◗  p r o l o g

2.5K 185 0
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Fera.

Hari itu hujan turun dengan sangat
deras. Salah satu Peri bunga Lotus itu—Fera—terjebak saat hujan yang mengharuskan dirinya menunda untuk pulang ke tempat asalnya. Sayap putih lembut miliknya sudah basah terkena ribuan tetes hujan. Ia padahal sedang bersantai di danau seperti biasa.

Fera berlari pelan ke arah gubuk terbengkalai dengan sedikit mengepakkan sayapnya, tidak terlalu jauh dari danau tadi berada, fera berlindung untuk berteduh. Fera menghela napasnya panjang melihat hujan turun makin deras.

Katakanlah bahwa Fera bodoh, karena yang pertama, ia selalu saja pergi ke danau untuk melihat dan memastikan apakah lelaki tampan yang ia temui malam itu akan datang ke sana lagi atau tidak. Fakta yang tak dapat dielakkan bahwasannya lelaki itu adalah manusia sedangkan dalam kamus seorang peri sangat pantang hukumnya terlibat dengan manusia.

Lalu yang kedua, Fera juga suka memakan bunga Lotus yang bermekaran di atas air danau ini padahal di tempat asalnya sudah ada bahkan justru malah lebih banyak. Namun tetap saja bagi Fera bunga lotus di bumi jauh lebih enak ketimbang yang ada di tempat tinggalnya sebab itulah ia gemar pergi ke danau yang mencengkam ini.

Fret | Park SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang