibalah giliran Kyra. Ia berdiri dan memperkenalkan dirinya dengan tatapan cuek dan dinginnya serta nada bicaranya yang datar se datar tembok.

"Kyra Queensha. Panggil Kyra", ujarnya lalu duduk.

"Anaknya dingin.. malas deh temenan ama dia"

"Alah. Paling sok aja. Biasa, cewek caper!"

Perkenalan terus berlanjut. Dan bel istirahat berbunyi. Mereka mulai membagi tim. Ada yang kekantin, menggosip, main HP, kenalan, dan lain sebagainya.

Kyra yang duduk didekat jendela dibelakang bangku Reza hanya memandang keluar. Memandang lapangan. Anak-anak yang berhamburan sana sini membuatnya tak suka. Apa enaknya sih, berteman?

"Hei!", panggil seorang gadis bersama rombongannya. Aku hanya diam menatapnya. Mau apa sih mereka?

"Temenan yok!", ajaknya.
.
.
.
.
.
.
"Hah?".

The Meaning of FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang